WebNovelTHE Craz60.00%

You're mine

Happy reading ?

You are mine

T'y Company

Perusahaan besar nan megah yang bergerak di bidang properti, fashion, teknologi dan pendidikan. Memiliki banyak anak buah yang siap bekerja sama untuk mengembangkan perusahaan ini.

Tyler mendirikan perusahaan ini dengan hasil keringatnya sendiri, Dunia bisnis itu memang kejam, lebih keji dari medan pertempuran tentara.

•••

Jam sudah menunjukkan makan siang, seluruh karyawan menghentikan pekerjaannya sejenak. Begitupula dengan Tyler yang sedang termenung mengingat wajah gadis yang menolongnya.

Flashback on

Pagi-pagi buta Tyler terbangun untuk menelpon sekretarisnya.

"James, ke rumah sakit XX sekarang!" titah Tyler berhati-hati agar gadis yang masih terlelap tidur tidak bangun karena suaranya.

{....}

"Tidak perlu banyak tanya!"

Tuut!

Tuut!

Sebelum sekretaris cerewetnya terus bertanya, Tyler mematikan telepon sepihak.

Brak!

Hoosh, hoosh, hoosh

Terlihat lelaki tinggi yang masih menggunakan pakaian tidurnya dengan nafas terengah-engah, setelah panggilan telepon ditutup. James segera berlari mengambil mobilnya dan menjalankannya dengan kecepatan diatas rata-rata agar cepat sampai, setelah sampai di rumah sakit tersebut, James kembali berlari menyusuri ruangan untuk mencari atasannya.

James bahkan tidak menyadari dirinya sedang ditatap dengan sorot mata memb*n*h milik Tyler.

"Bos, kau tidak apa-apa. Astaga banyak sekali lebam-lebam di seluruh wajah tampan mu ini. Siapa yang melakukannya? hey, katakanlah sesuatu jangan membuatku takut." cerocos James tanpa jeda.

"Brisik, suaramu bisa membangunkannya." sahut Tyler menunjuk Fio yang menggeliat tidak nyaman.

"Woow, siapa dia? sejak kapan seorang MR. DEVIL dekat dengan wanita."

"Euumm ... lumayan lah, tapi dia cantik. Apa dia gadismu bos?"

"Jangan memujinya!!"

"Suut! tidak perlu bertanya lagi. Bantu aku keluar." ucapnya kesal dan membungkam mulut James dengan tangan besarnya.

"Lalu gadis ini bagaimana? sayang sekali jika ditinggal."

"Ku bawa saja ya, lumayan buat bantu beres-beres rumah." ledek James yang semakin membuat Tyler marah.

Tidak ada jawaban Tyler hanya merogoh saku kirinya untuk mengambil pi*au kesayangannya. Melihat itu, membuat nyali James menciut.

"Ah aku hanya bercanda tuan, mari ku bantu."

Sebelum keduanya pergi, Tyler mengamati kembali gadis itu dan mengambil kalung yang dipakai Fio.

Flashback off

Tyler menarik sudut bibirnya mengingat wajah cantik Fio.

Tok!

Tok!

Tok!

"Masuk!"

"Ini data diri dan sedikit informasi tentang nona Fiorenza tuan."

"Hm, bacakan."

"Fiorenza Orlin Gauri, berumur 19 tahun. Tinggal di jalan xx bersama sang bibi. Tidak diketahui siapa orang tuanya, mahasiswi semester 4 di university of Manchester, satu jurusan dan satu kelas bersama adik tuan. Tidak memiliki pacar atau kekasih, bekerja di Wink Cafe. Nona Fiorenza termasuk wanita pintar yang masuk melalui program beasiswa. Hanya itu yang saya dapatkan tuan."

"Tinggalkan berkas itu disini, kirim beberapa bodyguard untuk mengawasi gadis itu. Kau keluar!"

"Ba ... baik tuan, permisi."

Setelah anak buah itu pergi, dua pria tampan dengan wajah sangarnya masuk kedalam ruangan CEO ini.

"Ada apa?" tanya Tyler to the point melihat kedua sahabatnya yang duduk di sofa ruang Kerja.

"Santai bung,kita hanya ingin mengajak mu makan siang." sahut Kelvin memamerkan deretan gigi putihnya.

"Apa kalian tidak memiliki pekerjaan lain selain ini huh."

"Tentu saja ada, mengganggu mu ketika sedang bekerja. Ya, itulah pekerjaan kami, bukan begitu tuan David?"

"Right." jawab David yang sedari tadi diam.

Tyler menghembuskan nafas panjang. "Baiklah ayo."

Baru saja ia berdiri membenarkan jasnya yang sedikit berantakan, selembar foto milik Fi terjatuh tepat di kaki kedua pria ini.

"Wooouw, beautiful. Siapakah gadis ini, lihatlah Dav. Dia cantik bukan." goda Kelvin.

