Bab 14. Jarak ~ Alasan

Orang itu, dia merokok sambil menenteng senapan anginnya. Celana jeansnya sudah begitu jelek, robek di setiap bagiannya. Lebih parah lagi, ada darah di tangan kanan yang memegang sebatang rokok.

Aku sedikit menjauh saat ia mendekat dan ia langsung menjelaskan, "Ini cuma luka biasa, kena kayu."

Aku menarik napas dalam, syukurlah, kukira itu bekas cakaran atau gigitan. Setelah itu aku memandang setiap sudut jalan dan rumah-rumah, masih aman, suara orang ini tak mengundang para mayat.

Setidaknya belum.

Aku tak mempedulikan orang ini, segera kulangkahkan kaki pergi. Ia mengikuti sambil bilang, "Tunggu gue!"

Langkahku tak berhenti. Lebih cepat pergi dari sini adalah pilihan terbaik. Urusan berterima kasih nanti saja, kali ini dia malah bisa membunuhku dengan kecerobohannya.

Dia menyamai langkahku. Aku sedikit memperlambat, ia pun berkata, "Kita cari sepeda, ada tokonya di sekitar sini, kalau jalan capek."