Dengan kurang ajarnya si tua bangka itu segera melakukan serangan yang membabi-buta. Melihat dada menawan yang menyembul tersebut sang dokter tidak ingin menyia-nyiakan sesuatu dan segera menciuminya dengan hebat!
Ia telah bernapsu dengan sangat, seperti usianya masih menginjak puber dan masa muda. Darahnya mendidih dan mulutnya tidak henti mencium-cium pucukan dada milik Lily.
"Berhenti! Berhenti ... aku mohon, Dok!" Perempuan itu coba memberontak, tapi tidak bisa dipungkiri sekarang hawa napsunya sangat besar dan membuat dirinya tidak benar-benar ingin melawan.
"Sialan, kenapa tidak kau nikmati saja permainanku ini? Jangan menjadi seorang perempuan yang munafik. Aku tahu sebenarnya kau sedang merasakan kenikmatan yang sangat, bukan?" Pekik sang dokter tua seraya menjambak rambut milik Lily.