Ada orang lain di sini selain kita!

Tak sesuai dengan apa yang Shao Long duga, termasuk juga yang lainnya, hanya berjalan kurang lebih 300 meter, mereka telah sampai di ujung lorong, dimana disana terdapat sebuah ruangan yang luasnya sekitar 15x15m. Jarak yang ternyata dekat ini membuat mereka terheran-heran, terlebih mereka baru menyadari sinar dari senter, berapapun jangkauannya, hanya dapat menyinari jarak 1 meter di depannya, 'benar-benar sangat mistis' itulah setidaknya yang mereka pikirkan.

"Apakah kita harus melanjutkan?!" Shen Guiren, dengan bulu kuduk yang telah berdiri semua, memecah keheningan diantara mereka yang hanya berdiri di ujung lorong, tidak ada yang berani mengawali masuk ke dalam ruangan yang ada di depan.

Mereka tidak menjawab apa yang Shen Guiren tanyakan, malah saling memandang dengan maksud melihat jawaban pertama apa yang teman mereka berikan. Mereka semua hanya ingin ikut saja, jika yang pertama keluar adalah jawaban lanjut, maka mereka, yang tadi memilih pilihan menjelajahi, akan tetap melanjutkan. Dan jika tidak lanjut, begitu pun sebaliknya.

"Daripada nanggung mending kita lanjut saja!" Su Yun memecah keheningan setelah 10 menit tidak ada bicara. Su Yun tahu alasan kenapa mereka tidak ada yang berani memberikan pilihan, baik lanjut atau tidak, mereka takut menjadi orang yang paling depan jika bilang lanjut, dan malu dicap sebagai pengecut jika bilang tidak lanjut.

Dengan dipimpin Su Yun, mereka mulai memasuki ruangan itu, akan tetapi baru saja melangkahkan kaki 2 langkah, mereka sudah disambut dengan sesuatu yang bisa membuat jantung copot. Suara tikus berdecit bersamaan dengan angin yang berhembus di leher belakang, benar-benar kombinasi yang sangat pas sampai membuat mereka semua berteriak serentak.

"Fuck! Tikus bangsat!" Shen Guiren, yang masih dalam posisi memeluk leher Shao Long dari samping, mengumpatkan semua kekesalannya yang ada. Shen Guiren juga masih belum sadar, lantaran saking ketakutannya dia secara reflek memeluk orang yang ada di sampingnya.

"Woi! Aku bukan gay! Lepasin!" Shao Long mengibas-ngibaskan Shen Guiren yang menempel padanya, berharap Shen Guiren sadar dan melepaskan pelukannya.

Memang, Shen Guiren langsung menyadarinya, dia dengan secepat kilat melepaskan pelukannya. "Sorry, Bro!" Shen Guiren hanya cengengesan dengan pipinya yang memerah. Dia tidak marah atau dendam saat disebut gay, bukannya dia benar gay, tapi ini merupakan bercandaan di antara semua laki-laki ketika ada seorang laki-laki dengan laki-laki lainnya terlalu 'dekat'.

Kemudian mereka melanjutkan memeriksa ruangan itu setelah sempat terhenti, 5 menit penuh perjuangan melawan rasa takut, akhirnya mereka berhasil memetakan apa saja yang ada di dalam ruangan. Ternyata ruangan itu berbentuk setengah bola, dan di depan dinding ada 4 peti harta karun setinggi pusar mereka yang ditata berjejer mengikuti bentuk tembok. Selain itu, ada satu barang yang benar-benar membuat mereka sangat terkejut, ada sebuah ranjang yang berada pas di tengah, dengan posisi menyampingi jalan masuk ke ruangan.

"Apakah kalian pikir di dalamnya ada emas?!" Shen Guiren mengutarakan pikirannya setelah mencoba mencari cara untuk membuka peti tapi tak ada satupun dari cara yang digunakannya berhasil.

