Kedatangan Temple of Shadow

Apakah Leon baik-baik saja?

Meskipun baru bertemu beberapa hari, aku memiliki kesan yang baik mengenai Leon. Aku harap dia bisa kembali dengan selamat. Namun, mengingat kekacauan di medan perang tadi, aku ragu mengenai keselamatannya. Hal itu wajar mengingat Tikus Hitam benar-benar memberikan alarm peringatan yang kuat padaku.

"Kevin, lihat barriernya sudah dekat!" teriakan Clarissa membangunkanku dari lamunan. Perjalanan kami keluar dari dalam barrier akhrnya akan selesai. Kale dan teman-temannya kemudian menuntun kami keluar dari barrier.

Aku menginjakkan kaki lalu menghirup udara di luar barrier, aku merasakan beban dihatiku lebih ringan. Selama tiga hari, aku benar-benar dalam bahaya sehingga aku harus menjaga fokusku setiap saat. Namun kini aku bisa sedikit lebih santai mengingat kini bahaya tersebut telah hilang.

"Miss Kale, apa kita akan menunggu disini seperti yang diperintahkan oleh Kak Leon?" tanya Han.

Kale mengangguk, "Kita harus mempercayai dia, aku yakin dia bisa menyusul kita dengan selamat."

Aku sedikit terkejut, kukira Kale, yang terlihat menyukai Leon, akan dengan tergesa-gesa kembali ke dalam barrier setelah mengantarkanku. Namun sepertinya, kepercayaannya terhadap kekuatan Leon lebih besar dari yang aku duga. Apa sebenarnya Leon lebih kuat dibanding Tikus Hitam? Aku meragukannya.

Aku mengalihkan perhatianku pada Clarissa, kemudian aku mendekatinya, "Clarissa, apa kau ingin pergi duluan?" ucapku.

Clarissa sedikit terkejut mendengar pertanyaanku, namun, sebelum dia menjawab, aku lanjut berbicara.

"Adikmu pasti mengalami trauma yang hebat, kurasa kau harus segera membawanya pulang terlebih dulu."

Kali ini Clarissa berpikir sebentar lalu mengangguk, dia tahu bahwa argumenku benar. "Kalau begitu aku akan pergi, apa kau tidak ingin pergi bersamaku?"

Aku menggelengkan kepalaku pelan,"Aku ingin menunggu Leon."

"Kalau begitu aku akan pergi duluan, jangan lupa untuk mampir sebentar ke rumahku." Prioritas Clarissa adalah untuk merawat adiknya. Jadi dia tidak ragu untuk pergi duluan. Namun aku berbeda, jika aku ingin terjun lebih dalam ke dunia Exor maka sudah sepantasnya bagiku untuk menunggu Leon. Aku yakin Leon bisa membantuku.

"Apa kau juga ingin menunggu Leon?"

Aku mengangguk menjawab pertanyaan Han. Aku, Kale, Han dan Quint kemudian menunggu di luar barrier. Setengah jam telah berlalu namun tidak ada tanda tanda Leon akan menyusul kami. Kale mulai gelisah, aku juga curiga bahwa sesuatu telah terjadi di dalam barrier.

Namun, saat kami mendiskusikan apakah akan mengecek kondisi di dalam barrier atau tidak, empat orang misterius yang memakai topeng hewan menghampiri kami. Aku merasakan aura Exor dalam diri mereka. Aku mengingat-ngingat kembali mengenai sesuatu. Kemudian aku sadar mereka berasal dari Temple of Shadow.

"Temple of Shadow, apa tujuan kalian datang ke sini?" Kale dan yang lainnya segera mengambil pose bertarung.

"Hmm, Tiga Setengah Binatang dan juga seorang manusia, apa kita perlu menghabisi mereka?" tanya seorang pemuda dengan topeng monyet.

Kale yang marah segera melototi Si topeng monyet. Seorang wanita yang memakai topeng kucing yang aku rasa adalah pemimpin dari kelompok ini mengangkat tangannya.

"Monyet kecil, jangan berbicara kasar seperti itu. Mohon maafkan dia Nona, kami disini bermaksud untuk mengakhiri kekacauan yang telah terjadi selama bertahun-tahun di bukit ini." Wanita dengan topeng kucing itu menjelaskan tujuan mereka datang kesini.

Kale menenangkan dirinya, Ia kemudian bertanya, "Kekacauan, apa maksudmu kau ingin menghabisi Tikus Hitam?"

