Malam hari, dimana Aether tertidur di suatu tempat tidur bersama Paimon yang tidur nyenyak hingga dirinya bermimpi sesuatu tepatnya berada didalam ruang kegelapan bahkan, merasakan basah di bagian kaki dengan sepatu terasa dingin kemudian, dirinya menghadapi seorang laki-laki berparu daya besar dengan mengeluarkan api hitam di pedangnya sambil berlari untuk membunuhnya. Ketika berlari membuat Aether terkejut sambil mengeluarkan pedangnya hingga melihat hantaman pedang milik laki-laki misterius hingga melompat kebelakang membuat Aether kebingungan dan tidak mengangkat bicara apapun. Lalu, dia melihat seorang laki-laki yang siap untuk menyerang dirinya yang bengong yang membuatnya kaget melihat ke atas untuk menghantam dirinya dengan pedang api, namun dirinya berhasil menghindar dari serangan musuh namun, dibelakangnya muncul seekor naga putih sambil menyembur api hingga dirinya terbangun dari mimpi yang dilihat olehnya. Aether kaget ketika dirinya mimpi seseorang yang hampir membunuhnya, kemudian dirinya mencoba untuk pergi keluar untuk membuang angin udara segar sambil menikmati pemandangan indah agar tidak teringat mimpi tersebut.
"Aether, kau tidak apa-apa kan?",ucap Paimon dengan wajah bingung melihatnya,"tadi, kau mimpi buruk semalaman",tambahnya dimana dirinya melihat Aether mimpi yang kurang jelas
"Aku hanya mimpi buruk saja Paimon, yuk kita jelajahi di tempat ini",ucap Aether kepada Paimon yang membuatnya bingung melihat tingkah laku Aether untuk pergi keluar kamar bahkan, ingin melihat suasana kota Inazuma sekarang
"woah, tidak ada yang perubahan ditempat ini",ujar Paimon yang melihat kota Narukami
"yaaah, namanya kota tidak ada perubahan sama sekali Paimon, sekarang kita akan pergi ke arah timur bagaimana? Disana ada kuil Shinto Inazuma",ucap Aether kepada Paimon
"iya tentu, tapi aku ingin sekali bertemu seorang perempuan dengan berparas ruba pink itu",ucap Paimon sambil melanjutkan jalan-jalannya ke kuil Inazuma namun, ketika mereka sampai di kuil. melihat Jiro sedang melukis sesuatu membuat Aether mencoba untuk mendekatinya bersama Paimon untuk memperkenalkan Jiro yang sedang melukis tentang anak remaja dengan ruba Sakura di musim semi, yaitu lukisan yang perankan oleh Risa yang memakai pakaian kimono merah berdasar pink keputihan di atasnya hingga menggunakan boneka ruba pink di sampingnya membuat Pimon bingung melihatnya sambil mendekatinya,"hey! dimana ruba pink itu?",ujarnya yang membuatnya bingung dan bertanya kepada Jiro yang sedang diam sambil menghadap Paimon
"apa?",ujar Jiro kearah Aether dan Paimon yang menghadap dirinya
"rubah pink apakah kau melihatnya?",ujar Aether kearah Jiro yang membuatnya bingung
"ruba pink? disini tidak ada hewan ruba sama sekali",jawab Jiro yang melihat dan mendengar pertanyaan dari Aether
"maksud kami Yae Miko, anak muda",ujar Aether ke arah Jiro yang membuatnya terkejut mendengarnya
"Kakak Yae Miko? Dia sedang pergi ke kota Inazuma. Ada perlu apa dengan Kakak?",ujar Jiro yang melihat mereka
"yaaah, kami ada perlu dengan dia",ucap Paimon ke arh Jiro
"ngomong-ngomong kalian siapa?",Jiro merasa bingung melihat mereka berdua dengan pakaian dan fisiknya seperti orang asing
"Haaaah, namaku Paimon, dan disampingku, Aether",ujar Paimon yang memperkenalkan dirinya dan memperkenalkan Aether yang berada disampingnya
"aku Jiro, aku bukan orang Inazuma, aku berasal dari tempat yang jauh dari sini",ujar Jiro yang memperkenalkan kepada Aether dan Paimon
"tunggu, kau bukan orang Inazuma, Jiro",ujar Paimon yang membuatnya heran
