Di sekolah, Jiro sedang jajan dikantin bersama kawan-kawannya bahkan, mereka selalu bercanda dimana pun berada hingga pergi kedalam kelas sambil membawa makanan untuk dimakan namun, satu teman lainnya ingin minta makan darinya. Lalu, Jiro memberinya hingga melihat orang tersebut pergi meninggalkan Jiro yang sedang makan snack dari kantin namun, saat bel berbunyi, tiba-tiba saja Jiro pergi ketoilet untuk membuang air kecil hingga pergi kedalam ruang kelas setelah dari toilet. Jiro melihat pelajaran matematika segera dimulai, sambil memperhatikan guru yang sedang memberikan ilmu kepada Jiro maupun murid lainnya yang berada didepan maupun dibelakang.
Jiro mulai menulis hingga menunggu jam ke enam, hingga sampai jam setengah sepuluh dimana Jiro akan mengerjakkan uji kopetensi dasar dari guru setelah menerangkannya didepan papan tulis. Setelah menyelesaikan tugas matematika, Jiro sendirian tanpa kawan untuk berada di sekolah karena, selalu memikirkan seorang perempuan yang ingin mengajaknya berbicara bahkan, jalan-jalan ditolak dengan hampa. Lalu, melihat kedalam handphonenya yang melihat layarnya berupa gambar yang dia suka, namun sang guru Andrian melihat Jiro sedang melihat gambar perempuan dilayar handphonnya. lalu, menutup handphone tersebut hingga Pak Andrian berkata."kau kelihatan sedih, kenapa?",ujar Andrian dengan nada tenang sambil menggaruk kepala Jiro yang kurang tenang
"aku tidak apa-apa Pak",jawab dengan malu kepada Andrian
"Bapak mengerti didalam handphonemu itu, seseorang yang kau dicintai pasti dia kembali untukmu",ujar Andrian kepada Jiro
"itu tidak benar",jawab Jiro dengan nada marah dan tenang,"aku.... aku hanya.....",tambahnya
"itulah kau harus bisa mengambil keputusanmu dan Bapak tau, kau suka dengan dia kan?",ujar Andrian kepada Jiro,"dia pasti akan menyukaimu saat kau pergi dan mencarimu untuk meminta maaf darinya",tambahnya sambil tersenyum
"itu bohong, aku sudah tau isi hati dia, bahkan dia selalu menganggapku tidak ada dan..... aku tidak berbuat apa-apa selain memutusin dia",ujar Jiro dengan nada kecewa
"dia pasti menyayangimu mungkin dia tidak tau atau dia salah paham, Jiro",ujar Andrian dengan nada menasehati Jiro
"bapak kenal dengan dia?",ujar Jiro menanyakan seorang perempuan tersebut
"iya, dia masih ada disana mungkin dia salah paham",ujar Andrian dengan perkataan sama dengan perkataan dari awal
"Bapak tidak mengerti, dia hanya menghindar dariku bahkan, aku mencoba untuk mendekatinya! Apa boleh buat, apakah aku ini egois?!",Jiro memulai puncak amarahnya yang sangat tinggi didalam hatinya
"Hmmm, tidak Jiro dia memang salah paham saja, dia mendengar memanggil namanya yang kau sebutkan tapi, dia mendengar suara memanggil namanya dan langsung pergi. Dia intropeksi diri kesalahan itu dan juga dia pasti akan meminta maaf kepadamu disuatu hari nanti, apakah kau merasakan seperti itu Jiro?",ujar Andrian kepada Jiro
"iya, mungkin dia selalu begitu tapi, aku tidak tau.....",ucap mulut Jiro ditutup dengan satu jari telunjuk Andrian ke atas
"sssshshshsh.....",jari tengah menyimpannya di bawah sambil berkata,"jangan bicara seperti itu Jiro, dia hanya menyembunyikan persaan saja Jiro bukan menghindar",ujar Andrian kepada Jiro tentang perempuan tersebut
"haaah, baiklah terimakasih Pak Guru. Bapak telah menasehatiku disini",Jiro pergi meninggalkan sang guru, Andrian melihat dia sedih bahkan, Andrian menghilang saat dibelakang Jiro
Jiro tidak melihat Pak Andrian, hingga membiarkannya dia untuk pergi kedalam ruangan, lalu Jiro sedih didalam hati karena kelakuan sang perempuan yang dia cintai sambil masuk kedalam rumah sambil pergi kedalam ruang kamar mandi untuk membersih tubuh yang kotor. Bahkan, menggantikan pakaiannya dengan bagus sambil tidur dan malas untuk bergerak karena disekolah terdapat praktek olahraga baginya hingga melihat ke atas dan memikirkan perempuan yang dia cintai, dimana Jiro melihat perempuan berada didalam ruangan dan duduk dengan tenang hingga membayangi perempuan yang cantik tersebut dimata bayangannya. melihat dia dari pintu dengan jendela plastik saja, Jiro tidak bisa melihat perempuan tersebut karena transparan. Lalu, saati dibuka sedikit dan melebarkannya ke samping hingga perempuan yang ada didepannya tidak terdengar suara gesekkan pintu ke samping, Jiro akan memanggil namanya hingga melihat dia datang kemari sambil menatapnya. Namun, dia tidak menemui dirinya, hingga Jiro melihat kebelakang melihat seorang laki-laki yang membuatnya kecewa dan merasa iri hingga benci kepadanya, lalu pergi meninggalkan mereka berdua untuk saling berdekatan.
