Untuk saat itu, ia lupa puja-puji Wahyu bahwa dirinya menarik. Kini dengan Slamet yang jelas mengajaknya kencan, perlukah ia mengubah pandangannya selama ini?
Tangan Slamet yang tadi dicubit kini menyodorkan uang. Nabila menatap uang itu dan kemudian menatap Slamet. Pria itu mengangguk.
“Iya, ini buat kamu.”
“Bener nih?”
Dengan ekspresif, setelah melihat kanan kiri dan yakin tak ada yang melihat, Slamet menyisip uang ke belahan dada Nabila melalui V-neck blus yang dikenakan.
“Jangan pulang cepet. Jam 5.30 aku tunggu di tangga turun.”
Saat Slamet pergi, Nabila merasa jantungnya berdetak lebih keras. Tidak berlebihankah apa yang ia lakukan? Tidak terlalu cepatkah apa yang ia kerjakan? Ia tidak bodoh dan mengerti apa yang akan dilakukan bersama pria itu. Ia sudah beberapa kali mendengar bahwa Slamet sering meniduri PSK. Kini pria berbau badan itu akan meniduri dirinya!