Pagi pun tiba, Arin dan Rangga pun segera mempersiapkan diri untuk mendaki gunung. Tetapi tiba-tiba cuaca sedang tidak bersahabat, Mendung menyelimuti kawasan tersebut. Rangga pun bergegas menelfon Arin untuk keluar dari kamar nya dan bertemu di kursi taman di samping tempat penginapan untuk membahas pendakian nya.
"Hallo Riin, Kamu udah bangun kan?."
"Iyaa Ngga, Ini udah bangun kok baru aja siap mandi. Kenapaa Ngga?."
"Oyaudah kamu cepetan turun ya kelobi bawah, Ada taman di samping penginapan, Aku tunggu kamu disitu yaa."
"Oh iyaa bentar yaa, Aku turun sekarang."
Setelah Mereka berbincang via telefon, Akhirnya mereka bertemu.
"Kenapa kamu ngajak kesini?."
"Gak apa-apa. Tuuuh kamu lihat awan nyaa."sambil menujuk ke arah langit.
"Astagaa.Mendung nya gelap sekali sampe merata gitu. Kayak nya mau hujan."
"Ya makanya ituu, Gak mungkin kan kita pergi mendaki cuca nya mendung ginii."
"Hmmm iya jugak siih."
"Yauda gini ajaa. Kita cari sarapan dulu sambil nunggu cuaca nya bagus baru kita berangkat mendaki nya yaa."
"Iyaa yaudaa deh."
"Gak usah cemberut gitu dong. Kayak ayam mau di potong aja muka kamu kalau melas gitu, Kita pasti jadi mendaki nya kook."ucap Rangga menenangkan.
"Enak aja di sama in sama ayam."
"Hmmm yauda kamu ambil hp sma tas sana di kamar, Kita pergi cari sarapan."
"Iyaa, Bentar yaa aku ke atas dulu."
"Iyaa buruan yaa, Aku tunggu kamu di mobil."
"Iyaa baweel."
Arin pun bergegas ke kamar untuk mengambil handphone dan tas nya, Sedangkan Rangga kembali juga ke kamar nya untuk mengambil kunci mobil dan juga tas nya. Karena kamar Rangga di lantai bawah dia dulu yang sampai ke parkiran tempat mobil nya di parkir kan. Sedangkan Arin masih berada di atas karena kamar dia berada di lantai paling atas. Setelah beberapa menit Rangga sampai ke parkiran Arin belum juga kelihatan.
"Mana nih Arin, Kok belum sampai juga?."ucap Rangga dalam hati."Apa jangan-jangan Arin kenapa-napa di kamar nya ya?."ucap Rangga mulai cemas.
Kemudian Rangga bergegas merogoh handphone yang ada di saku jaket hitam miliknya. Kemudian dia pun menelfon Arin.
**Berdering**
Terlihat dilayar hp Rangga panggilan telah masuk di handphone Arin tetapi tidak di angkat oleh Arin. Kemudian Rangga melakukan nya beberapa ulang kali, tetap saja panggilan Rangga tidak di angkat oleh Arin.
"Kenapa gak di angkat sih Riin?."ucap Rangga makin gelisah."Mending aku langsung susulin dia aja ke kamar nya."ucap Rangga dalam hati.
Rangga pun bergegas beranjak menuju kamar Arin, Dia benar-benar khawatir dengan ke adaan Arin."
Tak lama setelah Rangga menuju kamar Arin dia meminta tolong oleh salah satu receptionis penginapan untuk membuka kan pintu kamar Arin.
"Mbak permisi, Bisa tolong buka kan pintu kamar VIP No.57E gak?, Soalnya teman saya gak ada kabar dari tadi saya telfon gak di angkat sama dia."
"Oiya sebentar ya Mas, Kami cari dulu kunci cadangan nya."ucap salah satu receptionis penginapan.
"Baik Mbak, Cepetan dikit ya Mbak."
Setelah Receptionisnya mengambil kunci mereka pun bergegas menuju kamar Arin.
"Tolong Mbak cepetan buka in pintu nya."ucap Rangga sangat cemas.
Lalu pintu pun terbuka, Terlihat Arin tergeletak di bawah tempat tidur nya, Ternyata dia jatuh dan tak sadar kan diri.
"Astagaa!. Ariiiin. Bangun Riin, Kamu kenapa?."ucap Rangga sangat takut.
"Bawa aja ke kamar rawat Mas, Disini ada kok kamar rawat nya.Di samping lobi sebelah kiri, Mas bawa aja dulu sementara Mbak nya kesitu."ucap receptionis memberitahu.
"Oiya Mbak."
