Tidak ada balasan dari Su Yun, lantaran fokus perhatiannya tidak lagi pada Bibi Hua. Melainkan perubahan peristiwa yang sangat menarik perhatian Su Yun, yaitu darah yang menyembur keluar dari luka tembak yang diderita pria 1 sedikit demi sedikit berhenti setelah seorang Pria Cantik yang datang entah dari mana menaburkan bubuk berwarna abu-abu di lukanya.
Meski jarak mereka terpaut beberapa meter, Su Yun masih bisa mencium aroma bahan yang terkandung di dalam bubuk itu. Sehingga tanpa perlu bertanya, Su Yun bisa tahu kegunaannya. Kurang lebih hampir sama dengan Pil Regen miliknya, sekali minum dapat langsung menyembuhkan luka luar yang dikatagorikan sedang, bukan berat yang mana salah satu anggota badan terputus. Namun sepertinya yang dimiliki Pria Cantik itu versi low budget dari Pil miliknya, lihat saja betapa lambatnya luka itu menutup.
"Dasar binatang! Apa yang kalian lakukan pada gadis kecil itu, apa kalian memperkosanya?!" Suara keras Bibi Hua memecah keheningan yang ada.
Setelah menyadari permintaan maafnya diabaikan Su Yun, mau tak mau Bibi Hua mengarahkan pandangannya ke arah yang sama dengan Su Yun untuk mencari tahu apa yang begitu istimewa sampai-sampai Su Yun berani mengabaikan dirinya.
Berbeda dengan Su Yun yang terfokus pada perubahan pria 1, fokus perhatian Bibi Hua terletak pada seorang gadis kecil yang terkapar di lantai dalam keadaan bertelanjang bulat, dengan beberapa bagian tubuh gadis kecil itu tercetak telapak tangan orang dewasa yang terlihat jelas di kulitnya yang putih.
"Hahaha!" Tawa keras Pria Cantik itu saat berdiri. "Benar, akulah yang memperkosanya! Emang apa yang akan kamu lakukan, melaporkanku ke polisi?! Silahkan saja, aku akan menunggu!" Tak hanya nadanya yang sombong, tatapan serta postur berdirinya juga. "Tapi sebelum itu, aku ingin memberi pelajaran pada bocah ingusan yang ada di sampingmu, berani-beraninya mel~ AWWW!" Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Pria Cantik itu berteriak kesakitan. Jari telunjuk sebelah kanan yang digunakan untuk menunjuk hidung Su Yun tiba-tiba patah begitu saja dengan posisi bengkok ke atas sehingga terlihat seperti menunjuk hidung sendiri.
Tidak peduli siapa yang menyebabkannya, pastinya hal itu telah berhasil menghentikan kesombongan yang dimiliki Pria Cantik itu. Sekarang yang ada di wajah Pria cantik itu hanya wajah meringis kesakitan yang terlihat amat jelek.
Mendapati yang terjadi pada Pria Cantik itu, Bibi Hua merasa sangat bahagia, dan tidak bisa untuk tidak berkeinginan menambah rasa sakit yang diderita Pria Cantik itu dengan sebuah ejekan. "Syukurin, Kualat kan?! Makanya, jangan sombong, apalagi melakukan kejahatan di siang hari bolong! Dewa pasti murka kepadamu!"
Sekalinya mendengar ejekan Bibi Hua, wajah Pria Cantik itu berubah beringas. Bukan diakibatkan kalimat Bibi Hua yang menyebabkan Pria Cantik itu menjadi emosi, melainkan apa yang dilakukan Bibi Hua, yaitu mengomentari kemalangan Pria Cantik itu, yang mana secara tidak sadar membuat Pria Cantik itu berpikir bahwa pelaku penyebab jarinya patah adalah Bibi Hua.
"Sialan! Berani-beraninya kamu melakukan ini padaku, apa kamu tidak tahu siapa ayahku?!" Kedua mata Pria Cantik itu melebar, memelototi Bibi Hua dalam-dalam.
Apa yang Pria Cantik itu perlihatkan memancing amarah Su Yun. Sebagai seorang kekasih yang baik, tentunya tidak akan membiarkan wanitanya dipelototi seorang pria seperti itu. Entah Bibi Hua mengalami kerugian atau tidak, tidak menghormati Bibi Hua sama artinya tidak menghormati dirinya, dan asal tahu saja, seorang kultivator selalu mempunyai harga diri yang sangat tinggi.
Beruntung bagi Pria Cantik itu, ini bukan Su Yun yang dulu, melainkan Su Yun yang telah terkontaminasi ingatan Su Yun Asli. Sehingga saat mendapati harga dirinya tidak dihormati, tidak ada lagi aksi asal main bunuh saja di tempat, Su Yun masih bisa menggunakan otaknya untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dari sekedar membunuh, yaitu memaafkan.
Itulah mengapa, sekalinya melihat kelakuan Pria Cantik itu, Su Yun tidak langsung membunuhnya, malah lebih memilih meladeni omongan Pria Cantik itu. "Emang ada apa dengan Ayahmu, apa Ibumu tidak memberitahu siapa Ayahmu?!"
Omongan Su Yun terlihat biasa, akan tetapi di balik kalimat itu terdapat arti yang lain, dan arti itulah yang tidak diketahui Pria Cantik itu, dia membalas omongan Su Yun dengan polos. "Tentu saja Ibuku memberitahu! Dia adalah Hun Dan, penguasa geng Hercules!" Pria Cantik itu menyebut ayahnya dengan bangga dan penuh kesombongan yang tinggi.
