"Payah, aku kira kekuatanmu bertambah, Poresa. Ternyata tidak, kamu semakin lemah. Hahaha, itu sama sekali tidak membantu. Hahaha," ucapnya lirih. Tuan Levois yang berada jauh dari orang itu seketika melirik ke arah sekitar. Beberapa hal nampak mencurigakan, binar kedua matanya nampak seperti orang ketakutan. Di satu sisi, Poresa menyeringai tajam.
"Sekarang, kamu tahu apa makna bertumbuhnya sebuah kekuatan, kan?" Tanya Poresa lirih. Remaja itu berdeham, kedua tangannya terulur ke depan. Tak lama kemudian, panah yang menancap di lengan Levois membelah lengannya, sehingga lengannya patah.
"Sialan! Apa yang sedang kau lakukan padaku, Poresa?! Apa kau ingin balas dendam atas kematian Kakak sialanmu, itu?" pekiknya dengan wajah kesal. Levois menatap kedua matanya dengan tatapan tajam.