Rangga langsung menggendong Arin mencari kamar rawat yang di kata kan receptionis tersebut. Dengan terburu-buru Rangga membawa Arin, Dia sangat takut terjadi apa-apa dengan Arin.
"Sabar ya Riin, Aku akan secepatnya membawamu supaya bisa di rawat."
Akhir nya Rangga sampai ketempat rawat yang receptionis tadi kata kan. Dia langsung begegas meminta tolong kepada salah satu perawat yang ada disana.
"Mbak ma'af ini teman saya gak tau kenapa tiba-tiba dia gak sadarkan diri tolong segera diperiksa yaa."ucap Rangga khawatir.
"Oiya mari Mas, Masuk aja ke dalam ruangan."ucap salah satu perawat.
"Iya Mbak."
Rangga pun langsung membaringkan Arin ke tempat tidur untuk di periksa."
"Ma'af Mas nya ini Suami atau siapa nya ya?."tanya dokter yang ada di dalam ruangan.
"Hmmmm.Bukan dok, Saya temen nya." ucap Rangga sedikit gugup.
"Oo yauda ma'af Mas nya silahkan tunggu di luar sebentar yaa, Biar pasien saya cek dulu."
"Oh iya dok, Lakukan yang terbaik buat teman saya ini ya dokter."ucap Rangga penuh harap.
"Iya baik Mas."
Kemudian Rangga pun keluar dari ruangan untuk menunggu Arin di periksa oleh dokter. Sembari menunggu Arin diperiksa Rangga ber niat untuk keluar sebentar membeli sarapan untuk Arin. Karena tadi belum sempat sarapan, Rangga sangat khawatir kepada nya. Tetapi di sisi lain dia juga takut untuk meninggalkan Arin sendirian dikamar itu. Perut Rangga juga sudah berbunyi karena udah lapar. Hari pun sudah menjelang siang, Sedikit makanan pun tak ada yang masuk ke perut Rangga dari mereka sampai malam kemarin di penginapan. Tapi dia lebih mementingkan Arin dari pada perutnya sendiri yang terus berbunyi karena kelaparan.
"Aku harus bisa menahan lapar sampai Arin bangun."ucap nya menguatkan diri.
Tiba-tiba saat Rangga menunggu Arin di depan kamar rawat, Ada se orang bapak-bapak penjual kerupuk datang, Bapak itu pun menghampiri Rangga untuk menawarkan dagangan nya.
"Mas, Kerupuknya mas."ucap Tukang jual kerupuk tersebut menawarkan.
"Oh iya pak, Saya beli kerupuknya yaa. Kebetulan saya lagi nyari-nyari makanan dari tadi, cuman sedikit bingung takut untuk ninggalin teman saya yang lagi di rawat di dalam."sambil menatap kamar Arin di rawat.
"Ohh gitu, Emang nya temen nya sakit apa Mas."tanya tukang kerupuk itu ramah.
"Saya juga gak tau pak, Tiba-tiba saya liat dia di kamar nya udah gak sadar kan diri, langsung buru-buru saya bawa dia kesini."
"Mbak nya beruntung banget ya dapet temen sebaik Mas nya. Udah ganteng perhatian lagi sama Mbak nya."ucap bapak itu memuji.
"Ah biasa aja kok pak."ucap Rangga sambil tersenyum tipis.
"Pasti Mbak nya orang spesial ya Mas, Sampe bela-bela in nunggu in sampe sadar."
"Hmmm iya pak, Dia wanita yang baik, Jadi saya juga harus baik sama dia."
"Semoga kebaikan Mas nya di balas oleh Tuhan yaa."ucap Bapak ramah itu mendo'akan.
"Aamiin, Terimakasih banyak ya pak buat do'a baik nya, Semoga dagangan bapak juga laris manis yaa."ucap Rangga kembali mendo'akan.
"Aamiin, Iya Mas terimakasih kembali."
"Oiya ini uang nya pak."ucap Rangga sopan.
"Banyak sekali uang nya Mas, kerupuknya harganya cuman 20.000 sebungkus. Apa gak ada uang kecil aja Mas?."
"Gak apa-apa pak, Ambil aja kembalian nya buat bapak."
"Loh kok gitu Mas, Banyak sekali kembalian nya inii."
"Iya gak apa-apa, Itu rezeki buat bapaknya."ucap Rangga sambil tersenyum ramah.
"Makasi banyak ya Mas, Semoga segala urusan Mas nya di permudah yaa, Dan rezeki nya selalu di lancarkan. Ini saya kasih air minum buat Mas nya, Takut nya makan kerupuk nanti haus."
"Oiya Makasi banyak ya paak."
"Iya sama-sama Mas, Saya lanjut jualan dulu yaa."
"Baik paak, Hati-hati ya pak."