"lalu, kau berasal darimana?",ucap Aether yang mendengar hal tersebut sambil melirik ke arah Paimon yang sedang melirik ke arah dirinya
"sepertinya ada yang aneh dengan satu orang ini",ujar Paimon dengan bisiknya
"hei kalian, kenapa kalian...?",ucapan Jiro dilanjutkan oleh Yae Miko yang baru datang membuat Aether tekejut melihatnya
"ooh, kalian berdua ada disini",ucap Yae Miko yang habis jalan-jalan sendirian
"itu dia, Yae Miko",ucap Aether dengan nada pelan
"ada apa kau mencariku sampai pulau ini?",ujar Yae Miko kepada Aether
"kami mau main disini",jawab Paimon dengan nada malu untuk dijelaskan
"bohong Kakak",ucap Jiro yang telah membawa pikiran orang lain,"mereka melakukan sesuatu terhadap Kakak",tambahnya sambil melanjutkan melukis sesuatu didalam papannya
"aaaah, iya... memang begitu...",ucap Aether dengan nada merasa takut kepadanya
"ada apa, Aether? Apakah kau berkencan dengan Ayaka?",ucap Yae Miko dengan tatapan tajam ke arah Aether dan Paimon yang sedang gugup
"yaaah... memang begitu..... aku..... aku hanya... ingin bertemu dengannya..... gitu saja....",ucap Aether dengan sedikit takut dengan tatapannya
Aether pun mengeluarkan beberapa kata hingga Yae Miko tersenyum mendengarnya dan melihat tingkah lakunya yang aneh, membuat Jiro heran dengan sikap Aether yang mencoba menyembunyikan sesuatu didalam pikirannya namun, ketika dirinya telah selesai membuatkan sketsa Risa di depannya hingga Jiro menyuruhnya untuk selesai dalam membuatkannya. Risa melihat hasil lukisan sketsanya dan pergi ke ruang dapur untuk memasak hingga melihat Aether dan Paimon pergi sambil meninggalkan Yae Miko yang berada disamping sambil melihat hasil sketsa yang dibuat oleh Jiro.
"sketsamu seperti itu tentang Risa",ujar Yae Miko yang telah melihat hasil sketsa buatan Jiro
"iya, Risa sangat cocok untuk melukiskannya sebagai anak penjaga kuil Narukami, Kakak",jawab Jiro sambil menyambungkan beberapa garis-garis tipisnya dengan berhati-hati
"Hmmm, kau memang sangat berhati-hati dalam melukis. Hehehehe, dari kecil aku suka melukis tapi... gimana ya..... hasilnya kurang memuaskan dibandingkanmu, Jiro",ujar Yae Miko yang tersenyum karena, dirinya tidak bisa menggambar,"tapi, aku bisa membuatkan novel dinegeri ini",tambahnya
"ngomong-ngomong, siapa yang tanduk dari Liyue itu Kakak",ujar Jiro yang telah melihat seorang perempuan yang berasal dari luar daerah Inazuma, Yae Miko tersenyum mendengar pertanyaan tersebut
"dia adalah Ganyu, teman dekat Kakak, Jiro",jawab Yae Miko
"teman dekat? Ada apa dengannya?",ucap Jiro kearah Yae Miko
"aku ingin bicara sesuatu tentang dia, bahwa dia menyembuhkanku dengan bunga Qinxing tapi, itu tidak benar, dia bilang dia punya adik yang berasal dari tempat yang jauh, entah siapa dia itu, Jiro",jawab Yae Miko kepada Jiro
"iya, siapa ya yang memakai bunga Qinxing. tapi, bisa menyembuhkan virus atau beraneka ragam penyakit lainnya Kakak",ujar Jiro
"Hmmm, sebaiknya lanjutkan melukisnya Jiro, sebentar lagi sudah jadi kan membuatkan sketsanya",ujar Yae Miko yang telah melihat Jiro
"iya, sebentar lagi sudah jadi Kakak",ucap Jiro sambil melukiskan di bagian dasarnya namun, setelah menyelesaikan hasil lukisannya. tiba-tiba saja, Jiro merasakan sesuatu ditangannya dimana dirinya mencoba menggambarkan sesuatu di kertasnya membuat Yae Miko terkejut melihat tangan Jiro bisa menggambarkan sesuatu yang aneh hingga gambar tersebut terdapat Aether, Ayaka sedang bertarung melawan seorang laki-laki, Yuda yang mencoba membunuh Ayaka maupun klan Kamisato. Jiro terkejut hingga berkata kepada Yae Miko,"Kakak, sebaiknya kita harus pergi menyelamatkan Aether dan Dinamo",ucap Jiro kepada Yae Miko.
