PENGHANCURAN DAN PENCIPTAAN BARU.

Di dalam tempat ibadah.

Terlihat 70.000 makhluk bersayap sedang bersujud, kemudian terdengar suara yang menggema berucap,

Berdirilah, kalian semua dari sikap bersujud itu wahai malaikat. Aku telah menerima peribadatan kalian semua, dan lakukanlah apa yang sudah terlihat dalam hati kalian semua. Itulah tugas dariku, berasal dari suara yang menggema tersebut.

Ternyata seluruh makhluk bersayap dan sedang beribadat ini adalah para malaikat.

Tampak mereka semua bangkit dari sikap bersujud dengan masih memejamkan mata.

Terlihat salah satu dari malaikat yang menegur saat di depan tempat ibadah itu, kini gilirannya menyelesaikan ibadah.

Dia terlihat tersenyum, sambil berdiri. Kemudian perlahan membuka kedua matanya, dan pergi dengan sangat cepat terbang dari tempat tersebut.

Suatu tempat di bumi.

Terlihat sekumpulan kaum seperti manusia, tampak sedang ingin berperang.

Sekumpulan kaum itu terlihat seperti manusia namun setengah bercampur seperti kera atau monyet. Tampak terlihat dari banyaknya bulu yang berada di tubuh dan wajah mereka.

Tak lama, mulailah terlihat mereka saling membunuh satu sama lain dalam peperangan besar tersebut.

Tampak mayat bergelimpangan dan begitu juga darah dimana mana membasahi bumi. Kemudian terdengar suara guntur atau petir dari langit yang sangat kencang, sehingga membuat 2 kumpulan makhluk tersebut sesaat berhenti.

GELEGAR… Suara Guntur atau petir, membuat mereka berhenti sesaat.

Namun, setelah itu mereka tampak saling berperang kembali, satu sama lain melancarkan serangannya dengan tombak, panah dan kayu berikat dengan batu.

Diatas awan yang sepertinya ingin hujan, pandangan terarah kepada suatu makhluk yang terbang diam berada di balik gelapnya awan hitam tersebut.

Makhluk itu, ternyata adalah malaikat yang awal disapa oleh malaikat lainnya, saat selesai beribadah di atas akhirat/khayangan.

Pandangan tertuju kepada malaikat itu, yang sedang menyaksikan peperangan kedua makhluk yang ada dibawahnya.

Saat ini aku telah ditugaskan untuk menjadi malaikat pembawa azab, bagi makhluk yang berada di dunia saat ini, untuk digantikan dengan makhluk yang lain. Dengan menyebut keagungan nama sang pencipta, maka aku akan melakukannya.

Tampak di daratan terjadi gempa yang membuat seluruh makhluk, yang berperang itu terkubur ke dalam bumi. Terlihat air lautan pun juga naik menyapu seluruh dataran di atas muka bumi.

Para makhluk itu, terdengar berteriak sambil bumi menelannya kedalam. Tak ada satupun makhluk saat itu yang terlihat selamat.

Dan inilah, akhir dari makhluk Bin. Ucap malaikat itu, kemudian dengan cepat seperti kilat pergi.

Di tempat yang lain.

Tampak malaikat yang baru saja selesai beribadah, terlihat kini di dalam tempat yang sangat mengerikan. Terlihat di segala penjuru api menggolak-golak, hingga sampai sesekali meluap seperti meledak-ledak ke atas. Sangat mirip gunung yang sedang ingin meledakkan isinya.

Terdengar suara bertanya kepada malaikat yang baru saja datang itu,

"Wahai malaikat, apa yang sedang kamu lakukan di tempat ini?" Tanya suara tanpa wujud itu,

Malaikat tersebut langsung menjawabnya, aku disini diperintahkan untuk mengambil beberapa jenis api.

"Jenis api apa yang kamu butuhkan?" Tanya suara tanpa wujud itu kembali,

Malaikat itu pun kembali menjawabnya, 

Aku diperintahkan untuk mengambil api hitam, api putih, api hijau, api biru dan api merah.

