Seorang Jenderal dari Kerajaan Finias.
Dia mengenakan zirah besar dengan mengangkat pedangnya yang sangat berkilau.
Meskipun dia terlihat memiliki kekuatan besar, Jenderal itu harus bertemu dengan lawan mengerikan.
Dia bertemu dengan Evil Gamma. Sosok yang menyerupai tubuh seseorang yang normal dengan akar-akar berduri yang dimilikinya. Dia juga menatap tajam musuhnya dengan sangat luar biasa.
Tak bisa dipungkiri, mereka berhadapan dengan hujan yang tak berhenti.
Beberapa bawahan Sang Jenderal sedang melakukan pencarian dan penyelidikan di wilayah lainnya, sedangkan dia memeriksa tubuh dari Plantazel yang telah ambruk di dekatnya sebelum bertemu dengan Plantazel bernama Evil Gamma.
“Sebelum kau mati, aku akan memberikan semua hal yang kau inginkan,” Ujar Evil Gamma kepada Jenderal itu.
“Yang aku inginkan?”
“Benar. Aku hanya bisa memberikan sebatas informasi padamu.”
“Hah? Apa kau pikir aku akan percaya dengan monster asing seperti dirimu? Jangan bercanda. Jika dibandingkan dengan kekuatan yang kau miliki, aku jauh di atasmu.”
“Kenapa ras-ras yang tinggal di Kerajaan Finias tidak ada satu pun yang bercermin pada diri mereka sendiri, ya?”
“Apa katamu?”
“Coba kau renungkan sejenak, Jenderal. Apa kau tidak sadar dengan perlakuan yang ditimbulkan oleh kerajaan ini? Lihatlah sekelilingmu. Bukalah matamu. Apa kau tidak sadar dengan yang terjadi?”
“Kau gila, ya?! Aku sangat sadar dengan apa yang terjadi! Bukankah ini ulah kalian, Lucifer?! Kalian yang melepas Plantazel itu dan membuat Kerajaan Finias hancur seperti ini?!”
“Wah, wah. Kau tidak bisa menuduhku seperti itu. Aku bukan lagi bagian dari Lucifer. Aku kabur dari mereka dan terancam dibunuh, kau tahu?”
“Apa omongan palsumu sudah selesai?”
“Kau ingin mencari orang yang mengalahkan Plantazel itu, kan?”
“Kenapa kau tahu—”
“Tentu saja, aku tahu. Dia adalah seorang ras asing yang terlahir sebagai [Great Hero].”
“[Great Hero]...katamu?”
Apa yang dikatakan oleh Evil Gamma membuat Jenderal itu tak bisa berkutik. Plantazel yang ada di dekatnya dibunuh oleh seorang ras asing dan dia adalah [Great Hero]. Pikiran Jenderla itu tidak bisa tenang.
Jika seorang pahlawan seperti itu kembali bangkit, maka dunia bisa melawan balik Plantazel. Namun, [Great Hero] tidak lagi nampak sejak [Perang Fillia] berakhir. Tidak mungkin mereka muncul di kerajaan kecil ini.
“Kenapa kau tahu soal itu? Apa informasi yang kau berikan itu benar?”
“Sudah kubilang, aku tidak akan berbohong.”
“Untuk apa seorang pahlawan seperti itu datang kemari? Dan kau menyebutnya sebagai ras asing?”
“Bisa dikatakan, aku menggiring mereka kemari setelah mendengar Lucifer sedang aktif di Kerajaan Finias. Aku sangat menyukai kekuatan dan potensinya. Namun, dia masih dalam tahap berkembang. Aku tidak ingin dia tumbuh dan melupakan diriku ini karena bertarung dengan [Great Hero] seperti dirinya adalah mimpi bagiku. Sejujurnya, aku tidak tahu dia dari ras apa, jadi aku memanggilnya dengan sebutan ras asing. Mudah, kan?”
“Aku menjadi tidak mengerti sekarang. Kenapa kau menarik dirinya ke Kerajaan Finias dan membuatny berurusan dengan Lucifer yang merepotkan kerajaan ini? Dia tidak ada hubungannya.”
“Apa yang kau katakan, Jenderal? Dia sangat istimewa dibandingkan [Great Hero] lain. Aku ingin bertarung dan melahapnya. Semua yang dia miliki akan berkembang dan membuat diriku akan berkembang menjadi lebih kuat.”
“Sudahlah! Kau ini memang tidak memiliki hati pada kami! Seenaknya membawa [Great Hero] ke tanah kami! Dan lagi, kau ini tetaplah sisa-sisa Lucifer! Sebagai seorang Jenderal, aku tidak akan membiarkan makhluk berbahaya sepertimu semakin seenaknya menginjak dan membuat kerusakan lebih parah! Aku akan membunuhmu!”
“Semangat yang bagus, Jenderal. Apa kau ingin tahu fakta lainnya?”
“Huh?!”
“Bawahanmu sedikit merepotkanku. Jadi, aku sedikit membuat mereka menyingkir....”
“Jangan-jangan...kau sudah....?”