"baiklah, kita akan pergi sekarang",ujarnya sambil pergi dan mengikuti Jiro ke benteng Kamisato hingga melihat kondisi disana, dimana Ayaka dan Aether sedang dikepung oleh koloni hitam membuat Jiro terkejut sambil berlari dan menyelamatkan mereka berdua namun, Yuda datang untuk bertarung dengannya hingga Ayato menghadangnya dan berkata,"kau membuat daerah kami kacau akibat serangan kau, Yuda",ucap Ayato kepada Yuda
"hah, aku ingin membalas dendam klan Kamisato, aku akan menghancurkan Inazuma sampai pulai ini dikuasai olehku",ucap Yuda sambil menyambit pedangnya ke arah Ayato hingga muncul pedang Jiro yang telah menahan serangannya ke arah Ayato sambil berdiri dan berada dibelakang Jiro
"untunglah kau ada disini",ucap Ayato yang terluka akibat perang melawan koloni milik Yuda
"hei! beraninya kau menahan seranganku, Bocah Inazuma",ucap Yuda yang melihat tatapan Jiro serius ke arahnya dan tidak mengatakan apa-apa,"hanya diam saja kau menghadap saya, kalau begitu aku akan menyerangku",tambahnya sambil melihat tangan Jiro untuk menyuruh Ayato untuk menjauh bersama Yae Miko,"Hmmmm, begitu rupanya satu lawan satu, baiklah ayo kita mulai pertarungan ini",ujarnya sambil berlari dan bersiap-siap untuk melepaskan serangan pedang api hitamnya, hingga Jiro berusaha menangkisnya dengan cepat. Ayato kaget melihat aksi yang dilakukan oleh Yuda sangat cepat dalam pergerakkan pedangnya, hingga mereka melompat dan muncul garis-garis petir dimana Jiro melakukan serangan balik ke arah Yuda dengan cepat hingga Yuda berusaha menahan serangan darinya.
"dia..... pergerakkanya sangat cepat",ucap Ayato yang terkejut melihat gerak-geriknya Jiro dan Yuda yang sangat cepat kemudian, mereka turun kebawah hingga dirinya melihat mereka sedang menahan serangan pedang masing-masing
"kau memang sombong bocah Inazuma!!!!",ucap Yuda yang berteriak hingga kekuatan yang dimilikinya muncul api hitam yang mengerikan, Jiro berusaha untuk menjauh karena, Yuda akan memanggil sang naga putih dihadapannya membuat Ayato terkejut melihatnya
"apa?! naga..... Putih...?",ucap Ayato yang telah melihat naga tersebut
"baiklah, semakin kau sombong tapi aku akan membuktikan kalau bisa mengalahkan bocah Inazuma!!!!",ucapnya sambil mengeluarkan serangan api hitam dipedangnya berupa bayangan sambitan ke arah Jiro. Namun, Jiro berusaha untuk menghindar hingga melihat Yae Miko dan Ayato yang khawatir akan serangan mengerikan olehnya, kemudian melihat kedepan dan naga mengeluarkan semburan api hitam yang mengerikan, membuatnya kaget dan berusaha untuk menghindar darinya dengan cepat. Bola-bola api merupakan senjata oleh sang naga putih hingga Yuda berada di kepala naga melompat untuk menyerang Jiro dengan serangan api dari udara layaknya meteor yang jatuh dari langit, Jiro melihatnya dengan kaget hingga berusaha untuk menghindar namun, serangan tersebut telah mengenainya membuat Yae Miko kaget dan terkejut.