Akan tetapi, tak sesuai dengan apa yang dia harapkan. Bukannya mendapat respon dari mereka yang lainnya, Shen Guiren malah tampak di cuekin. Sebenarnya tidak benar jika dicuekin, hanya saja mereka yang lainnya tidak mendengar apa yang Shen Guiren tanyakan. Sebab mereka yang lainnya sedang berkumpul disekeliling ranjang, mereka terlihat sedang mendiskusikan sesuatu dengan serius.

Shen Guiren memutuskan untuk mencari mereka, setelah menunggu sesaat namun tak kunjung mendapat respon. Shen Guiren masih belum tahu bahwa semua temannya sedang berkumpul di satu tempat, dia baru menyadarinya sewaktu mencari mereka.

"Hei, ada apa?! kenapa kalian berkumpul disini?!" Shen Guiren yang datang dari belakangnya Su Yun mengajukan pertanyaan. Dia merasa sedikit heran, terutama ketika melihat wajah mereka yang serius.

Bukannya menjawab, mereka serempak menyuruh Shen Guiren untuk melihat ke permukaan kasur, serta untuk merasakan suhunya juga. Shen Guiren yang tidak tahu apa-apa, hanya melakukan saja sesuai dengan apa yang mereka suruh. Melihat betapa seriusnya mereka, dia bahkan sama sekali tidak merasa curiga seumpama itu jebakan dari lelucon mereka atau sesuatu.

Baru saja Shen Guiren menyinari permukaan kasur dengan senternya, dia sudah dikejutkan oleh sesuatu, dia melihat ada cetakan orang tidur yang tercetak di kasur. Selain itu, dari segi material kasur, dia menduga terbuat dari kapuk, tapi sekarang itu terasa sangat keras, menandakan bahwa sudah lama sekali sejak terakhir kali kasur ini dijemur atau dibalik agar kapuk menjadi lembut. Itu artinya ada seseorang yang telah lama tidur di kasur ini, bahkan tidak pernah sekalipun bangun. Yang pasti orang itu masih hidup, ini terlihat dari kasur yang tidak bau sama sekali dan bahkan terkesan sangat bersih. Sekarang yang menjadi pertanyaan, dimana orang itu. Shen Guiren tidak sembarang mengemukakan pertanyaan itu didalam pikirannya, sebab dia juga merasakan cetakan itu masih terasa hangat.

"I-Ini?!" Semua bulu kuduk Shen Guiren telah berdiri dan tubuhnya gemetar sesudah mengetahui semua itu. Dia menatap mereka masing-masing, bermaksud mencari tahu dari ekspresi mereka, apakah sedang bercanda atau tidak.

"Ada orang lain disini selain kita!" Su Yun mengucapkan kalimat yang teramat sangat tidak ingin mereka dengar.

Seketika kalimat itu membuat jantung mereka berdetak lebih kencang.

"Lebih baik kita cepat-cepat keluar dari sini!!!" Song Qingge merasa suasananya tiba-tiba berubah tambah sangat menyeramkan, tidak tahu penyebabnya, apakah gara-gara kalimat Su Yun atau sesuatu, yang pasti nalurinya mengatakan untuk segera meninggalkan tempat ini.

Mereka semua mengangguk setuju dengan sarannya Song Qingge, tapi sayang seribu sayang, ketika ingin mengeksekusi saran itu, mereka dikejutkan dengan tubuh mereka yang tidak bisa digerakan, bahkan seincipun tidak bisa, yang bisa mereka lakukan hanyalah menggerakkan mata dan mulut. Dugaan mereka, pasti ada hubungannya dengan hal aneh di ranjang. Mereka pun menjadi semakin panik, ketika melihat ruangan, terutama area dekat ranjang, yang awalnya gelap tanpa sumber penerangan menjadi sedikit remang-remang. Lantaran mendadak ada sumber cahaya yang keluar dari langit ruangan, yang posisinya tepat di atas ranjang, meski cahaya yang keluar seperti lampu 5 watt yang mau rusak. Tak sampai berhenti disitu adegan yang membuat jantung mereka berdetak semakin lebih kencang, perlahan-lahan terdengar langkah kaki dari arah headboard ranjang, persisnya area gelap yang tidak tersinari cahaya.

