"Vale, apa kau yakin akan membawa gadis itu di rapat malam ini?" tanya Cyslin, yang dianggukki oleh Vale. Cyslin menghela nafas pelan, walaupun gadis itu sudah membantu Vale, ia tidak boleh sembarangan membawanya ke rapat yang jelas–jelas membicarakan tentang organisasi mereka. "Kau tenang saja Cyslin, aku yakin gadis itu hanya akan diam, tidak mungkin juga ia mau mendengarkan pembicaraan kita yang panjang," jelas Vale, mencoba untuk meyakinkan Cyslin.
Cyslin yang berjalan di samping Vale hanya memutar bola matanya, padahal siapapun bisa melakukan aksi heroik seperti yang Gracie lakukan. Ah tenang, bukan hanya Cyslin yang kesal, Jessi juga ikut kesal. "Ayolah Amber! Memang tidak masalah jika Guez menariknya untuk bergabung dengan kita, tapi apakah Guez tidak mau mencari tahu tentang anak itu terlebih dahulu? Atau setidaknya, jangan langsung mengundangnya ketika kita sedang membicarakan masalah organisasi kita!" kesal Jessi. Cyslin yang melewati ruangan tempat Jessi dan Amber berdebat pun langsung menoleh, dan menepuk pundak Vale untuk memberitahu Vale jika ada Amber dan Jessi di sana.
Vale hanya menyibakkan tangannya, seolah mengatakan lebih baik Cyslin membiarkannya saja. Jika Vale bukan pemimpin utama organisasi ini, mungkin saja Cyslin akan menjambak rambut pria itu sekarang juga, jika bisa, ia menjambaknya sampai semua helai rambut itu tercabut dari kepalanya. "Beritahu semua anggota, rapatnya akan di mulai 10 menit lagi. Dan Amber, tolong siapkan kusri khusus untuk gadis baru itu," titah Vale, yang dianggukki oleh Amber dan Cyslin. Tak berselang lama, anggota organisasi datang dengan tim mereka masing–masing, dan duduk di kursi yang memang sudah disusun sesuai dengan nama dan tim mereka.
Tidak membutuhkan banyak waktu, kini para anggota organisasi sudah datang ke ruang rapat, dan mereka duduk di kusri yang diatur sesuai nama dan tim mereka. Kursi dan meja di ruangan ini disusun melingkar, sehingga meninggalkan ruang kosong di tengahnya. Dan ruang kosong tersebut digunakan oleh Vale, atau mereka yang memiliki suara untuk dikemukakan. "Baiklah, kita mulai rapatnya sekarang," ucap Vale, sembari duduk dikursinya. "Hal pertama yang ingin aku tanyakan adalah, mengapa rancangan bom kita bisa diketahui oleh organisasi lain? Dan parahnya rancangan itu diuji coba pada kita juga?" tanya Vale, sembari matanya menatap setiap orang yang berada di depannya.
Amber berdiri dari kursinya, gadis yang membantu Vale dan Jessi tadi sudah siap dengan argumen yang ingin ia ungkapkan. "Silahkan, Amber," ucap Jessi, yang dibalas anggukan oleh gadis itu. "Tuan Guez, kita membuat bom ini untuk diperjual–belikan, bisa saja salah satu pelanggan kita membongkar isi bom tersebut, dan meniru rancangannya, namun dengan bentuk yang berbeda," jelasnya, dan itu membuat anggota lain yakin. Vale terdiam, ia memang memperjualbelikan bom yang organisasi ini rancang, tapi ia tidak menjualnya secara bebas dan ilegal. "Tapi kau sendiri tahu, 'kan? Senjata dan benda–benda yang kita buat dijual secara legal, dan semua itu untuk kebutuhan pertahanan negara–negara besar," cerca Cyslin, yang membuat Vale sedikit tertarik dengan ucapannya.
"Iya, memang kita tidak menjualnya sembarangan. Tapi, itu tidak menutup kemungkinan ada orang yang berpura–pura, atau bersekongkol dengan pemerintahan Negeri untuk menyabotase senjata–senjata yang kita buat, Cyslin." Tegasnya, dan berhasil membuat mereka semua terdiam, termasuk Vale dan Jessi. kemungkinan–kemungkinan yang disebutkan oleh Amber itu tidak ada salahnya, namun bukan itu jawaban yang ingin Vale dengar. "Terima kasih, Amber. Kau boleh duduk kembali. Lalu, apakah ada yang ingin bersuara? Selain Amber?" tanya Jessi, dan setelah itu, ada tiga orang yang mau mengangkat tangannya.
