Bahasa Tubuh

Kaisar dan Felicia duduk di bangku taman. Setelah puas menangis dalam pelukan hangat Kaisar, Felicia tenang juga.

"Minum?" Kaisar menyodorkan botol minum air dingin yang baru saja dibeli dari mesin penjual ototmatis. Felicia mengangguk lesu dan langsung menerimanya. Kesegaran air dingin langsung menggelondor masuk ke dalam kerongkongannya yang kering karena banyak menangis.

"Lo nggak kembali kerja? Nanti Pak Usman marah," tanya Felicia saat melihat Kaisar memakai pakaian lusuh dengan mode Kuli Bangunan seperti biasanya. Sudah pasti anak ini kabur dari proyek untuk menemui Felicia.

"Enggak, lo lebih penting." Kaisar bergeleng, wajah Felicia menghangat saat mendengarnya. Tapi berusaha menyembunyikan debaran perasaan itu. Nggak mungkin seorang dokter berpendidikan tinggi sepertinya jatuh cinta hanya karena ucapan manis seorang kuli bangunan?! Pasti hanya terbawa perasaan, iya, terbawa perasaannya yang gundah gulana jadi ucapan Kaisar terasa begitu manis di telinganya.