Di dalam kesombongan itu, Pria Cantik berharap setelah dia menyebutkan nama ayahnya, Su Yun dan Bibi Hua, atau orang-orang di sekitar akan langsung merasa ketakutan. Gayung tak bersambut, harapan tak sesuai dengan kenyataan, ketakutan yang ditunggu tidak kunjung muncul. Yang ada, orang-orang di sekitar menutup mulutnya, menahan tawa. Sementara untuk Bibi Hua, jangan ditanya, dia sudah tertawa terbahak-bahak.
Mendapati itu, Pria Cantik merasa keheranan. "Apa yang kalian tertawakan?!" Mata Pria Cantik itu berkeliling, bermaksud meminta jawaban dari orang-orang yang dilihatnya. Sayangnya tidak ada yang berani menjawab, dan salah satu anak buah Pria Cantik itu merasa tak tahan melihat Bosnya ditertawakan, anak buah itu membisikkan arti kalimat itu ke telinga Pria Cantik itu.
"Bos, seharusnya jangan dibalas omongan pria itu! Karena secara tidak langsung Bos mengakui bahwa Ibunya Bos seorang pelacur, suka bergonta-ganti pria hingga tidak tahu siapa yang menjadi Ayahnya Bos!" Bisik anak buah itu yang sok tahu.
"Apa?!" Ucap Pria Cantik itu dengan nada kaget. Berawal dari perasaan kaget tersebut, perasaan benci kepada Bibi Hua dan Su Yun yang sudah ada di dalam diri Pria Cantik itu semakin menjadi-jadi. Awalnya Pria Cantik itu tidak ingin menggunakan kekerasan agar tidak mengundang perhatian ayahnya. Kali ini dihadapkan oleh seseorang yang berani menghina orang tuanya, tidak ada kata tidak untuk tidak menggunakan kekerasan. "Kalian semua dengarkan perintahku! Cepat tangkap kedua orang itu, lalu patahkan semua anggota tubuhnya! Aku ingin memberi contoh kepada mereka, apa jadinya bila berani menghina orang tuaku!" Penuh dengan kemarahan, Pria Cantik itu menengok ke belakang, berbicara kepada anak buahnya yang ada di sana.
Sementara anak buah yang ditatap Pria Cantik itu hanya bisa membuat wajah kesulitan, mereka saling pandang satu sama lain. Mengapa mereka begitu, apa lagi kalau bukan perintah yang diberikan kepada mereka. Mencari masalah dengan Su Yun, bukankah itu mencari mati. Ingatan mereka masih segar tentang kehebatan Su Yun yang bisa menghindari peluru.
"Mengapa kalian diam saja?! Apa kalian tidak mendengar apa yang aku perintahkan?!" Dalam ketidaktahuannya akan kehebatan Su Yun, Pria Cantik itu merasa jengkel melihat anak buahnya diam saja, tanpa ada tanda-tanda ingin melaksanakan perintahnya.
Untuk sementara yang muncul hanya perasaan jengkel, dan perasaan jengkel itu semakin bertambah hingga akhirnya menjadi sebuah kemarahan saat tidak ada satupun dari mereka yang menjawab omongannya.
Sikap yang mereka perlihatkan dapat diartikan sebagai bentuk penghinaan kepada Pria Cantik itu yang notabene Bos mereka. Memang, itulah yang sedang dipikirkan Pria Cantik itu. Merasa terhina akan sikap mereka, Pria Cantik itu berniat memberi pelajaran kepada anak buahnya sendiri sebelum memberi pelajaran kepada Su Yun dan Bibi Hua.
Pelajaran yang dimaksud Pria Cantik itu adalah sebuah tamparan ke salah satu anak buahnya, entah siapa yang tidak beruntung. Akan tetapi saat akan melancarkan niatnya itu, tiba-tiba ada salah satu anak buahnya yang berbicara, membuat Pria Cantik itu menghentikan niatnya sebentar.
Anak buah yang berani bersuara itu adalah pria yang sama yang tadi berbisik di telinga Pria Cantik itu. "Bos, tolong pertimbangkan kembali perintahmu! Pria yang ingin Bos celakai bukan orang biasa! Baru kali ini aku bertemu seseorang yang begitu mudah menghindari peluru, dan yang paling luar biasa, dia bisa berteleportasi! Sangat tidak memungkinkan manusia biasa bisa melakukannya!" Dari awal hingga akhir, pria itu berbicara dengan mata melihat ke bawah, tidak berani menatap mata Bos mereka yang sedang marah.
"Apakah yang kamu katakan itu benar?!" Pria Cantik itu merasa tak percaya dengan yang dikatakan anak buahnya itu, yang menyebut Su Yun bukan orang biasa.
Ketidakpercayaan Pria Cantik itu seketika dijawab oleh masing-masing dari mereka. "Benar, Bos!" Serempak mereka menggunakan kata yang sama, dan di antara suara dewasa mereka, ada suara bocah yang menyempil. "Tentu saja benar yang dikatakan anak buahmu!" Suara itu terdengar jelas dari arah belakang Pria Cantik itu.
Mendapatkan kepastian dari anak buahnya yang lain, serta mendengar omongan Su Yun yang begitu sombong di belakangnya, semakin memantapkan kepercayaan Pria Cantik itu bahwa klaim anak buahnya tadi adalah benar adanya, dan yah Pria Cantik itu sama sekali tidak terkejut akan kemampuan yang dimiliki Su Yun, mengingat itu bukan pertama kalinya dia melihat seseorang dengan kemampuan seperti itu.