“Gimana, Nabila? Enak kan? Jangan ditelan dulu. Buka mulutnya.”
Nabila membuka mulutnya, memperlihatkan sisa sperma Topan yang belum sempat tertelan. Dimain-mainkannya cairan lengket itu dengan lidahnya, sebelum akhirnya ditelan juga. Semua seperti yang dilakukan permain khusus dewasa skala profesional.
“Enak, Nabila?”
“Enak…”
“Enak kan ngisap kont*l?”
“Iya… kont*l enak…”
Pandangan Nabila masih kosong. Tapi ia tahu masih ada dua pria yang masih harus ia layani.
Wahyu memberi perintah. “To, hajar pantatnya.”
*
Clara bermimpi buruk. Mimpi buruk yang berturut-turut datang dalam kurang dari seminggu ini. Walau mimpi malam itu berbeda, tetap saja itu adalah mimpi buruk. Ia bermimpi berada dalam sebuah gua dan sedag mengikuti ritual sebuah sekte.