"Hello!!!" Dengan suara yang amat serak, orang itu langsung menyapa menggunakan bahasa yang tidak dimengerti oleh mereka ber-5 waktu sampai di tempat yang tersinari cahaya.

Seketika ke empat dari mereka pingsan, hanya menyisakan Su Yun yang tidak. Bukannya dia berani dan tak kenal takut, melainkan Su Yun memiliki penyakit lemah jantung. Jadi tidak tahan dengan tekanan dari suasana yang semakin menyeramkan, terutama setelah melihat orang itu, Su Yun pingsan sampai kebablasan, alias meninggal.

Bagaimana tidak menyeramkan, orang itu dengan tinggi badan sedikit lebih tinggi dari mereka mengenakan jubah tudung berwarna hitam, memakai topeng Hannya berwarna merah darah, dengan ekspresi topeng yang sangat menakutkan seperti bertanduk iblis, mata yang terlihat bisa menembus kedalam jiwa, dan mulut menyeringai dengan gigi taringnya yang mencuat keluar. Sedangkan di kanan orang itu, dia terlihat sedang membawa pedang yang seakan ingin membunuh mereka.

Ditempat yang menyeramkan ini, tiba-tiba muncul seseorang dengan tampilan seperti ini, hanya ada dua hal, jika bukan hantu, orang itu pasti psikopat pembunuh yang sedang menunggu korbannya, setidaknya itulah yang ada di pikiran mereka berlima sebelum pingsan.

"Eh?! Kenapa malah pada pingsan?! Padahal cuma ingin bertanya!" Suara orang itu terdengar kembali normal, dia telah membenarkan tenggorokannya yang karatan sebab sudah sangat lama dia tidak berbicara.

Orang itu tidak mencoba untuk segera membangunkan mereka, malahan orang itu terlihat sedang sibuk melakukan aktivitasnya sendiri, memeriksa pedang dan mengelap setiap incinya, lalu menyampirkan pedang kembali ke pinggang. "Baiklah! Setelah tepukan tangan sekali, kalian akan terbangun dari tidur, kalian akan kembali ke rumah masing-masing serta melupakan semua yang terjadi disini!" Di awali dengan tepukan tangan sekali, seolah-olah acara hipnotis di acara televisi, orang itu berbicara seakan memberikan sugesti kepada mereka.

Sungguh sangat mistis, mereka memang terbangun dan melakukan apa yang dikatakan selepas orang itu menepuk tangan sekali, kecuali Su Yun yang secara pas terjatuh tengkurap ke kasur, berhubungan dengan orang itu tidak lagi mengunci mereka, sehingga mereka bisa bergerak bebas.

Orang itu sedikit heran melihat ada satu orang yang tidak mengikuti apa yang dia perintahkan, orang itu mengira Su Yun tidak mempan terhadap jurus hipnotisnya. Orang itu tidak tahu bahwa Su Yun telah mati, orang itu baru mengetahuinya setelah secara menyeluruh membungkus Su Yun dengan indranya untuk memeriksa alasan kenapa Su Yun bisa kebal terhadap hipnotisnya.

"Bagaimana dia bisa mati?!" Wajah bertanya-tanya tampak jelas di balik topek yang orang itu kenakan. Orang itu tidak percaya dengan apa yang dia saksikan, dia bahkan tidak melakukan apa-apa tapi telah membunuh seseorang.

Orang itu dengan hati-hati membaringkan Su Yun ke ranjang, walaupun itu merupakan sesuatu yang tidak berguna bagi orang yang telah mati, orang itu tetap melakukannya, setidaknya orang itu ingin menghormati Su Yun yang telah tiada dengan cara menghormati tubuh yang Su Yun tinggalkan.