๐ PART 33
Setelah di hantar pak Mahmud , Nik memegang erat tangan Humaira seperti tidak ingin melepaskan gadis itu . Humaira hanya terkebil-kebil memandang tangannya yang di pegang , tidak pernah-pernah dia merasa ada seorang lelaki yang memegangnya , tapi ini kan suaminya , dia tetap akur saja . Nik membawa Humaira masuk ke bilik nya , lalu tubuh Humaira di letakkan di hujung katilnya , tangannya memegang bahu Humaira lalu menundukkan wajahnya sedikit bagi melihat wajah cantik Humaira .
"๐ ๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐ฝ๐ , ๐๐บ๐ ๐ฝ๐๐ฝ๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐บ๐๐ , ๐ ๐พ๐๐บ๐ ๐บ๐๐ ๐๐บ๐๐ฝ๐ , ๐๐บ๐ ๐๐๐ ๐บ๐ ๐๐บ๐๐ ๐๐บ๐๐ฝ๐ . ๐ช๐บ๐ ๐๐บ๐๐๐บ๐ ๐๐บ๐ ๐๐พ ๐๐บ๐๐บ-๐๐บ๐๐บ ๐๐๐ ๐บ๐ , ๐ป๐๐ ๐บ ๐บ๐๐ ๐๐พ๐ ๐๐บ๐ ๐ฝ๐บ๐๐๐๐บ๐ฝ๐บ ๐ป๐๐ ๐๐ ๐บ๐๐ ๐๐บ๐๐๐ , ๐ฝ๐บ๐ ๐บ๐๐ ๐ฝ๐บ๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐ฝ๐พ ๐๐บ๐ ๐๐๐๐ , ๐๐บ๐ ๐บ๐๐บ๐ ๐ฝ๐บ๐๐บ๐ ๐ฝ๐พ๐๐ฝ๐บ ๐ฝ๐บ๐๐๐๐บ๐ฝ๐บ ๐บ๐๐ , ๐ฟ๐บ๐๐บ๐" . Kata Nik dengan suara garau nya , walaupun seharian berpeluh berpenat melayan tetamu , namun wangian perfume nya masih sangat jelas . "๐ค๐๐๐ , ๐๐๐บ๐ .. ๐๐บ๐๐บ ๐ฟ๐บ๐๐บ๐ , ๐๐บ๐๐บ ๐บ๐๐บ๐ ๐ฝ๐๐ฝ๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐บ๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐๐บ๐ ๐ ๐บ๐บ ๐บ๐๐บ๐ ๐๐บ๐ป๐๐ ๐๐บ๐๐ฝ๐" . Gugup Humaira berbicara sambil memandang anak mata Nik .
Nik terus tersenyum sinis , dia masih tidak melepaskan tangannya dari memengang bahu Humaira yang masih berlapik baju berwarna putih itu masa akad nikah . Nik memandang lama wajah Humaira yang masih memakai make up natural itu , dia pun perlahan-lahan melepaskan tangannya dari bahu Humaira . Songkok berwarna hitam yang masih kemas di kepalanya terus di tanggalkan , "๐ฉ๐บ๐๐๐บ๐ ๐๐บ๐ ๐๐พ๐๐๐ ๐๐บ๐๐บ-๐๐บ๐๐บ , ๐๐๐๐ฝ ๐๐๐๐ " . Kata Nik sekali lagi sambil menepuk lembut kepala Humaira yang masih tersarung tudung labuh . Dia pun mengambil tuala yang tersidai di ampaian plastik lalu mengatur langkahnya ke bilik air bersama dengan baju putih melayu serta sampin yang bercorak hitam kelabu .
