"Kenapa?" tanya Arka heran karna ketika ia berbalik Yera tiba-tiba berdiri didepannya ketika ia sudah selesai mencuci piring.
Yera melakukan gestur menggunakan tangannya menyuruh Arka mendekat membuat pria itu mau tak mau menunduk dan mendekatkan kepalanya.
Satu kecupan mendarat dibibir Arka sekilas membuat pria itu diam mematung karna terkejut.
Pelakunya hanya cengegesan sembari bergegas menuju kamarnya dengan pipi memerah.
Arka kembali menegakan tubuhnya lantas tangannya menyentuh bibirnya, perlahan senyuman tipis terlukis diwajahnya.
"Jangan bertindak tidak sopan seperti itu, Yera!" teriak Arka namun disatu sisi ia senang, ia hanya tak ingin Yera tahu kalau dirinya menyukai tindakan tadi.
-[]-
"Kemasukan lo?" tanya Salsa heran karna ia sangat jarang melihat Arka tersenyum seperti tersipu malu.
"Apa sih," sewot Arka lantas mimik wajahnya kembali datar.
Salsa hanya menggeleng ia tak mau atau tak berminat untuk tahu lebih jauh tentang penyebab temannya itu senyum-senyum sendiri.
Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Yera dengan wajah basah seperti sudah mencuci muka.
"Udah sehat kamu, Yera?" tanya Salsa yang tak menduga jika gadis itu akan berada disini.
"Kalau gak sehat aku gak akan ada disini," jawab Yera ketus sembari mengusap wajahnya dengan tisu.
"Hm kayaknya susah juga ya buat jadi temen kamu," ucap Salsa sembari terkekeh pelan.
Yera menoleh, "Gak ada untungnya juga temenan sama aku."
"Yera," panggil Arka seolah menyuruh Yera untuk sedikit bersikap sopan. "Jangan seperti itu."
Yera mendelik, ia hanya tak suka jika Salsa terus-terusan dekat dengan Arka. Lagi pula apakah Arka tak peka jika Yera cemburu dengan kedekatan mereka?
"Lagian juga kak Salsa apa gak punya temen di kantor? perasaan kesini mulu deh," ucap gadis itu spontan membuat Salsa tertawa kecil.
"Hm jadi ceritanya saya dilarang kesini lagi?" Salsa bertanya dengan nada bercanda.
"Udah jangan didengerin," Arka menyela guna melerai keduanya.
Salsa kembali tertawa, "Yaudah gue balik dulu ya, bini lo serem," ucap Salsa sedikit berbisik ketika mengucapkan kalimat terakhir.
"Dah Yera!" Salsa melambai sebelum akhirnya benar-benar pergi dari ruangan Arka.
"Kenapa?" tanya Arka bingung ketika mendapati Yera yang tengah menatap tajam dirinya.
Yera kemudian mendelik. "Segitunya banget pengen ketemu terus sama kak Salsa?"
Arka tertawa kecil, "Kamu cemburu?"
"Ya iyalah, masih nanya aja," ucap Yera ketus.
"Dia teman saya Yera. Hanya teman," jelas Arka membuat Yera mencibir.
"Ya ya ya teman," ledek Yera kemudian berjalan menuju pintu lantas memutar knop lalu mendorong pintu supaya terbuka.
"Mau kemana?"
"Mau temenan sama kak Jo. Bye!" katanya dengan diikuti pintu yang ditutup dengan keras.
"Hah?" ucap Kenzo ketika namanya disebut ketika Yera berada diluar ruangan.
Yera memutar tubuh untuk menghadap Kenzo lantas ia mengambil duduk didepan pria itu. "Ya pengen temenan sama kak Jo, gak boleh?"
Kenzo mengangguk, "ya tidak masalah sih."
"Sudah membaik?" tanya Kenzo memastikan sebagai basa-basi.
Yera mengangguk semangat, "udah sembuh kok, cuman masih belum boleh sekolah sama kak Arka."
"Lagian kak Jo jahat banget gak jenguk aku," lanjut gadis itu cemberut.
Kenzo mengusap leher belakangnya. "Bukannya tidak mau, selama pak Arka tidak masuk ya saya yang handle semuanya jadi cukup sibuk. Maaf ya."
"Eh gak papa kok, maaf ya ngerepotin," kata Yera tak enak hati.
