Breckson dan yang lainnya menggelengkan kepala.
"Lihat, kau sedang dipermainkan oleh seseorang, Kak." Mikhael menepuk pundak Poresa. Remaja itu menepuk jidatnya. "Sialan, itu berarti ada orang lain di sini selain kita, Mikhael. Kita harus cepat pergi dari tempat ini!" pekik Mikhael dengan rasa kesal. Ia menatap ke arah sekitar dengan amarah.
"Kak, perhatikan hal-hal di sekelilingmu. Apa kamu menyadari sesuatu?" tanya Mikhael dengan suara lirih. Ia menoleh ke arah Breckson dan Poresa. Kedua orang itu saling menundukkan kepala, mereka menyadari sesuatu. Ada sebuah benang panjang berwarna putih melilit kedua kaki mereka.
"Heum, rupanya ada orang yang mau bermain-main dengan kita, Mikhael. Perhatikan langkahmu." Breckson memberikan peringatan kepada adik semata wayangnya. Di hari itu, mereka bertiga saling melempar pandangan. Di satu sisi, orang bertubuh tinggi dan gagah menarik mereka bertiga. Alhasil, Mikhael, Breckson dan juga Poresa terseret ke arahnya.