Winda yang masih berada di ruangan kerja Kenan melirik ke arah foto yang setia menemani Kenan tentu saja ada rasa cemburu dalam hatinya tetapi dia sadar Kenan hanya mencintai Keyla dan dirinya hanya bisa mencintai Kenan dalam diam
"apa kamu merindukan dia?" tanya Winda seraya memalingkan pandangannya ke arah Kenan
"tentu saja tapi aku merasa dia sekarang membenci aku apalagi aku yang pergi meninggalkannya begitu saja"
"kenapa kamu tidak coba menjelaskannya dan memberitahu alasan mengapa kamu pergi meninggalkannya pasti dia akan mengerti dan aku sangat yakin tentang hal itu"
"kamu tidak mengenal keyla, dia tidak akan menerima alasan itu apalagi aku yang pergi tanpa berpamitan padanya makanya aku yakin sekarang dia membenci aku"
"mungkin aku tidak mengenal baik siapa Keyla tapi aku sangat yakin bahwa dia akan mengerti jika kamu mengatakan semuanya karena aku yakin tentang hal itu"
"aku berharap seperti itu"
Kenan tersenyum ke arah Winda tentunya dia merasa senang karena Winda selalu mendukungnya bahkan selalu memberinya dukungan kepadanya dalam keadaan apapun itu sebabnya dia senang mempunya sahabat seperti Winda
di kampus Keyla sedang termenung sambil memainkan gelas di hadapannya hingga seseorang mengagetan dirinya
"kamu bikin kaget aja" seru Keyla yang sangat kaget karena Ayumi datang secara tiba-tiba
"lagian kamu siang-siang begini udah melamun" Ayumi terkekeh geli melihat wajah Keyla yang kaget
"siapa yang negelamun?" elak Keyla seraya menghela napas
"kamu itu masih saja bohong key, padahal sudah ketahuan" ucap Ayumi
tentunya Keyla tidak bisa berbohong kepada sahabatnya itu tapi dia bingung haruskah dia menceritakan apa yang terjadi kepada sahabatnya itu tetapi dia ragu karena Keyla tahu sikap Ayumi yang temperamental apalagi jika menyangkut tentang laki-laki
Ayumi mendudukan dirinya di samping Keyla seraya meraih gelas milik Keyla dan meminumnya hingga tanda tentu saja hal itu membuat Keyla hanya menatap tidak percaya karena itu kebiasaan Ayumi sejak dulu
"Key, nanti malam pergi yuk" kata Ayumi sambil melihat ke arah samping dimana Keyla menatapnya dengan kesal namun dia tidak memperdulikan nya.
"tidak bisa, kamu tahu bagaimana kedua orang tua aku kan! lagi pula aku tidak bisa kemana-mana sebelum ijin sama mas Hardi" celetuk Keyla
"mas Hardi" ulang Ayumi yang langsung memasang raut wajah penuh dengan penasaran karena dia baru mendengar nama itu.
Keyla langsung menutup mulutnya dengan sebelah tangannya karena dia baru sadar bahwa dia telat keceplosan menyebut nama Hardi di depan Ayumi tentu saja dia tahu pasti Ayumi akan menanyakan siapa Hardi.
"lupakan saja, aku hanya asal bicara" ucap Keyla yang meralat ucapannya beberapa saat lalu
tapi bukan Ayumi namanya kalau langsung saja diam saat Keyla memintanya tidak membahas itu karena sekarang Ayumi semakin penasaran tentang siapa Hardi mana yang beberapa saat lalu tanpa sengaja Keyla ucapkan
"gak bisa, aku mau tau siapa Hardi! karena aku merasa asing dengan nama itu"
Keyla menghela napas mendengar pertanyaan Ayumi tentu saja dia tahu bahwa sahabatnya akan menanyakannya seperti itu sampai dia menemukan jawaban dari rasa penasarannya sedangkan Ayumi masih melihat ke wajah Keyla yang masih belum juga memberikannya jawaban
Keyla cukup lama terdiam hingga dia memutuskan untuk menceritakannya kepada Ayumi mungkin saja sahabatnya itu bisa memberikannya solusi atas apa yang terjadi sekarang pada dirinya
"mas Hardi itu calon suamiku" ucap pelan Keyla.
