Julian menganggukkan kepala nya lalu menatap kearah iblis tersebut.
"Iya, aku tau bahwa aku sudah sangat sering sekali disakiti, dikhianati oleh banyak orang. Tetapi hanya beberapa orang saja lho. Lagipula di dunia ini, banyak sekali jutaan umat manusia. Tentu saja tidak semua nya jahat, dan tidak semua nya juga baik. Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan nya masing-masing. Jadi, meskipun sudah berkali-kali ku dikhianati, tetap saja aku akan melindungi umat manusia dari para iblis terkutuk seperti mu," jawab Julian dengan lantang yang membuat iblis tersebut jengkel.
Sontak saja, iblis itu langsung menyerang Julian. Tetapi tetap saja, Julian lah yang dapat mengalahkan nya apalagi perbedaan kekuatan mereka yang sangat jauh. Iblis tersebut binasa hanya dengan sekali jentikan jari Julian. Lalu setelah nya, energi iblis tersebut diserap oleh tubuh Julian dan tentu saja disucikan secara otomatis.
"Hmm semakin banyak iblis yang ku bunuh, maka semakin tinggi tingkatan ku serta kekuatan ku semakin kuat. Bahkan aku dapat mencapai tingkat dewa abadi yang tidak dapat dikalahkan oleh siapapun," batin Julian. Lalu tak lama setelah nya, waktu pun kembali berjalan.
Pelayan yang semula tergeletak pingsan di lantai bersikap normal seperti tak terjadi apapun. Floryn menatap kearah Julian lalu menyentuh kepala nya yang membuat Julian melirik nya.
"Ada apa, Floryn?" tanya Julian sembari meraih tangan Floryn.
"Entah kenapa aku merasa aneh. Seperti ada sesuatu yang terjadi barusan," ujar Floryn yang membuat Julian terdiam sejenak lalu menjawab dengan polos.
"Hmm tadi aku habis bermain gitar kan? bukankah itu aneh untukmu?" tanya Julian yang membuat Floryn jengkel pada nya.
"Hmm kau benar-benar tidak mengerti maksudku ya. Sudah deh tidak perlu dibahas! percuma saja kalau ku jelaskan, kamu takkan mengerti," gerutu Floryn. Namun Julian malah bertanya.
"Ngomong-ngomong, salah satu keluarga ku masih ada yang percaya dengan dunia sihir ya?" tanya Julian yang membuat Floryn menatap nya.
"Iya, pamanku masih percaya dengan hal-hal seperti itu. Sama seperti mu! bahkan dia pernah mengatakan bahwa pamanku itu adalah ketua sekte terkuat sekaligus pernah bertemu dengan seorang kaisar hebat di jutaan tahun yang lalu," jelas Floryn yang membuat Julian terdiam mendengar nya lalu menganggukkan kepala nya.
"Hmm perkataan paman mu itu benar lho. Bisakah setelah ini, aku bertemu dengan nya?" tanya Julian yang membuat Floryn terkejut mendengar nya.
"Xavier, kau ini kenapa sih? tiba-tiba berubah drastis banget deh. Seperti nya kau harus kembali ke dokter dan diobati agar bisa normal!" jawab Floryn namun Julian malah menggelengkan kepala nya.
"Tidak perlu, aku dapat menyembuhkan diriku sendiri. Kau mau lihat?" singkat Julian yang membuat Floryn geleng-geleng kepala mendengar nya.
"Kalau kamu bisa menyembuhkan diri mu sendiri, sudah sejak kecelakaan itu seharusnya kau lakukan," jawab Floryn. Mendengar hal itu, Julian tertawa lalu ia mengambil pisau di dekat nya dan melukai tangan nya di hadapan Floryn.
"Tanganku sudah terluka, kau bisa lihat kan? ngomong-ngomong, pengelihatan mu bagus kan? gak burem atau semacamnya?" tanya Julian yang membuat Floryn semakin kesal dengan sikap nya.
"Bisakah kau tidak mengejekku seperti itu? cepat sembuhkan luka mu!" ketus Floryn. Julian terdiam lalu menunjukkan tangan nya yang terluka. Secara perlahan, luka Julian mulai mengecil hingga akhir lenyap yang tentu saja membuat Floryn teramat terkejut.