"Baiklah. Apakah kamu sudah mengetahui bagaimana caranya membawa api tersebut?" Tanya suara itu,

"Tidak!" Ujar Malaikat.

"Sebutlah nama sang pencipta yang menguasai api, aku memohon dan berlindung kepadamu untuk membawa api neraka ini." Ucap suara tanpa wujud tersebut, memberikan cara membawa api tersebut.

"Terimakasih, wahai hamba sang pencipta." Jawab malaikat itu.

kemudian mengucapkan kata-kata itu sesuai dengan cara, mengikuti masukan dari makhluk tak berwujud itu.

Tiba tiba saja dengan cepat beberapa api yang dibutuhkan itu muncul dan terbang ke depan, dari arah malaikat tersebut. Satu demi satu, beberapa  api itu pun berkumpul di hadapannya, dan kemudian menjadi bola seperti hiasan yang mirip gelang tangan, lalu digenggamnya dan hendak beranjak pergi.

Tak lupa dia, mengucapkan terima kasih.

"Hai, Hamba sang pencipta yang berada di tempat ini, aku telah mendapatkan apa yang aku butuhkan. Maka aku pergi dan sebelum itu, aku ucapkan terimakasih." Ucap malaikat,

"Ini sudah tugasku, sebagai malaikat yang sudah diserahkan untuk menjadi penguasa Neraka. Ingatlah namaku adalah Malieky." Jawab Suara tak berwujud yang bernama Malieky.

"Terimakasih, Malik. Baiklah aku izin untuk pergi." Sahut malaikat itu, yang langsung melesat dengan cepat pergi dari tempat yang disebut neraka itu.

Suatu tempat di bumi.

Tampak lautan yang mulai surut dari daratan, kemudian beberapa dataran pun mulai kembali terlihat.

Terlihat 4 cahaya yang sedang turun dari langit. Tampak setiap dari 2 dari cahaya tersebut, membawa 2 sesosok makhluk turun ke bumi.

Pandangan semakin dekat ke arah 4 cahaya tersebut yang mulai mendekati daratan bumi.

Ketika 4 cahaya itu, sampai untuk mengantar kedua makhluk tersebut. Terdengar salah satu cahaya itu berkata pada 2 sosok tersebut yang sepertinya sepasang betina dan jantan.

Bentuk mereka seperti manusia namun, terlihat memancarkan api dan air di kedua sisi tubuhnya, dan wujud dari wajah mereka pun sungguh aneh, seperti binatang yang bertubuh manusia.

"Kalian adalah makhluk yang bernama Hin, yang diciptakan oleh sang pencipta dengan tanah, api dan air. Maka, hiduplah kalian dengan baik di dunia ini sampai waktu yang ditentukan, dan jangan ingatlah untuk tidak menumpahkan darah di muka bumi ini dengan saling bunuh membunuh." Suara terdengar dari salah satu ke 4 cahaya tersebut.

Terlihat 2 makhluk tersebut, berlutut di hadapan ke 4 cahaya itu, dan menjawabnya dengan bahasa yang tidak dimengerti.

"*#@@*$@$" bahasa yang terdengar dari makhluk yang bernama Hin tersebut. 

Kemudian dengan seketika keempat cahaya itu pun, melesat pergi dari hadapan mereka berdua.

Mereka, kedua makhluk yang disebut Hin, itu pun berdiri dan kemudian berjalan berbalik arah menyusuri daratan tersebut.

Di suatu tempat dalam akhirat/Khayangan.

Tampak Malaikat yang dari neraka, kini berjalan masuk ke tempat peribadatan dengan membawa api yang ada di genggamannya.

Ketika dirinya sudah berada di dalam tempat peribadatan itu dengan cepat bersujud yang ternyata temannya, yaitu malaikat yang memberi azab di bumi atau malaikat yang ditemuinya saat pertama, kini pun berada disampingnya sedang bersujud ke suatu benda seperti tumpukan batu berwarna hitam persegi empat. Namun, bersinar terang benderang.

Tak lama dari atas batu itu, muncul cahaya yang sangat besar dan sepertinya cahaya itu dilapisi oleh kaca yang berlapis-lapis. Namun, cahaya itu tidak menyilaukan dan semua makhluk yang ada di ruangan ibadah maupun di luarnya langsung bersujud. 