"apa?" sontak Ayumi kaget bahkan suaranya cukup nyaring hingga membuat seisi kantin melihat ke arah mereka
Keyla langsung memberi isyarat agar Ayumi memelankan suaranya karena Keyla tidak ingin ada yang tahu tentang hal itu karena dia tidak ingin ada yang tahu perihal pernikahannya karena dia takut jika ada yang mengetahuinya dan melaporkannya kepada dekan pasti dirinya akan di keluarkan dari kampus
Ayumi yang masih kaget segera menutup mulutnya karena baru sadar suaranya sudah membuat mereka jadi pusat perhatian disana sedangkan Keyla langsung menepuk keningnya sendiri karena ulah Ayumi
"kamu becanda kan?" Ayumi masih mengira bahwa Keyla sedang bercanda kepadanya
Keyla menggeleng
"lalu bagaimana dengan Kenan? apa dia tahu tentang hal ini?" tanya Ayumi yang mengetahui bahwa sahabatnya itu mempunyai kekasih.
"tidak, sudah jangan bahas dia lagi. lagi pula dia sudah meninggalkan aku" ucap Keyla yang tidak ingin membahas Kenan lagi apalagi dia mengingat bagaimana cara kenan meninggalkannya itu membuat hatinya begitu terluka
"kamu jangan ngomong gitu, aku yakin Kenan ada alasan mengapa dia pergi begitu saja seharusnya kamu memberikan dia kesempatan untuk menjelaskannya bukan malahan memutuskan hubungan kalian"
"semua sudah berakhir jadi jangan pernah sebut nama dia lagi dan sebentar lagi aku menikah"
"aku tidak percaya kamu akan menikah secepat ini, jangan mengambil keputusan yang bodoh key, aku yakin kamu menikah demi melupakan kenan kan?"
"ini tidak ada hubungannya dengan dia karena aku menikah dengan keinginan aku jadi sama sekali tidak ada alasan lain"
Ayumi menggelengkan kepalanya karena dia bisa melihat jelas dari sorot mata sahabatnya itu bahwa masih mencintai Kenan tetapi Ayumi tahu bahwa sikap keras kepala yang Keyla miliki akan susah untuk memberikan penjelasan sedangkan Keyla yang tidak bisa membohongi perasaannya sendiri bahwa sampai saat ini dirinya masih mencintai Kenan
Hardi yang masih sibuk dengan pekerjaannya langsung berdecih kesal saat mamanya terus saja menghubungi hingga dirinya tidak bisa berkonsentrasi dalam bekerja hingga membuatnya mau tidak mau harus mengangkatnya karena kalau tidak mamanya tidak akan berhenti untuk menghubunginya
"iya mi, ada apa?" tanya Hardi saat sambungan telepon tersambung
"kamu itu kemana aja? mami sudah beberapa kali menghubungi kamu" ucap Heni dengan nada sedikit berteriak
Hardi yang mendengarnya segera menjauhkan sedikit ponselnya karena suara mamanya membuat telinganya sakit
"tidak usah berteriak mi, aku lagi sibuk, ada apa mama telepon aku?" sahut Hardi yang tidak mau berbasa basi mengingat pekerjaannya masih menumpuk
"kamu tolong jemput Keyla di kampusnya dan langsung anterin ke rumah" jawab Heni
"apa? aku tidak salah dengar kan mi?" Hardi memastikan lagi perkataan mamanya
"tidak, pokoknya mami mau kamu jemput Keyla dan ingat tidak ada penolakan" jawab Heni yang tanpa menunggu jawaban Hardi langsung mematikan sambungan teleponnya
Hardi yang kesal karena mamanya mematikan sambungan teleponnya memegang erat ponselnya apalagi mengingat permintaan mamanya yang memintanya menjemput Keyla tentu saja dia kesal saat mendengarnya tetapi dia tidak bisa menolak permintaan mamanya
tanpa menunggu lama dia segera beranjak dari kursi kebesarannya dan segera berjalan menuju pintu dengan memasang wajah yang begitu kesal bercampur marah andai saja dia punya pilihan lain