Dessy melihati benda yang baru saja ditaruh Adri ke atas telapak tangannya. Ia mendekatkan diri lebih dekat pada benda imut tadi.
“Apaan nih?”
“Kipas angin.”
“What?”
“Aku suka lihat kamu nonton aku di panggung sambil kipas-kipas wajah karena kepanasan. Tinggal kamu colok di hape, dan.... tadaaaa.... kipasnya berputar."
Dessy tentu tahu mengenai alat itu. Tapi tak menyangka bahwa ia kemudian akan memilikinya. Lebih tak menyangka lagi bahwa si bopung ternyata begitu memperhatikan dirinya sampai-sampai ‘bela-belain’ membeli perangkat imut semacam itu.
"Mudah-mudahan dengan ini kamu nggak akan kepanasan lagi.”
"Memang kalau aku kepanasan kenapa?"
"Takut kamu nggak mau datang lagi."
Cep!
Jantung Dessy seperti ditancap sebuah panah. Entah panah apa. Panah Cupid mungkin.
“Terima kasih.”