"Astaga lesung pipinya sangat menggoda, katakan siapa dia Ty. Kenal kan pada ku, eumm ... boleh lah jika ku jadikan dia teman hidup." ujar David semakin membuat wajah Tyler memerah padam.

Tyler segera merebut foto itu dari tangan sahabatnya dan menyimpannya kembali didalam saku jasnya. "Jadi tidak!?" sarkas Tyler.

"Iya-iya jadi, lagi PMS lu? marah-marah mulu."

***

"Menyebalkan sekali huh, lebih baik ga usah ditolong. Apa-apaan coba, udah ditolong ga berterima kasih lagi. Main pergi-pergi aja, paling ga pamitan lah." gerutu Fio yang tersadar brankar didepannya sudah kosong.

Fio keluar dari ruangan tersebut dengan menghentak-hentakan kakinya kesal.

"Eh eh sus, pasien yang ada diruang UGD semalam pergi jam berapa ya?" tanya Fio yang berpapasan dengan suster yang membangunnya.

"Pagi-pagi buta sekali nona, pasien dijemput oleh sekretarisnya." jawabnya.

"Oh ya sudah, terima kasih."

Saat Fio berkendara pun masih saja mengomel tanpa henti. Tiba dirumah bibinya tetap saja dia menggerutu dalam hatinya.

"Non ya ampun, gimana? siapa yang sakit?" tanya bibi Cia saat melihat Fio yang sudah masuk kedalam rumah tanpa salam.

Dengan raut wajah kesal Fio menceritakan semuanya tanpa dilebih-lebihkan, unek-unek yang ada di otaknya juga ia keluarkan. Setelah selesai menceritakan semuanya bibi Cia juga terlihat sangat kesal.

"Wah bener-bener ya ga tau terima kasih banget, kalo bibi tau orangnya non, huh udah bibi bikin sambel deh."

"Ya gitu deh bi."

"Oh ya non ga ngampus?"

"Ga ada kelas bi, Cafe Clara juga diliburkan sehari. Makanya nanti katanya Clara sama Vina mau kesini, boleh kan bi?"

"Boleh kok non, bibi udah masak kesukaan kamu loh. Mau sarapan atau nanti aja nih?" tawarnya.

"Really!? wah, makan banyak nih. Ayo bi buruan."

***

Siang harinya ketiga gadis cantik ini benar-benar menghabiskan waktu seharian di rumah bibi Cia, menceritakan hal-hal mulai dari bergosip, menghalu bersama, dan terakhir Fio yang menceritakan pertemuannya dengan pria tampan. Sampai akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ketika hari mulai petang.

***

Kediaman mansion Tyler.

"Kau harus berangkat hari ini Ty, proyek kita yang ada di negara C benar-benar membutuhkan mu. Mau tidak mau kau harus turun tangan." ujar David dengan wajah seriusnya.

"Benar kata David Ty, urusan perusahaan mu disini serahkan pada kami. Biar James bisa menemani sekaligus membantu mu disana." sahut Kelvin.

"Hm, siapkan jet pribadi ku." balasnya singkat.

"Apaan? hanya itu yang keluar dari mulutnya huh, memang benar ya, percuma berbicara panjang lebar jika dengan pria ini." batin David.

"Jangan membicarakan ku didalam hatimu Dav, aku tau apa yang kau pikirkan."

"Eh iya-iya ketahuan deh." kekeh David menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Tyler telah menyiapkan semua keperluannya, mungkin ia akan lama di negara tersebut. Sebelum ia pergi, Tyler menitipkan kotak yang berisi surat untuk seseorang.

"10 menit lagi take out, semoga kau bisa cepat-cepat menyelesaikan urusan mu dengan tikus-tikus kecil disana. Dan ya, jangan lupakan oleh-olehnya." Kelvin melirik iam tangan mahalnya.

David memutar bola matanya malas ia hanya menepuk pundak milik Tyler tanda berpamitan.

"Good bye MR. DEVIL. Kami akan merindukanmu!! hahaha." teriak Kelvin saat Tyler sudah berada di jet pribadinya.

***

Malam hari Fio berada dirumahnya seorang diri, bibi Cia keluar untuk menjenguk saudaranya yang berbeda kota dengannya. Alhasil dia harus sendirian selama beberapa hari kedepan. Baru saja ia ingin menidurkan tubuhnya suara pecahan kaca terdengar sangat nyaring.

Prang!

Sebuah kotak kecil yang diikat menjadi satu dengan batu bata memecahkan jendela kaca kamarnya, perlahan namun pasti ia mendekati kotak tersebut dan mengambilnya walaupun takut.

Kotak berwarna hitang dengan surat didalamnya dan ada selembar foto laki-laki bersetelan jas hitam, menggunakan masker dan topi yang membuat seluruh wajahnya tertutup.

"YOU ARE MINE!" itulah isi surat tersebut dengan cap jempol dari darah mengering berada disudut kertas tersebut. Membuat tubuh Fio bergetar hebat.

Siapa pria ini?

Apa maksudnya?

Tinggalkan jejak sebagai apresiasi kalian:)