Melihat tubub Nik yang sudah hilang dari pandangan , Humaira terus melepaskan nafasnya lega , dia mengurut dadanya perlahan . Matanya masih mencari jam dinding dalam bilik Nik , matanya tertumpu pada arah jam yang menunjukkan pukul 9 malam . Tidak terasa yang pukul 2 petang tadi dia sudah sah menjadi isteri kepada Nik Shafiq Hadari . "๐ฌ๐๐๐๐๐๐ ๐ญ๐๐ ๐๐บ๐๐ฝ๐ ๐ ๐บ๐๐บ ๐๐๐ , ๐บ๐๐บ๐๐๐๐บ ๐๐บ๐ ๐บ๐ ๐บ๐๐ ๐บ๐๐ ๐๐พ๐๐๐ ๐ป๐๐ ๐๐ ๐๐พ๐ป๐พ๐ ๐บ๐ ๐๐พ๐๐บ๐๐บ๐๐ ๐๐ , ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐พ๐๐๐บ๐ ๐บ๐๐ ๐ฝ๐บ๐๐บ๐๐ ๐ป๐บ๐ ๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐๐๐ . ๐ฎ๐๐บ๐ ๐๐ ๐ง๐๐๐บ๐๐๐บ๐บ !" . Kata Humaira yang sudah lupa dengan kata-kata Nik , dan terus membuka langkah seribu menuju ke biliknya .
Tanpa Humaira sedar , dengan langkahnya yang kelam kabut tadi akhirnya terlupaa untuk mengunci pintu . Bilik air terus di serbu tanpa membuka sehelai pakaiannya , dalam beberapa minit membersihkan diri , dia baru perasan yang dia lupa mengambil tuala mandi yang berbentuk baju itu di dalam almari nya . "๐ ๐๐๐๐ , ๐๐พ๐๐บ๐๐บ ๐ ๐บ๐บ ๐บ๐๐ ๐ ๐๐๐บ ๐๐บ๐ ๐บ๐๐ป๐๐ ๐๐๐บ๐ ๐บ ๐๐๐ ๐บ๐ ! ๐๐บ๐ผ๐บ๐ ๐๐บ๐๐บ ๐๐บ๐ ๐๐พ๐ ๐๐บ๐ ๐๐ ! ๐๐บ๐๐๐บ๐ ๐ ๐บ ๐๐บ๐ ๐ป๐พ๐ป๐๐๐พ๐ !" . Keluh Humaira sambil memukul dahinya berkali-kali . Namun matanya sempat terpandangkan tuala berwarna putih yang tersangkut di belakang pintu bilik air . "๐ณ๐บ๐๐ ๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐๐บ๐ ๐บ ๐ ๐พ๐ ๐บ๐๐ , ๐๐บ๐ ๐บ๐ ๐บ๐๐ ๐๐บ๐๐บ๐ ๐๐๐ ๐บ๐ , ๐๐บ๐๐๐บ๐๐๐๐บ ๐๐บ๐๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐บ๐ ๐๐พ๐๐บ ๐ ๐บ๐บ ๐๐บ๐๐บ๐ป๐๐๐บ . ๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐บ๐๐๐บ๐๐ ๐บ ๐ฌ๐บ๐๐๐บ๐ , ๐บ๐๐บ๐ ๐๐บ๐ ๐๐๐บ๐ ๐บ" . Dalam membebel pun , dia sempat memakai tuala itu , baginya tiada pilihan lain lagi . Kalau lambat siap pulak , tak pasal-pasal kena marah dengan Mr . Dingin tu lagi adala .
Nik pun akhirnya keluar dari bilik air dengan tuala yang kemas terpakai di pinggangnya , tuala kecil yang berada di tangannya di gunakan untuk mengelap rambutnya yang basah . Matanya terus mencari-cari kelibat Humaira di dalam bilik nya , "๐ง๐๐ , ๐๐บ๐๐บ ๐๐๐ ๐บ๐ ๐๐พ๐๐๐๐๐๐บ ๐ผ๐๐ ๐ง๐๐๐บ๐๐๐บ ๐๐ . ๐ญ๐บ๐ ๐๐พ๐๐บ ๐ฝ๐๐บ ๐๐ ๐ฝ๐พ๐๐๐บ๐ ๐บ๐๐" . Kedengaran ada nada tegas dalam suara garau nya . Dia pun melangkah keluar dari bilik nya tanpa mengenakan baju , tuala yang masih berada di pinggang nya pun di biarkan saja . Setelah dia sampai di depan pintu bilik Humaira , dia mendengar ada suara seperti orang yang sedang menyanyi sambil mengeringkan rambut . Lantas terdetik satu idea jahat di dalam fikiran Nik , laju tangannya memulas tombol tanpa mengetuk nya terlebih dahulu . '๐ฃ๐ถ๐ข๐ต ๐ข๐ฑ๐ข ๐ฏ๐ข๐ฌ ๐ฌ๐ฆ๐ต๐ถk ๐ฑ๐ช๐ฏ๐ต๐ถ , ๐ฅ๐ช๐ข ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ฉ ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช ๐ช๐ด๐ต๐ฆ๐ณ๐ช ๐ข๐ฌ๐ถ' . gumam Nik dalam hatinya sambil tersenyum sinis .