“Ya, aku membunuh dan melahap mereka.”
“Sialan kau! Evil Gamma!”
Kata-kata itu membuat tubuh Jenderal menghilang dari pandangan Evil Gamma dengan cepat. Evil Gamma terkejut. Hal itu bukan karena hilangnya Jenderal, tapi beberapa akar berduri miliknya terpotong dengan halus tanpa dia sadari. Ya, itu adalah serangan dari Jenderal.
Evil Gamma berbalik dan melihat Jendereal berada di belakangnya dengan mengeluarkan sedikit aliran sihir dari tubuhnya. Dia mulai mengerti. Itu adalah jurus dari Jenderal yang membuat dirinya terluka lebih parah dibandingkan saat melawan Hasan dan Fadhel.
“Kau boleh juga. Apa ini kekuatan yang kau miliki sebagai seorang prajurit terkuat di Kerajaan Finias, Jenderal?”
“Aku rasa kau sudah tidak bisa banyak bicara lagi, Evil Gamma. Dengan akar-akar yang rusak itu, kau tidak mungkin melawanku dengan mudah.”
“Boleh juga. Rasa sakit yang kurasakan benar-benar lebih parah dibandingkan dengan [Great Hero] yang melawanku sebelumnya. Pengalaman seseorang memang berbeda.”
“Aku akan membunuhmu dengan [Move of Lightning] milikku.”
“[Move of Lightning]? Begitu rupanya. Itu adalah kemampuan dalam bergerak secepat kilat dan serangan kilat, ya?”
“Kepalamu cukup baik dalam menilai jurusku. Namun, aku rasa kepalamu itu tidak akan bertahan lama di sana.”
“Buktikanlah...”
Jenderal menggunakan [Move of Lightning] pada Evil Gamma.
Kekuatan yang sangat cepat hingga tidak dapat diikuti oleh mata Evil Gamma. Jenderal terus menebas akar-akar berduri dari Evil Gamma. Meskipun Evil Gamma memiliki kekuatan regenerasi tubuh yang sama dengan Plantazel lainnya, dia kesulitan mengatasi kecepatan dan serangan dari Jenderal.
“10! 15! 20! 25! 30! Aku masih sanggup!”
“Kuh?! Ini bahaya untukku....Akh?!”
Tubuh terlempar dan mendarat di atas bangkai monster Plantazel yang terbunuh. Jenderal menatapnya dengan napas yang terengah-engah. Dia sedikit kewalahan dengan jurusnya. Beban yang dimiliki atas [Move of Lightning] cukup banyak untuk diri Jenderal.
“Bagaimana?! Apa kau sudah siap mati?!”
“Hahaha....Kau memang hebat. Aku bisa menimati gairah bertarung yang tiada tara. Bagus. Bagus sekali, Jenderal! Kau sudah menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Saat ini, aku berada di atas mayat Plantazel yang dibunuh oleh [Great Hero]. Ini memang tidak ada duanya. Aku sangat senang dengan semua ini. Aku...aku...aku....”
“Apa-apaan kau ini?! Jika kau punya kalimat terakhir, aku akan mendengarkannya!”
“Kalimat terakhir? Apa kau sudah gila, ya?”
“Aku rasa kau tidak punya, ya?”
“Tidak, tidak. Aku tidak memiliki kalimat konyol seperti itu, dasar kau ini. Sudah kukatakan bila aku yang akan membunuhmu. Harusnya, kau yang menyiapkan kata-kata akhir untukmu.”
“Kau tidak bisa membaca situasi? Ini adalah kekalahanmu, Evil Gamma. Jangan terlalu banyak bicara supaya aku bisa segera menghabisimu.”
“Aku tidak pernah kalah, Jenderal. Kau sudah memberikan tempat terbaik untukku di sini. Aku tunjukkan padamu. Hhhhhhhhaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
“Apa?!”
Kekuatan yang dimiliki Evil Gamma terpancar kuat. Tubuhnya merasakan peningkatan yang dahsyat. Tidak salah lagi, tubuh monster yang berada di bawah Evil Gamma semakin mengecil. Tidak, lebih tepatnya semakin mengering. Saat mayat monster itu seakan tidak ada isinya lagi, Evil Gamma bangkit dan menginjakkan kakinya ke tanah sembari menatap Jenderal yang bersiap untuk melawannya lagi.
“Bagaimana kalau kita mulai babak kedua, Jenderal?”
“Kau melahap sihir dan kekuatan yang tersisa dari mayat monster itu, ya? Aku tidak menyangkanya. Namun, aku yakin bila kau tidak bisa mengalahkanku, Evil Gamma!”
“Waktunya untuk sedikit serius, Jenderal.”
Dua orang yang saling menatap dan bersiap meruntuhkan wilayah sekitar mereka. Kekuatan sihir yang menumpuk dan mengerikan dimiliki oleh keduanya. Di saat hujan tak berhenti turun, mereka melanjutkan pertarungan dan memulai babak baru untuk pertarungannya. Evil Gamma dan Jenderal masih belum ada yang menyerah.