Jiro berlari hingga tidak mau mendekatinya lagi bahkan, mencoba untuk merasa hilangnya rasa kebencian dengan cara melupakannya namun, rasa lupa masih ingat dibenaknya Jiro hingga lemas serta tidak bisa berbuat apa-apa kepadanya. Bahkan, Jiro menyadarinya sambil menutup kedua matanya hingga tidur menyandar ke arah kanan. rasa kelembutan sesuatu, mulai dirasakan olehnya sehingga Jiro memegang ekor ataupun bulu yang dirasakan olehnya. Lalu, saat Jiro memegang kelembutan yang misteri tersebut namun, terdengar suara teriakkan kecil hingga membuatnya kaget dan membuka kedua matanya melihat bulu pink didepan matanya hingga terkejut dan duduk sila. Ternyata, Yae Miko yang tertidur diatas kasur dengannya hingga Jiro khawatir dengan teriakkan tersebut sambil menahan rasa kebencian terhadap perempuan yang berpaling dengannya.
"maaf, aku tidak tau Kakak ada ditempat tidur",ujar Jiro
"tidak apa-apa Jiro, kau sedang memikirkan dia kan?",Yae Miko tersenyum hingga melihat Jiro menutup kedua matanya dan tidak menjawab apapun, namun beberapa menit kemudian dia berkata,"iya, aku terlalu banyak memikirkan dia, kenapa aku harus begini dan apa aku salah dengan dia? Kak Miko?",tambahnya
Yae Miko mendengar curhatan Jiro dengan sedih hingga berkata,"sudahlah Jiro biarkan saja, kau sama aku kan Jiro?",ujar Yae Miko dengan senyumannya kepada Jiro
"iya tentu, hah bagaimana aku bisa melupakannya Kakak?",ujar Jiro dengan tatapan sedih ke arah Yae Miko
"kau tidur sama Kakak, kau suka ekorku Jiro?",ucap Yae Miko yang sedang memegang ekor pink miliknya
"iya, tapi aku melihat Kakak jika aku memegang ekor Kakak takutnya berteriak",ujar Jiro dengan sedikit gugup melihat ekor Yae Miko yang bergoyang
"tidak apa-apa Jiro, pegang saja ekorku ini, sambil tidur agar kau tidak merasa terbebani apalagi mengingat perempuan itu, Jiro. Yuk tidur sama Kakak, Kakak juga mau tidur disini, karena tempat ini sangat enak dibandingkan disana",ujar Yae Miko sambil tersenyum melihat Jiro yang tersinggung hingga mengerti
"baiklah,aku tidur karena hal ini",ujar Jiro sambil tidur di hadapan ekor pink Yae Miko dan memegang serta memeluknya dengan kelembutan yang tiada taranya
Jiro akan tidur di hadapan ekor rubah pink yang lembut bahkan, Yae Miko mulai merasakan tangan Jiro yang merupakan lemah lembut tersebut hingga mencoba untuk memindahkan posisi ekornya dibelakang Jiro sambil mendorong tubuhnya ke arah Yae Miko. Hingga memeluknya membuat Jiro merasa nyenyak sambil menyandar ke arahnya bahkan, ekor dibelakang Jiro agar nyenyak dalam tidur.
