“Tora…”
Sosok yang dipanggil dengan suara ragu-ragu itu menoleh. Ia memandang sahabatnya, Ghani, yang berdiri dengan kikuk di sebelahnya. Tinggi mereka yang berbeda jauh membuat keduanya terlihat begitu jomplang.
Tora Van Beurden terlihat tinggi menjulang dengan postur tegap. Tubuh gagahnya membuat ia terlihat mengintimidasi kawan karibnya. Terlebih dengan blazer hitam yang membalut kaus putih beserta celana bahan linen yang ia kenakan membuat penampilannya dua kali lipat lebih mempesona dari pada Ghani. Sementara itu, Ghani yang mengenakan jaket bomber dan celana jins cenderung terlihat cukup mini jika disandingkan dengan sahabatnya.
“Aku tidak yakin ini ide yang baik. Masih ada waktu buatku kabur sebelum Ele mendengar suaraku.”