Saat Ulrica berjalan menghampiri Nicholas, tiba-tiba kakinya tersandung. Akhirnya Ulrica kehilangan keseimbangan tubuhnya.
"Eh?" cicit Ulrica saat hampir terjatuh.
BRAK!
Ulrica jatuh tepat di atas tubuh Nicholas yang tengah duduk di atas brankar. Wajah mereka menjadi begitu dekat dan hanya berjarak beberapa inchi saja.
'Apa-apaan ini?! Kenapa begitu dekat?!' gerutu Ulrica dalam hati.'
Ini adalah pertama kalinya bagi Ulrica berada dalam jarak wajah yang begitu dekat dengan seorang laki-laki. Jantungnya jadi berdetak kencang.
A-apa yang terjadi? K-kenapa dengan jantungku?' batin Ulrica yang tak mengerti.
Nicholas yang bisa merasakan emosi Ulrica pun berniat untuk mengerjainya. Nicholas berpura-pura digigit semut sehingga bibir mereka berdua bertabrakan.
Mata Ulrica langsung membola ketika Nicholas menciumnya. Dan itu adalah ciuman pertama Ulrica. Tentu saja Ulrica marah dan setengah merona.
Ulrica langsung mendorong tubuh Nicholas. Perasaan kesal, gugup, malu dan sebagainya bercampur aduk.
"Kau... kau... berani-beraninya kau menciumiku tanpa izin?! Apakah kau minta dihajar?!" tegur Ulrica sambil menunjuk-nunjuk Nicholas.
"Apa maksudmu? Aku sungguh tidak sengaja! Tadi punggungku seperti digigit semut, jadi aku terkejut dan tidak sengaja menciummu! Jika kau tidak terima kau bisa mengambilnya kembali," jawab Nicholas dengan santainya.
Ulrica menjadi semakin kesal pada Nicholas karena bukannya meminta maaf, Nicholas justru membuat alasan.
Karena luka Nicholas sudah selesai ia obati, jadi Ulrica memilih untuk meninggalkan Nicholas sendirian dan kembali ke dalam kelas.
Tetapi sebelum pergi, Ulrica melakukan sesuatu terlebih dahulu pada Nicholas. Ulrica memukul tangan Nicholas yang terkena luka bakar.
"Selamat tinggal!" ucap Ulrica lalu pergi.
"Argh! Kau... benar-benar..." Nicholas meringis kesakitan karena lukanya dipukul oleh Ulrica tadi.
Namun entah kenapa Nicholas merasakan sesuatu yang tidak ia rasakan saat ia berciuman dengan kekasihnya. Namun, karena kejadian ini Nicholas menjadi semakin penasaran dengan identitas Ulrica yang sebenarnya.
"Dia... apakah dia adalah Putri Serigala yang menghilang itu?" gumam Nicholas yang penasaran.
Sedangkan Ulrica yang berada dalam perjalanan menuju ke dalam kelas masih teringat akan kejadian di dalam UKS ketika Nicholas menciumnya secara tiba-tiba tanpa izin dari dirinya.
"Dasar pria kurang ajar! Bagaimana bisa dia mengambil ciuman pertamaku seenaknya?! Argh! Menyebalkan sekali!" gerutu Ulrica lalu menendang sebuah botol plastik yang ada di hadapannya.
Ulrica semakin bertambah kesal karena ada orang yang membuang sampah sembarangan. Dan itu membuatnya ingin melampiaskan amarahnya.
"Ini juga siapa yang membuang sampah sembarangan di sekolah?! Apa mereka pikir sekolah ini adalah tempat sampah?!" Ulrica langsung menendang botol itu dengan keras.
Namun nahasnya, botol itu melayang dan mengenai kepala salah satu teman Nicholas. Dia adalah Claude yang hendak pergi ke toilet.
"Argh! Siapa yang menendang botol ke arahku?!" gerutu Claude yang sangat kesal sambil memegang kepalanya yang terkena botol itu.
Ulrica tidak sengaja melakukan itu dan ia juga terkejut jika tendangannya akan mengenai seseorang. Karena Ulrica adalah orang yang bertanggung jawab, jadi dia tidak gengsi untuk mengakui kesalahannya.
Namun lagi-lagi Ulrica menyalahkan Nicholas karena Ulrica kesal dan menendang botol itu karena perbuatan Nicholas.
Karena botol itu melayang akibat dari kaki Ulrica, jadi mau tidak mau Ulrica menghampiri Claude dan meminta maaf padanya.