Kenzo melambaikan tangannya seolah membantah. "Santai saja."
"Kak Jo jangan sampai sakit deh, gak enak banget tahu di rumah sakit tuh. Apa-apa gak boleh," ucap Yera sembari menyenderkan tubuhnya.
Kenzo tertawa. "Memang siapa yang mau sakit sampai dirawat?"
"Eh jangan salah!" kata Yera dengan segera. "Ada tahu temen aku, dia kayaknya obsesi banget untuk dirawat soalnya biar bisa bikin story di instagramnya terus banyak orang yang simpati."
"Tapi orang-orang makin gak peduli soalnya dia pernah cuman flu doang pengen dirawat sampe dikasih selang infus jadi mereka tahu kalo dia cuman pengen keliatan kritis aja," katanya lagi. "Hm caper ya? alias cari perhatian," lanjutnya.
Kenzo mengangguk paham. "Bisa jadi."
"Kak Jo lanjut aja kerjanya, aku gak bakal ganggu kok," ucap Yera mempersilahkan.
Kenzo tersenyum sampai matanya membentuk bulan sabit terbalik. "Saya lanjut dulu ya."
"Aduh coba aja punya kakak kandung macam kak Jo yang adem dan anteng gini, pasti betah aku," ucap Yera sembari memangku dagunya diatas meja sembari memandangi Kenzo.
Kenzo tertawa kecil sembari melirik sekilas. "Ada-ada saja kamu."
Seseorang menoyor kepala Yera dari belakang. "Ngomongin gue ya lo?" sewotnya membuat Yera menoleh.
"Ngapain sih kesini?" tanya Yera tak kalah sewot ketika mendapati Albara disana.
Albara mendelik. "Lo doang sih yang gak seneng kakaknya nyamperin."
"Ya lo bikin rusuh mulu," balasnya.
"Ngapain lo disini? Selingkuh? Gila banget selingkuh di kantor lakinya sendiri," tuduh Albara ketika mendapati Kenzo disana.
Yera berdiri lantas memukul pelan bibir Albara. "Mulut lo gak ikut disekolahin hah?"
Albara memegangi bibirnya. "Buset! Sopan santun lo kemana mbak?"
Kenzo yang melihat pertengkaran kecil antara kakak adik itu hanya bisa menggeleng dan beberapa kali mengusap telinganya.
Arka yang samar mendengar suara ribut dari luar membuatnya mau tak mau untuk mengecek.
"Ada apa ini?" tanya Arka ketika mendapati Albara dan Yera tengah adu mulut.
"Bini lo nih makin gila sepulang dari rumah sakit," Albara menunjuk membuat Yera mengigit lengan kakaknya itu lantas berlari masuk kedalam ruangan Arka.
Albara tak mau kalah dengan menyusul Yera. Pemandangan yang Kenzo dan Arka lihat dihadapannya seperti film Tom and Jerry serial kartun dari luar negri dimana seekor tikus dan kucing selalu bertengkar sampai saling mengejar.
"Albara, Yera baru pulih," kata Arka berusaha menghentikan keduanya.
"Tahu nih, gak pengertian," balas Yera cemberut.
Albara mendecih. "Lo jangan ngeselin makanya."
"Gue temenin nonton variety show Blackpink?" tanya Yera membuat Albara seketika meluluh. Pasalnya Blackpink adalah salah satu girl group favorit Albara sejak Blackpink debut atau mengeluarkan album pertamanya. Variety show sendiri menontonkan kehidupan sehari-hari empat personil group tersebut membuat Albara mempunyai gambaran apa saja yang dilakukan para member dikehidupan sehari-harinya.
"Gas!" ucap Albara dengan semangat.
Arka dibuat tak habis pikir dengan kelakukan keduanya. Padahal beberapa detik yang lalu mereka bertengkar namun semuanya berubah dalam sekejap.
"Kalau Jennie Blackpink tahu kelakuan lo kayak bocil gini mana selera dia sama lo," sindir Yera.
Jennie sendiri adalah member favorit Albara, pria itu sampai berjerit histeris ketika mengunjugi konsernya tahun lalu sampai membuat Yera malu.
"Yang penting ganteng," balas Albara dengan percaya dirinya.
"Ganteng tapi sengklek percuma, yang ada bikin ilfeel," ungkap Yera dengan menatap jijik.