Yae Miko menggaruk kepala Jiro dan tersenyum dengan murah hati kepadanya, lalu memegang tubuh Jiro dengan halus serta melihat wajahnya yang tidur sangat enak dipandang Jiro mulai terlihat, lalu Yae Miko berkata,"kau tidur saja sama Kakak disini Jiro, kau banyak pikiran tentang dia bukan? Aku hawatir dengan kondisimu karena dia. Kakak akan tetap bersamamu disini jika kau lelah dalam sesuatu",ujar Yae Miko kepada Jiro yang sedang tidur disiang hari.
Jiro terbangun sambil melihat Yae Miko tidur di atas kasurnya bahkan, membuka kedua matanya melihat Jiro sudah bangun dari awal,"Kakak, tidur sama Kakak lebih enak rupanya dan tenang?",ujar Jiro yang tersenyum ke arah dirinya sambil berkata,"iya Jiro",jawab Yae Miko hingga terbangun sambil menutup mulutnya yang mengual
"Kak, kita kemana hari ini?",ucap Jiro yang akan pergi ke negeri Inazuma sambil mengelilingi kota Inazuma yang sedikit banyak orang disekitarnya
"ayo kesana!",ucap Yae Miko pergi kesuatu tempat sambil memegang tangan Jiro dengan erat
"ke kemana Kak? aku bingung Kak",ujar Jiro kebingungan melihat kesenangan Yae Miko untuk menghiburkan Jiro
"yaaah, lihat saja Jiro, kau pasti akan senang melihat pemandangan yang indah di depan sana",Yae Miko yang sedang tersenyum ke arah Jiro sambil melihat kedepan melihat Arataki Itto dan lainnya yang sedang asyik di samping pantai
"oh, mereka ada disana ya?",ujar Jiro melihat kawan-kawan Yae Miko walaupun tidak ada Ayaka, Thoma, Ayato, dan Risa ditempat tersebut
Jiro melihat kawan-kawan tersebut tampak senang di tengah pantai membuatnya senang bisa melihatnya, namun angin segar pun dapat dirasakannya hingga pergi membawakan layang-layang di udara. Lalu, Yae Miko melihat keindahan layangan Jiro di udara bahkan, Itto melihat layangan yang diterbangkan oleh Jiro sambil berkata.
"wah, layangan siapa ini? bagus sekali",ujar Itto yang kagum melihat layangan Jiro di udara
"itu layanganku, Kakak",jawab Jiro sambil melihat mereka menemui dirinya
"siapa kau?",ujar Itto dengan kebingungan melihat Jiro
"namaku Jiro" jawab Jiro dengan pendek
"aaah, dia berasal dari Sumedang, bukan dari sini",ujar Yae Miko kepada kawan-kawannya yang baru tau tentang Jiro
Jiro mencoba mengeluarkan atraksi layangan di udara hingga semua heran dan kagum dimana Jiro selalu, menerbangkan layangan yang tinggi di udara Inazuma membuat Yae Miko merasa senang bahkan, melihat Jiro yang begitu senang memainkan layangan di udara. Namun, ketika wajah Jiro mulai merasa senang sambil melihat kesamping dia melihat perempuan tersebut yang membuat kesenangan Jiro mulai menurun hingga berusaha mempertahankan atau melawan rrasa kebencian terhadap dia dengan cara diam.
Yae Miko melihat dari gerak-geriknya Jiro mulai berubah walaupun kawan-kawannya tidak melihat sikap Jiro yang tidak hal biasa, bahkan merasa senangnya sudah hilang didalam hati hanya kesenangan palsu saja yang dapat dilihat oleh Itto dan lainnya namun, tiba-tiba muncul hewan besar yang ternyata naga Huruki membuat Itto dan kawan-kawannya terkejut melihatnya. Jiro melihatnya sambil menurunkan layangannya hingga menyiapkan dalam penyerangan tersebut lalu, Sara mencoba menghindar dari serangan musuh yang jinak dengan mengeluarkan bola api kuning didalam mulutnya kemudian mengeluarkannya ke arah mereka termasuk Jiro. Thoma dan Ayaka melihat kejadian tersebut hingga berlari untuk bertarung melawan sang naga Huruki, Yae Miko melihat mereka sedang mundur karena sang naga namun, tidak melihat Jiro yang berusaha menghindar dari sang naga tersebut hingga melihat ada garis petir ungu yang merupakan Jiro yang sedang bertarung melawan naga Huruki.