"Maafkan aku, aku benar-benar tidak sengaja melakukannya," ucap Ulrica dengan kepala yang menunduk.
Claude pikir yang menendang botol itu adalah seorang lelaki namun ternyata malah seorang perempuan. Dan Claude ingat betul jika dia adalah perempuan yang dimaksud oleh Nicholas dan salah satu anak yang populer.
'Ah, ini bukankah gadis yang membuat Nicholas penasaran itu? Aku masih belum melihat dengan jelas wajahnya,' batin Claude.
Karena yang melakukannya seorang perempuan dan Claude penasaran dengan Ulrica yang mampu menggetarkan hati Nicholas juga, jadi Claude pun memaafkannya.
"Tidak apa-apa, bukan salahmu, tetapi salah yang membuang sampah ini sembarangan. Ngomong-ngomong, aku anak baru di sini, namaku Claude, aku di kelas XIPAII. Apakah kita satu kelas?" tanya Claude yang sok akrab.
Claude memang anak yang gampang akrab, namun tidak dengan semua orang melainkan dengan orang-orang tertentu yang ia pilih
Ulrica pun mendongakkan kepalanya dan menatap Claude. Ulrica tidak tahu jika Claude adalah teman Nicholas karena saat di kantin Ulrica tidak terlalu memperhatikannnya.
"Ah, sepertinya kita berbeda kelas. Namaku Ulrica, aku berada di kelas XIPAI," jawab Ulrica lalu tersenyum kecil.
Claude terkejut setelah melihat wajah dan senyuman Ulrica. Kini Claude tahu kenapa Nicholas bisa seperti itu karena Ulrica memang istimewa.
"Kalau begitu kamu berada di kelas yang sama dengan temanku? Dia juga anak baru, namanya Nicholas," ujar Claude memberitahu.
Saat Claude mengatakan nama Nicholas, Ulrica langsung menjadi bad mood lagi. Wajahnya yang tadinya tersenyum kini kembali cemberut.
'Ah, kenapa aku harus bertemu dengan orang-orang seperti ini? Membuatku kesal saja!' gerutu Ulrica dalam hati.
"Tolong maklumi, dia memang sedikit menyebalkan. Namun dia sebenarnya adalah anak yang baik!" sambung Claude yang memberikan kesan baik pada Nicholas.
Ulrica tidak mau mendengar mengenai Nicholas lagi, jadi dia memilih untuk menyudahi pembicaraan ini sebelum mood-nya semakin memburuk.
"Kalau begitu aku permisi dulu!" pamit Ulrica l;alu pergi meninggalkan CLaude.
Claude terus menatap Ulrica yang meninggalkan dirinya. Entah kenapa dia malah berpikiran untuk menggoda Nicholas dengan menggunakan Ulrica.
"Nicholas, aku rasa dia yang akan menjadi ratu masa depan kita bersama dengan dirimu kelak," gumam Claude lalu terkekeh kecil.
HATCIHH!!
Nicholas yang berada di dalam UKS bersin seketika. Ia merasa jika ada yang sedang membicarakan dirinya.
"Apakah ada yang mengutuk aku? Kenapa aku terus saja bersin sedari tadi?" gumam Nicholas yang bingung.
Sementara itu, kini Ulrica telah tiba di depan kelas. Ia masih kesal karena mendapatkan kesialan berlipat ganda akibat Nicholas.
Ulrica kembali terbayang dengan ciuman yang diberikan Nicholas padanya tadi. Sungguh bagi Ulrica itu adalah momen tersial dalam hidupnya.
"Dasar orang gila! Argh! Menyebalkan! Bagaimana bisa dia mencuri hal yang berharga dalam hidupku?!" gerutu Ulrica yang berhenti sejenak di depan pintu kelasnya.
Padahal Ulrica sudah berencana untuk memberikan ciuman pertamanya untuk calon suaminya nanti. Namun sayangnya semua tidak sesuai dengan bayangannya.
Saat Ulrica sudah masuk ke dalam kelas, Anthoni dan yang lainnya serentak menatap Ulrica yang masuk sendirian dan langsung duduk di tempat duduknya.
Jessica pun ikut penasaran kenapa Ulrica tidak kembali bersama dengan Nicholas, bahkan raut wajah Ulrica juga nampak kesal.
"Lihatlah! Dia pasti bangga karena bisa berduaan dengan anak baru yang tampan itu!" cibir Jessica yang iri.
"Ulrica, kenapa kamu sendirian?" tanya Tiffany.
TBC...