Terdengar suara dari cahaya yang berada di atas kubah kotak besar itu,

Hai, malaikat. Bagaimana dengan makhluk yang engkau hancurkan di dunia itu?

Terdengar suara menjawab, Hamba telah melaksanakan apa yang engkau, perintahkan wahai cahaya kebenaran.

Kemudian terdengar kembali kata-kata terdengar dari cahaya tersebut,

"Lalu, bagaimana dengan beberapa jenis api yang aku perintahkan untuk mengambilnya padamu, wahai malaikat?" Tanya cahaya itu,

Aku telah membawanya, dan seketika bola api yang seperti gelang itu pun terbang dari genggaman malaikat dan menuju ke hadapan cahaya itu.

Api-api itu terlihat bersatu padu, lalu menjelma menjadi suatu wujud yang sangat aneh dan sulit dijelaskan.

Makhluk itu pun seketika membuka matanya, dan melihat sekelilingnya yang tampak sedang bersujud ke arahnya.

Hai, Jan. Engkau adalah leluhur para Jin yang pertama-tama  diciptakan, semata-mata untuk beribadah kepadaku, Seperti halnya malaikat. 

Makhluk itu pun dengan seketika menoleh ke arah suara tersebut, yakini cahaya yang ada di hadapannya bersemayam di atas. Kemudian terdengar cahaya itu kembali berkata,

Aku akan memberimu nama Hai, Jan. Leluhurnya para Jin kelak, dengan sebutan nama Sumiya.

Makhluk Jan, leluhur dari para Jin kelak yang bernama Sumiya, itu pun kini tampak berlutut lalu bersujud di hadapan cahaya itu sambil berkata,

"Terimakasih, Wahai Cahaya kebenaran. Jika boleh aku meminta sesuatu kepadamu, sebagai tanda syukur wahai Cahaya pencipta?" Pinta Sumiya, leluhur para Jin.

Katakanlah apa yang kamu butuhkan?

"Hamba, meminta 3 hal. Pertama hamba ingin meminta pasangan hidup di alam ini, kemudian yang kedua hamba meminta rupa yang paling bagus dari seluruh ciptaanmu termasuk malaikat. Dan yang terakhir, hamba minta menjadi makhluk yang paling berilmu begitupun keturunan hamba melebihi para malaikat." Ujar Jan, Sumiya.

"Baiklah, Aku kabulkan tiga permintaanmu wahai Syaman, bapak dari segala Jin kelak." Jawab Cahaya Pencipta.

Tiba-tiba saja dari kedua belah paha Sumiya, keluarlah sesuatu yang dengan cepat berbentuk wujud wanita bersayap, yang memiliki paras cantik seperti manusia namun, memiliki kuping yang lancip. Begitu juga paras dari Sumiya pun berubah, menjadi pria yang sangat tampan dan memiliki sayap serta kuping yang lancip.

Kedua makhluk itu pun langsung berlutut dan bersujud kembali hisapan cahaya tersebut, dan mengucapkan terimakasih.

Terima Kasih, Sang pencipta, Ujar Sumiya dan diikuti makhluk baru yang berada disisinya.

Aku akan memberikanmu nama, Lilith. Wahai pasangan Sumiya. Kalian berdua kelak adalah leluhur para Jin. Nikmatilah kehidupan di akhirat/khayangan ini, dan janganlah sekali-kali kalian dekati pohon Khuldi, apalagi memakan sesuatu yang berada dari padanya. Perintah dari suara Cahaya itu,

"Baik, Sang cahaya pencipta." Jawab Sumiya diikuti Lilith.

Dengan cepat Cahaya itu pun naik ke atas dan pergi dari hadapan mereka berdua, beserta para malaikat dengan sekejap mata memandang.

Sumiya dan Lilith pun bangun dari sujudnya, begitu pula para malaikat yang lainnya dan tampak pergi keluar dari tempat ibadat tersebut yang dengan cepat digantikan oleh malaikat lainnya yang mengantri di luar tempat ibadah itu.