Setan Kabur

Xu Youyou, putri dari keluarga Xu yang tumbuh besar di pedesaan telah kembali untuk memenuhi perjodohannya dengan putra keluarga Lin. Namun, tepat di hari pernikahannya, sang pengantin pria sekaligus orang yang dia cintai justru melarikan diri dan memilih untuk menemui sang mantan kekasih.
Xu Youyou yang tidak ingin mempermalukan keluarga pun meminta seorang pria yang menjadi tamu pernikahannya untuk menggantikan sang pengantin pria. Pria itu adalah Mo Shenbai, seorang CEO muda yang misterius, sahabat sang kakak.
Akan tetapi, setelah pernikahan terjadi, sang mantan tunangan tiba-tiba kembali dan ingin mengadakan ulang pernikahan. Apa yang akan Xu Youyou lakukan? Tetap bersama suami asingnya, atau kembali pada pria yang dicintainya?
“Tuan Mo, apa kamu mau menikah denganku?” —Xu Youyou, putri keluarga Xu.
“Mo Shenbai, Aku akan membunuhmu!!!” —Xu Jialu, putra keluarga Xu.
“.... Aku janji mulai sekarang dia tidak akan muncul lagi di antara kita. Jangan marah.” —Lin Yin, sang mantan tunangan.
“Dia adalah istriku.” Mo Shenbai, CEO yang misterius.

Menikahimu Sampai ke Tulang-tulangku

Mo Qinghuan sudah lama tidak mencicipi masakan rumahan, dan sekali lagi makan makanan yang dia buat sendiri, mengatakan bahwa tidak ada perasaan dan penyesalan adalah palsu. 


Keterampilan memasaknya lebih baik dari sebelumnya, dan lebih enak daripada yang dibuat di Hotel Bintang Lima. 


 Tetapi ketika Kang Mingcheng bertanya bagaimana keadaannya, dia menjawab dengan dingin, "... Makanlah. " 


 Kang Mingcheng tidak ada artinya dalam evaluasi ini. Dia mengambil sayuran untuk dirinya, jadi... Kalau begitu, dia akan makan lebih banyak. " 


 Mo Qinghuan berkata dengan jujur, tapi tubuhnya masih belum berhenti. 


 Setelah makan, Mo Qinghuan merasa terlalu banyak makan. Ia terus berjalan-jalan di rumah, melihat ini dan menyentuhnya. 


 Kota Kang Ming mencuci piring di dapur. Ketika keluar, ia membawa sepiring buah yang sudah dipotong dan makan buah. " 


 "Tidak bisa makan lagi. " Saya sedang melihat taman kecilnya di balkon, dan saya tidak menoleh ke belakang. 


Kebahagiaan Kota Ming (4