Regina memanggil Topan. Pria itu tentu saja tak jelas benar untuk alasan apa ia pada sore itu dipanggil Regina. Tapi apapun itu, jelas ia senang bisa bersama-sama dengan wanita yang usianya jauh lebih tua darinya itu. Saat melihat kedatangan Topan, Regina sangat pelit berbicara. Terlebih ketika ia meminta pria itu masuk ke dalam paviliun. Mulutnya seolah terkunci. Baru setelah Topan menanyakan untuk apa dirinya dipanggil, ia lalu menyerahkan ponselnya pada Topan dimana ponsel itu masih aktif terhubung.
“T-temen Tante ingin bicara,” katanya gugup.
Sementara Topan mulai bicara ia lantas duduk ke sofa yang agak jauh dari situ.
“Hi Topan, ini Sofia.”
“Halo Tante Sofia.”
“Topan, kamu lagi sibuk gak?”
“Nggak. Ada apa ya?”
“Wah kebetulan. Ini Tante mau ngasih tau….. mmm… kamu bisa dipercaya pegang rahasia?”
“Sangat bisa, Tante.”
“Wawww. Tante juga mau tanya apakah kamu… masih perjaka?”