Tersembunyi di balik pohon, pada sebuah bangku taman, dengan busur ber-mistletoe, terdengar percakapan sepasang manusia.
“Happy New Year.”
“Tauk ah.”
“Kamu marah, Des?”
“Marah sih nggak. Kaget. Koq kamu bisa kayak gitu.”
“Gitu gimana?”
“Agresif. Badung. Nakal.”
“Mungkin karena aku sedikit.... mabuk.”
“Mabuk?”
“Iya. Mabuk karena minum rootbeer. Alkohol dalam minuman itu memang kurang aj.... Lho, kenapa ketawa?”
“Dodol lu ah. Rootbeer itu nggak ada alkoholnya, tauk!”
“Kata siapa?”
“Jangan mentang-mentang ada kata ‘bir’ terus lu pikir dia itu ada alkoholnya. Sama halnya bir pletok, rootbeer juga nggak ada alkoholnya.”
“Ah, aku nggak percaya.”
“Halaaah.... bilang aja lu emang mau kissing gue. Dasar badung lu!”
“Habisnya kamu ragu-ragu, ya udah deh. Aku kecup dirimu. Hehehe... Tapi kamu suka nggak?”
“Idih, malah kecewa.”
“Kecewa karena ternyata aku bisa lancang?”
“Bukan itu.”
“Terus? Kecewa karena apa?”