Dua Lawan Satu

Bu Ayu mengelus kepala Jelita dengan sayang. Sementara Pak Adibrata hanya fokus dengan kegiatannya sendiri. Dia tak mau ambil pusing apa yang terjadi di meja makan.

“Jadi apa kamu tahu posisi Jelita?”

Hayu mendongak, menatap Bu Ayu, sejujurnya dia sudah tahu apa posisi Jelita, namun kenapa dia masih berharap terlalu banyak.

“Mi!” seru Bisma pada putranya.

“Kenapa? Dia harus tahu posisinya, Bisma.”

“Tapi kalian sudah berjanji padaku untuk memberinya kesempatan untuk dekat dengan kalian. Bagaimana kalian bisa dekat, jika Mami selalu saja menolaknya, ketika dia berusaha masuk di dalam kegiatan kita, Bisma harus apa lagi. Kalian yang mengajukan syarat, tapi kalian juga yang melanggarnya. Please, Mi. Penuhi janji Mami.”

Bisma kesal luar biasa. Dia tak mampu berbuat apa-apa kecuali mengingatkan kedua orang tuanya akan perjanjian mereka, yang sudah mereka sepakati bersama.