"gawat! Dia bertarung dengan naga itu!",ujar Yae Miko sambil maju kedepan untuk membantu Jiro bahkan, melihat Ayaka dan Thoma yang sedang bersiap-siap melawan sang naga yang ganas hingga berkata kepada mereka",Ayaka! Thoma! Kalian harus mundur, ini sangat berbahaya",ujar Yae Miko yang melihat mereka berdua terdiam sambil menatap dirinya
"aku tidak bisa diam saja melihat naga di depan kami",jawab Thoma,"dia berasal dari tempat yang jauh kan?",tambahnya
"kalian harus dibelakang dan mundur, biar aku yang akan melawan makhluk itu",ujar Yae Miko yang maju duluan
"tapi..... Miko...",Ayaka mengeluarkan kata-kata yang bersifat patah namun, lengan Thoma mencoba untuk menarik lengan Ayaka untuk segera pergi meninggalkan medan tempur
Jiro yang sedang mahir bertarung melawan naga Huruki, sedang adu kekuatan dengannya sambil menggibas serta mempertahankan dari serangan bola api kuning ke arahnya namun, Jiro mampu menangkisnya membuat sang naga berteriak histeris hingga terdengar oleh seluruh warga sampai kedalam gedung ruangan Raiden Shogun. Lalu, Jiro mencoba menggibasnya lagi dengan pedang, namun sang naga mengeluarkan koloninya berupa bayangan tentara samurai sambil membalasnya ke arah Jiro, Yae Miko datang hingga mengeluarkan serangan ke arah mereka dengan kekuatan catalyst, dengan mengeluarkan bayangan rubah dibelakangnya hingga bersiap untuk mengeluarkan serangan petir atau electron kearah musuh hingga mengenainya. Jiro berada disamping kiri Yae Miko dan berkata,"dia muncul lagi, apakah kita harus mundur?",ujar Jiro sambil menatap Yae Miko serius
"tidak, kita tidak boleh mundur begitu saja, kau saja yang mundur",jawab Yae Miko dengan memegang kalung tersebut untuk melawan naga Huruki
"aku juga tidak...",ucap Jiro dengan kata terputus sambil melihat naga tersebut siap mengeluarkan serangan petir didalam pedangnya dan menggibasnya
sang naga melihat Jiro melompat dan siap untuk membunuhnya namun, berhasil untuk menghindar hingga mengeluarkan serangan bola api kuning ke arah belakang Jiro yaitu, Ayaka dan Thoma. Lalu, saat Jiro turun kebawah hingga menghindar dari sang naga, serangan bola api mulai dikeluarkan dan mengenai mereka berdua membuat Yae Miko kaget saat serangan tersebut mengenai mereka. Jiro yang hanya serius kedepan dan melihat naga Huruki mulai turun kebawah hingga melarikan diri dari Jiro.
"bagus, dia melarikan diri juga",ujar Jiro yang telah melihat sang naga Huruki pergi dari negeri Inazuma sambil melirik kebelakang melihat Yae Miko sedang membangunkan seseorang bahkan, mencoba untuk menemuinya sambil melihat Ayaka dan Thoma terluka,"apa yang terjadi?"
"dia.... dia melukai mereka", Ucap Yae Miko sedikit kecewa melihat Ayaka dan Thoma terluka parah
"Hmmmm, sebaiknya..... kita akan pergi dan membawa mereka berdua untuk dirawat inap",ujar Jiro yang membela mereka sambil membawanya kedalam kamar
Jiro ikhlas mereka mereka saling berpegang tangan bahkan, Jiro menggendong Thoma sementara Ayaka digendong oleh Yae Miko untuk pergi ke tempat tidur, Jiro melihat Thoma didalam kamarnya sementara Ayaka berada didalam kamar Risa.