Mendengar bunyi pintu yang di buka dari luar , Humaira pantas memusingkan tubuhnya . Bulat matanya memandang apabila wajah Nik yang terpacul di muka pintu , serta merta alat pengering rambut yang di pakai Humaira terus terjatuh dari tangannya . Dia memandang tubuh Nik yang tidak berbaju , rambutnya pula yang masih separuh basah itu di pandangnya tanpa berkelip . Nik pula terkedu melihat tubuh ramping Humaira serta kulit yang putih melepak , tuala berwarna putih yang hanya paras peha itu betul-betul membuat Nik merasa ingin menerkam gadis itu .
"๐ค๐๐๐๐๐ , ๐บ๐๐บ ๐บ๐๐บ๐ ๐ป๐๐บ๐ ๐๐บ๐ ๐๐๐๐ ! ๐บ๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐๐ ๐ป๐๐ ๐๐ ๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐พ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ !" . Gelabah Humaira berbicara . Nik tidak menghiraukan Humaira lantas tangannya menuntup pintu bilik itu lalu di kunci nya , dia mula berjalan perlahan ke arah Humaira yang tengah gelabah mencari sesuatu untuk menutupi tubuh nya yang terdedah . Kini , Nik semakin hampir dengan Humaira yang tidak perasan dengan kehadirannya . Dengan pantas tangan Nik memusingkan tubuh Humaira menghadapnya , Humaira terkedu ! tidak dapat berbuat apa-apa apabila tangan Nik yang sudah melingkari tubuh nya yang hanya berlapikkan tuala pendek itu .
"๐ช๐บ๐ ๐บ๐๐ ๐ฝ๐บ๐ ๐ผ๐บ๐๐บ๐ , ๐๐บ๐๐๐บ๐ ๐๐พ๐๐๐ ๐๐บ๐๐บ-๐๐บ๐๐บ , ๐๐บ๐๐ ๐๐บ๐ ๐ฝ๐พ๐๐๐ . ๐ฒ๐๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐๐บ๐ ๐๐พ ๐๐บ๐ ๐ฝ๐พ๐๐๐บ๐ ๐ผ๐บ๐๐บ๐ ๐บ๐๐ ๐๐" . Nik mulai bersuara , dia mengetatkan lagi tangannya dari merangkul pinggang Humaira . Tangan Humaira terus terletak di dada bidang Nik tanpa berlapik kan apa-apa . "๐ค๐๐๐ , ๐๐บ๐๐บ ๐๐บ๐ ๐๐บ๐-๐ฝ๐ ๐๐พ-๐๐บ๐ ๐๐พ ๐๐บ-๐ฝ๐ , ๐๐บ๐ ๐๐บ๐-๐๐๐บ ๐๐-๐ ak yang ๐บ๐๐บ๐ ๐บ๐๐บl ๐๐๐บ๐ mandi" . Tergagap-gagap Humaira bersuara apabila merasakan tubuh Nik yang sangat rapat dengan tubuh nya .