Jessi menoleh kearah Vale, melihat bagaimana tanggapannya, dan keputusan yang diambil oleh Vale. Sorot mata Vale tertuju pada laki–laki yang duduk di sebelah Cyslin, dan saat itu juga Jessi menunjuknya untuk mengemukakan pendapat. "Mungkin sedikit sarkas, tapi aku berpikir jika ada seseorang yang membocorkan rancangan bom milik kita. Karena jika ia hanya membelinya, dan membongkarnya untuk meniru struktur dalam bom tersebut tidak semudah yang dipikirkan," jelasnya, membuat Vale tersenyum simpul. Ah, inilah yang ingin Vale dengar sedari tadi. Mustahil ada orang yang bisa membuat barang yang serupa, dengan hanya meniru barang aslinya, dan tanpa melihat cara pembuatannya dengan benar.
"Baik, terima kasih atas pendapat mu, Ben. Kau boleh duduk kembali di kursi mu," ucap Jessi, seraya mengunci jawaban Ben. Cyslin dan Amber saling menatap satu sama lain, tatapan mereka seolah bertanya 'siapa?' siapa orang yang berani membocorkan rancangan bom itu? "Amber dan Cyslin, aku yakin kalian sudah tahu apa tugas kalian. Jadi kalian boleh pergi, dan jalankan lakukan pekerjaan kalian sekarang," ucap Vale dengan tegas. Mendengar perintah dari atasannya, kedua gadis itu menganggukkan kepala mereka, tanda bahwa mereka sudah siap dengan tugas yang diberikan.
Apakah rapatnya sudah selesai? Ah itu, tentu saja belum. Mereka masih harus mencari tahu siapa dalang dibalik teror bom tadi siang, dan sekaligus menunggu hasil pencarian Amber dan Cyslin. Beberapa dari mereka sudah menyiapkan data organisasi mana saja yang dicurigai, dan berkemungkinan melakukan hal itu karena memiliki masalah dengan organisasi ini. "Tuan Guez, biasanya nama paling atas dalam penyelidikan yang kami lakukan adalah kelompok mafia Trezeguet, tapi sangat disayangkan, kali ini bukan mereka yang melakukannya," ucap ketua tim 3. Vale dan Jessi sedikit tertarik mendengar penjelasan dari pimpinan kedua organisasi ini, pasalnya, ia tidak pernah salah jika mencari tahu sesuatu.
"Lalu? Clan mafia mana yang meniru kita, dan menyerang ku di kampus?" tanya Vale, membuat gadis yang ditanya itu berdiri dari tempat duduknya. "Kelompok mafia Covington. Saya tidak tahu masalahnya apa dengan organisasi kita, sehingga membuat mereka melakukan penyerangan ini. Tapi yang saya temukan, Agent Jc dulunya memiliki hubungan dengan clan mafia ini. Namun, saya juga yakin, bukan itu masalah utamanya," Jelasnya panjang, membuat Jessi dan Vale sedikit terkejut. Benar apa yang ketua tim 3 katakan, permasalahan mereka dengan Jessi seharusnya tidak menjadi latar belakang dari penyerangan ini. Akan tetapi, masalah organisasi ini dengan clan covington hanyalah karena Jessi.
"Reyn, apakah kau sudah menyelidiki lebih lanjut? Siapa tau ada anggota tim lain yang menyinggung clan mafia itu?" tanya Jessi, yang hanya dibalas gelengan kepala oleh Reyna, ah, maksudnya Cherinne. Jessi menatap Gracie yang sedari tadi diam, ah tidak, Jessi tidak mencurigai gadis itu. Hanya saja, dari awal rapat ini dimulai, gadis itu hanya diam, bahkan bergerak pun tidak. "Ah baiklah, jika memang clan itu yang melakukan penyerangan, aku akan coba bicara pada pimpinan utamanya." Mendengar hal itu, semua orang yang hadir dalam rapat secara serentak menggelengkan kepala mereka. Anak buah bodoh mana? Yang membiarkan tuannya masuk ke kandang harimau sendirian?
"Tunggu tuan Guez! Saya pikir, ada sesuatu yang kurang dalam rapat kali ini."
~~~~~