"sepertinya mereka hanya luka ringan saja tapi, kondisi Kakak Ayaka tidak tau, boleh aku memeriksanya Kak?",ujar Jiro kepada Yae Miko
"boleh Jiro, kau memeriksa mereka berdua",jawab Yae Miko kepada Jiro
"baiklah terimakasih Kak",ucap Jiro dengan tulus dan ikhlas
Jiro memeriksa Thoma, saat diberiksa ternyata hanya luka ringan dibagian lengan kirinya membuat Jiro sangat khawatir walaupun didalam hatinya merasa benci hingga menghadapinya dengan sikap diam, lalu dia pergi untuk menutupi kejahatan dirinya yang segera muncul dihadapannya. Lalu, Jiro akan keluar rumah untuk membeli obat-obatan seperti obat merah untuk Thoma lalu, obat pusing untuk Ayaka hingga pergi dan memberikan obatnya kepada mereka yang sedang sakit. Jiro pergi kedalam kamarnya sambil mengobati Thoma di bagian lengannya hingga membuatnya perih saat diberi obat tersebut, lalu Jiro akan pergi ke kamar tidur Risa melihat kondisi Ayaka yang kian tidak membaik karena pusing berat di bagian tertentu.
"Kak Ayaka, Kakak bangun!",ujar Jiro sambil membangunkan Ayaka hingga melihat kedua matanya terbangun,"Kakak?",tambahnya
"Jiro..... kau kah itu?",ujar Ayaka dengan nada lembut kepada Jiro
"Kakak harus makan obat, karena sakit pusingnya sangat parah Kak",jawab Jiro dengan nada sedih walaupun didalam hatinya mencoba melawan rasa kebencian
Jiro langsung pergi tanpa melihat kondisi Ayaka yang sakit pusing hingga kebingungan melihat sikap Jiro yang tampak tidak senang terhadap dirinya, karena menghindar sambil melahap obat darinya dan meminumnya. Jiro hanya pergi ke tepi pantai dimana makhluk mistis berada dan bertarung melawannya, lalu melihat kedepan melihat bayangan pergerakkan naga Huruki yang berhasil melarikan diri kesuatu tempat yang jauh. Lalu, Jiro melihat ke arah samping bekas pertempuran melawan makhluk tersebut sangat terlihat olehnya sambil melihat keudara dimana makhluk tersebut berhasil mengenai Thoma dan Ayaka. Jiro tidak mau mengatakan dengan perkata mencelakakan mereka berdua, hanya perkuat diri dari segala sikapnya dengan cara apapun. Yae Miko melihat sikap Jiro yang selalu jalan-jalan sambil menatap ke arah pantai hanya tersenyum dan senang melihat pemandangan indah didepan matanya lalu mencoba mendekatinya sambil berkata,"kau disini rupanya Jiro",ucap Yae Miko yang mencoba mendekati Jiro dari belakang
"iya, aku hanya melihat pergerakkan musuh dimana dia bergerak tapi, sekarang sudah tidak ada",ujar Jiro yang melihat kedepan sambil menyembunyikan rasa kebencian terhadap seseorang
"Hmmm, aku tau kau menjauh dari mereka berduakan Jiro?",ucap Yae Miko kedalam telinga Jiro
"sudah Kak, aku sudah muak dengan mereka tapi, aku ikhlas tentang dia, aku memang ikhlas segalanya dan terimakasih",ujar Jiro hingga menjauh dari Yae Miko ditengah pantai
"Jiro! Tunggu! Kau mau kemana?",ucap Yae Miko dengan kebingungan melihat Jiro meninggalkan dirinya
"maaf, aku tidak mau diganggu sama orang lain, lebih baik aku sendirian dan terimakasih, Kakak lebih dekat dengan mereka dibandingkan aku yang jauh lebih sakit hati daripada menangis",ujar Jiro sambil menjauh darinya
Yae Miko terkejut melihat Jiro pergi sambil mendengarkan kata-kata yang menyakitkan dirinya karena, perempuan tersebut bahkan Yae Miko mengikuti Jiro kemana dia pergi hingga melihat Jiro berhenti berlari dan berdiri tegak sambil melihat kebawah dengan rasa kecewanya terungkap. Yae Miko melihat Jiro menahan tangisannya hingga berusaha untuk membantunya dalam menenangkannya,"sudah Jiro, kan aku disini kau tidak usah pikirkan dia lagi. Kalau kau nggak kuat sama dia, jauh saja darinya Jiro apalagi kau sedang sakit hati padanya",ujar Miko kepada Jiro yang patah hati. Namun, Jiro tidak mengeluarkan sepatah kata kepada Yae Miko hingga terdiam dan menahan rasa tangisnya sakit hati didalam dirinya sambil terjatuh dan duduk.