Nik melepaskan tangannya dari merangkul tubuh Humaira , namun tangan Humaira pula yang di letakkan di lehernya . Sekali lagi Humaira terkedu ! dia menelan liurnya , Nik pula merapatkan tubuh Humaira ke dinding sambil tangannya di letakkan di pinggang Humaira . "๐ค๐๐๐ , ๐บ๐๐บ๐ ๐๐บ๐ ๐ป๐๐บ๐ ๐บ๐๐บ ๐๐ ? ๐ป๐บ๐๐๐ ๐บ ๐๐บ๐๐บ ๐๐บ๐๐บ๐ ๐ป๐บ๐๐ ๐๐พ๐๐บ๐ , ๐๐บ๐๐บ ๐๐บ๐ ๐๐พ๐ ๐พ๐๐บ ๐๐บ๐๐บ๐ ๐๐๐บ๐ ๐บ ๐๐๐๐๐๐บ๐ ๐๐บ๐ผ๐บ๐ ๐๐" . Laju Humaira berbicara untuk menjauhkan perasaan hatinya yang sedang berdebar . "๐ ๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐พ๐๐บ๐ ๐๐๐ ๐๐บ๐ ๐บ๐ ๐๐บ๐ ๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐บ๐ ๐ป๐บ๐๐ ๐๐พ๐๐บ๐ ๐๐๐๐ , ๐บ๐๐บ ๐๐บ๐๐ ๐๐บ๐ ๐ฝ๐ ๐๐๐๐บ๐๐๐บ๐ , ๐๐บ๐ ๐๐๐ ๐ฝ๐บ๐ ๐๐บ๐ฝ๐ ๐๐๐๐พ๐๐ ๐บ๐๐ ๐๐บ๐ , ๐๐ ๐บ๐๐ ๐บ๐ฝ๐บ ๐๐บ๐ ๐ ๐บ ๐บ๐๐บ๐ ๐๐บ๐" . Bisik Nik di telinga Humaira , wangian shampoo yang di pakai Humaira betul-betul mengundang nafsu lelakinya .
Humaira hanya terdiam seribu bahasa , matanya di tutup rapat , takut dengan perbuatan Nik ke atasnya . Mata Humaira terus membuntang apabila merasakan bibirnya di kucup lembut . Nafas Nik terasa pada wajahnya , "๐ช๐บ๐ ๐ฝ๐บ๐ ๐ป๐๐บ๐ ๐บ๐๐ ๐๐บ๐๐๐ ๐ผ๐๐๐๐บ ๐ฝ๐พ๐๐๐บ๐ ๐๐บ๐ ๐ง๐๐๐บ๐๐๐บ , ๐๐บ๐บ ๐บ๐๐ ๐ฝ๐บ๐ ๐๐บ๐๐๐ ๐ผ๐๐๐๐บ ๐ฝ๐พ๐๐๐บ๐ ๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐บ ๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐๐๐๐ ๐๐บ๐๐ ๐๐ . ๐ฃ๐บ๐ ๐๐พ๐๐บ๐๐บ๐๐ ๐๐ ๐๐บ๐ ๐ฝ๐บ๐ ๐๐บ๐ฝ๐ ๐๐๐๐พ๐๐ ๐บ๐๐ , ๐๐ ... ๐๐๐๐๐๐บ๐ ๐บ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐พ๐๐๐๐ ๐๐บ๐ ๐๐พ๐ป๐บ๐๐บ๐ ๐๐พ๐๐๐บ๐๐ ๐๐๐๐พ๐๐ ๐๐บ๐๐ ๐๐บ๐" . Kedengaran suara Nik lembut menyapa telinga Humaira . Tanpa menunggu jawaban dari Humaira , Nik terus mendaratkan bibirnya sekali lagi di bibir Humaira , dia mencium lama bibir isteri nya itu .
Nik terus mencempung tubuh Humaira yang masih bertuala itu lalu di rebahkan di atas katil . Nik terus menindis tubuh Humaira , "๐ฏ๐ ๐พ๐บ๐๐พ ๐ผ๐บ๐ ๐ ๐๐พ ๐บ๐ป๐บ๐๐ ๐ ๐พ๐๐บ๐๐๐" . Kata Nik sambil mengucup dahi Humaira lama . Perlahan-lahan tangan Humaira merangkul leher Nik , Nik pun terus memandang wajah Humaira yang bersih , mulus , putih tanpa sebarang cacat cela . Kemudian bibirnya di letakkan di leher Humaira yang putih melepak itu , Humaira terus memejamkan matanya apabila terasa nafas Nik mencium sekilas telinganya , tanpa sedar , Humaira menitiskan air matanya dan menahan sebak di dalam dadanya apabila mengingatkan peristiwa malam itu . Mahu saja dia menolak tubuh Nik untuk menjauhinya namun apakan daya , Nik itu sudah sah menjadi suaminya . Pada malam itu , perempuan yang bernama Humaira itu sudah sah menjadi milik Tengku Nik Shafiq Hadari sepenuhnya dengan bersaksikan bulan dan bintang .