Wanita bertopeng kucing itu mengangguk.

"Bagaimana dengan Setengah Binatang, apa yang akan kau lakukan dengan kami? Bagaimanapun kami juga korban disini?" tanya Quint.

"Pemerintah setempat telah setuju untuk memberi kalian area khusus serta izin untuk tinggal di negara ini. Tentu saja hal itu berlaku selama kalian tidak membuat kekacauan."

Kale, Han dan Quint saling memandang, mereka mengangguk pelan. Perlu diketahui bahwa Kale dan yang lain tidak memiliki ide jelas kemana mereka akan pergi setelah meninggalkan barrier tetapi kini kesempatan terbuka. Kekuatan Setengah Binatang di dalam barrier jelas tidak bisa diremehkan, jika Temple of Shadow dan pemerintah setempat mencoba menipu mereka maka pemberontakkan Setengah Binatang akan membuat kota menjadi kacau.

"Kalau begitu ayo kita masuk ke dalam barrier," ujar Kale.

Aku mengikuti rombongan Kale dan juga Temple of Shadow kembali ke dalam barrier. Ngomong-ngomong, salah seorang anggota Temple of Shadow yaitu seorang gadis dengan topeng serigala, mendekatiku dan bertanya padaku, "Kenapa seorang manusia sepertimu bisa terlibat dengan mereka? Apa kau tertangkap? Bukankah sudah ada larangan mendaki bukit?"

"Seorang temanku kehilangan adiknya, kami mencoba menyelamatkan dia yang ternyata berada dalam barrier. Setengah Binatang disana termasuk dalam kelompok yang membantu kami. Sementara temanku sudah pulang duluan untuk merawat adiknya, kami menunggu salah satu setengah binatang yang merupakan bagian dari kelompok mereka."

Aku menjelaskan apa yang terjadi padaku dengan cara yang paling singkat.

"Bolehkah aku memanggilmu Serigala putih?"

"Tentu, itu nama panggilanku."

"Kalau begitu apa aku boleh tahu kenapa Temple of Shadow baru bergerak sekarang, apa kalian memiliki informasi mengenai apa yang terjadi di dalam barrier?" tanyaku. Kedatangan mereka benar-benar bertepatan dengan pecahnya perang antara kelima pilar melawan Tikus Hitam.

Serigala Putih mengangguk, "Ada salah seorang anggota kami yang pura-pura ditangkap, dia memberikan kami informasi mengenai keadaan di dalam barrier."

Aku kemudian mengingat seorang manusia yang berada di dalam ruangan yang sama saat dia dipenjara. Saat itu aku tidak mendekatinya karena kupikir dia berbahaya.

Tak butuh waktu lama bagi kami untuk kembali masuk ke dalam barrier. Para perwakilan Temple of Shadow nampaknya juga tahu bahwa medan perang dibagi menjadi dua bagian sehingga pemimpin bertopeng kucing segera membagi tim mereka dalam dua tim. Wanita bertopeng kucing serta gadis dengan topeng Serigala Putih pergi ke medan perang utama alias tempat Tikus Hitam bertarung melawan Ritsu, Zwein, dan juga Leon. Sementara yang lainnya pergi ke tempat bertarung Pilar . Tenbu dan Chereby melawan Elzard.

Di sisi lain, Aku, Kale Quint dan Han ikut bersama Topeng Kucing dan Serigala Putih. Bagaimanapun kami memperioritaskan keselamatan Leon terlebih dahulu. Kami berlari dengan cepat menuju medan tempur, semakin kami dekat dengan medan tempur aku semakin curiga. Gerbang raksasa telah menghilang, semua mayat juga telah menghilang medan tempur benar-benar bersih kecuali dengan bekas pertempuran.

"Apa yang terjadi disini?" Serigala Putih menatap ke arah bekas pertarungan yang aku Yakini adalah bekas pertempuran Tikus Hitam melawan Ritsu, Zwein, dan juga Leon.

"Hei, aku menemukan sesuatu!" Dari kejauhan Quint memberikan kami Isyarat, kami semua segera mendekati dia. Aku terdiam melihat ke arah sesuatu yang ditemukan Quint. Mayat Leon terbaring kaku dengan berbagai luka yang memenuhi tubuhnya. Tak salah lagi bahwa Setengah Binatang yang paling berjasa dalam menyelamatkan Vincent, kini telah mati.