"Lukamu... lukamu benar-benar hilang nih? bagaimana bisa? lalu kenapa kau tak menyembuhkan dirimu saat mendapati luka dari kecelakaan yang terjadi?" tanya Floryn yang membuat Julian menundukkan kepala nya.
"Dijelaskan pun kau takkan mengerti. Sudah lebih baik bicarakan hal lainnya saja! ngomong-ngomong, ada pelajaran yang sulit kau pahami kah di sekolah?" ucap Julian yang mengalihkan pembicaraan. Tentu saja hal itu membuat Floryn sedikit kesal dan kembali membicarakannya hal sebelumnya.
"Tidak usah mengalihkan pembicaraan seperti ini, apa ya terjadi sebenarnya? kenapa kau begitu berbeda?" jawab Floryn namun Julian malah mentertawakan nya.
"Sumpah deh, kamu tuh lucu banget sih kalau lagi marah. Udah dong jangan marah-marah mulu, nanti cepat tua!" ucap Julian yang membuat Floryn menjitak kepala nya.
"Kau ya benar-benar buat aku darah tinggi saja," ketus Floryn.
"Alah kau juga sering begadang ini, darahmu rendah bukan? jadi seimbang dong. Pagi sampai siang darah tinggi, malam nya sampai pagi darah rendah," ujar Julian yang membuat Floryn lagi-lagi memukul nya.
"Seimbang pala mu! dasar gob*ok," ketus Floryn yang membuat Julian tertawa.
Tak lama kemudian, pesanan mereka berdua datang. Pelayan pun menyajikan pesanan mereka berdua di atas meja lalu pergi. Namun saat membalikkan tubuh nya...
"Gimana mbak, sakit di bahu nya udah mendingan?" tanya Julian yang membuat pelayan tersebut membatu. Floryn yang awalnya sedang mengelap alat makan nya tersebut seketika melirik Julian yang tiba-tiba saja bertanya.
Pelayan itu memegangi bahu nya sembari menatap kearah Julian.
"Iya, Kak. Sakit di bahu saya sudah mendingan, tetapi bagaimana bisa kakak tau?" tanya pelayan dengan wajah polos.
"Tidak apa-apa, aku hanya menebak. Soalnya perilaku anda tadi sangat aneh dan sekarang sudah kembali normal. Maka dari itu, aku menanyakan hal tadi," jawab Julian dengan santai. Pelayan tersebut tersenyum tipis kemudian ia melangkahkan kaki nya, dan kembali bekerja.
Julian pun mengelap tangan nya lalu siap menyantap makanan nya. Tetapi pada saat mau mengambil macaron nya....
"Xavier, apakah kamu yang mengobati sakit nya?" tanya Floryn yang membuat Julian menatap nya.
"Sudah ku katakan bahwa aku hanya menebak," singkat Julian yang kemudian menyantap macaron tersebut dan mengunyah nya dengan lahap.
"Masa? tetapi masa tebakan mu bisa sebenar itu?" singkat Floryn yang mencurigai Julian.. Tentu saja hal tersebut membuat Julian mau tidak mau memakai kekuatan nya.
"Ah hahahaha Floryn. Kau jangan terlalu curiga begitu! tenang saja, aku tidak akan peduli dengan cewek selain dirimu," ucap Julian yang membuat Floryn menatap nya dengan sinis.
"Kau berusaha merayu ku?" tanya Floryn yang kesal. Julian terdiam lalu menggaruk-garuk kepala nya sambil cengar-cengir.
"Mana mungkin aku melakukan hal seperti itu," singkat Julian yang membuat Floryn jengkel pada nya. Tetapi tak lama setelah nya, suasana pun berjalan dengan tenang dan normal.
***
Di sisi lainnya....
"Lapor tuan putri, seseorang berhasil mengalahkan salah satu pasukan kita," ucap salah seorang pria berjubah hitam yang membuat seorang wanita yang duduk di singgasana nya berdiri lalu berjalan menuju pria tersebut.
"Bagaimana bisa hal itu terjadi?" tanya sang putri dengan dingin.
"Seorang pria misterius yang keliatan nya masih muda lah yang menghabisi nya. Dan dia melakukan nya dengan cepat bahkan tidak ada yang dapat melihat pria itu menghabisi anggota pasukan kita," jelas pria berjubah hitam.