Yae Miko khawatir dengan sikap Jiro sambil membangunkannya agar tidak patah hati,"ayo Jiro sama Kakak kesuatu tempat",ujar Yae Miko kepada Jiro
"aaah, baiklah Kak",ucap Jiro sambil bangkit lagi dan mencoba melupakannya dengan perempuan tersebut
Yae Miko mengajak Jiro dengan memegang tangannya sambil lari sama seperti dia mengejar Jiro namun, sekarang justru sebaliknya hingga Jiro kebingungan melihat reaksi Yae Miko bersenang-senang dan mencoba melupakan kebencian yang dialami Jiro dinegeri Inazuma. Jiro mulai merasa senang kembali hingga melupakan rasa kebenciannya walaupun masih ingat didalam benaknya terhadapnya lalu, berhenti berlari hingga Yae Miko memperlihatkan kepada Jiro yaitu, sebuah layangan yang sudah disediakan oleh Yae Miko dan berkata,"Hmmm ayo Kakak ingin lihat layanganmu di udara",ujar Yae Miko kepada Jiro sambil tersenyum.
"iya Kak, aku ingin main layangan di sini",ucap Jiro hingga mengambil layangan di tangan Jiro hingga siap menerbangkannya walaupun angin masih bertiup ke arah pantai
Jiro pun melanjutkan memainkan layangan di pantai hingga Yae Miko senang melihat kegiatan yang menyenangkan di pantai Narukami hingga Jiro merefreshkan pikiran bahkan, mencoba menggerakkan layangannya. Yae Miko pun duduk sambil melihat pemandangan awan di udara sambil melihat pergerakkan layangan di udara, namun angin kencang datang tiba-tiba hingga Jiro akan mengubah taktik layangannya ke arah samping kanan dimana angin dari samping kiri ke kanan bahkan menariknya lagi dan melepaskannya lagi hingga laying-layang di udara mulai berputar. Jiro mencoba menariknya agar tidak berputar dan terjatuh, hingga terbang ke atas langit biru disore hari.
Menjelang sore ke malam, Jiro semakin senang hingga Yae Miko melihat muka Jiro yang tampak senang diwajahnya walaupun mengingat wajah yang dia benci dan ia berusaha melupakannya dengan cara jalan-jalan di sekitaran kota Inazuma.
"yuk, kita beli ini Jiro",ujar Yae Miko dengan nada mengajak membeli tofu di salah satu ruko di sebelah kanannya
Jiro melihat Yae Miko mencoba mencicipi tofu dimalam hari bahkan, Yae Miko mengeluarkan uangnya untuk membayarnya lalu, Jiro melahap dua stik tofu di piringnya hingga menyisakan tiga stik tofu dipiringnya hingga Jiro senang bahkan, tidak akan mengingat kejadian tersebut bahkan, mencoba melawan rasa kebencian dari segi fisiknya. Namun, semakin renyahnya tofu, maka rasa iri dan kebenciannya terhadap perempuan mulai menghilang karena rasa enaknya tofu tersebut membuat Yae Miko senang melihat Jiro yang mencoba kelezatan tofu di malam hari di negeri Inazuma.
"enak tidak Jiro? kau kelihatannya enak",ujar Yae Miko melihat wajah Jiro yang selalu enak dengan memakan tofu
"iya enak",jawab Jiro sambil melihat kepiring yang sudah habis,"maaf Kak, aku menghabiskan tofu milik Kakak",ujar Jiro dengan sedikit kecewa
"tidak apa-apa, nih mau lagi?",ujar Yae Miko menyimpan sepiring tofu di atas meja hingga melihat Jiro melahapnya
Jiro merasa enak memakan tofu dari negeri Inazuma sama seperti tahu Sumedang di daerahnya yang saling memperkenalkan kepada Yae Miko, membuatnya senang karenanya bahkan, Jiro melupakan segalanya tentang kebencian dari salah satu kawan Yae Miko hingga Jiro senang mendekati dirinya sebagai Kakak tiri di negeri Inazuma.
***