Jiro terjatuh dari hantaman serangan Yuda dengan kekuatan mengerikan tersebut, kemudian Jiro tetap memegang teguh hingga membalasnya dengan pedang membuat Yuda kaget dan berkata,"ooh, kau masih belum puas rupanya",ucapnya sambil menahan serangan petir yang dilakukan Jiro sambil melompat dan tiba saja Yuda pun mengeluarkan serangan sambit api hitam dan mengenai tubuh Jiro di bagian perut membuat Yae Miko ingin membantunya.
Yuda melihat Jiro tumbang dihadapannya dan berkata,"itulah sebabnya, kau tidak bisa berbicara apapun dan berakhirlah kalah dihadapanku karena kesombonganmu, bocah wicana",ucap Yuda yang tersenyum dengan melebarkan gigi ke arahnya namun, Jiro bangkit lagi sambil memegang pedang petir lagi membuat Yuda kaget melihatnya. Lalu, Jiro pun memegang pedangnya dengan keras sambil menghadap kedepan dimana Yuda akan menusuk perut Jiro namun, Jiro telah berhasil menghindar dari serangan tersebut. Bahkan, Jiro pun menyiapkan serangan besarnya ke arah Yuda yang berada dibawah hingga mengeluarkan serangan beberapa kilatan petir ungu ke arahnya namun, sang naga putih berusaha untuk melindunginya dari petir tersebut hingga berhasil menembus kedalam perut sang naga putih hingga Yuda melihat Jiro mulai mendekatinya dan dirinya berusaha menangkis serangan tersebut. Hingga serangan tersebut mulai pudar membuat Yuda telah mengetahui kelemahan Jiro sambil menjauh dimana Jiro mulai mundur kebelakang untuk mengisi tenaga elemen electronya.
"Hah, kau lemah hari ini",ucap Yuda yang melihat Jiro lemah karena, dirinya merasakan kekuatannya berkurang
"tidak semudah itu, penjahat",ucap Aether yang berada dibelakang Yuda sambil berpaling dan melihat para koloni sudah tewas akibat mereka berdua membuat Yuda merasa kesal dan marah kearah mereka
"sial dia telah berhasil membunuh pasukanku",ujar Yuda didalam hati sambil menyodong pedangnya dan berkata,"dengar ya, bocah Traveler walaupun kau menang melawan para koloniku, ini belum berakhir untuk melawanmu atau semuanya yang ada di tempat ini, mengerti?",ucap Yuda dengan kesal karena, kalah dengan koloni oleh Aether dan Ayaka hingga dirinya tidak bisa berbuat apa-apa sambil menghilang tanpa jejak.
"dia..... menghilang?",ujar Ayato yang terkejut melihatnya sambil heran dengannya
"Jiro, kau tidak apa-apa?",ujar Yae Miko yang khawatir dengan Jiro yang telah bertarung melawan Yuda yang telah menghilang
"aku tidak apa-apa Kakak, musuh itu menyerap kekuatanku",ujar Jiro kearah Yae Miko yang membantu dirinya untuk berdiri sambil menghadap Aether yang menghadap dirinya
"kau tidak apa-apa, Jiro?',ujar Aether sambil bersalaman namun, Jiro merasakan sesuatu didalam pikirannya dimana dirinya sedang dimimpikan oleh Yuda
"aku baik-baik saja Aether, lalu kau pernah mimpi buruk",ujarnya sambil melepaskan jabat tangannya Aether
"itu..... iya..... kenapa kau bisa tau, Jiro?",ucap Aether yang wajahnya bingung sambil menatap Jiro dengan tatapan serius kearahnya
"tidak apa-apa Aether, yang penting kau bisa tidur dengan tenang",ucap Jiro sambil berpaling menghadap Yae Miko sambil berbicara dengannya
Aether melihat Jiro pergi bersama Yae Miko karena, lelah bertarung melawan Yuda namun, dirinya merasa bingung mendengar ucapan Jiro tersebut hingga Paimon melihat Aether bengong melihatnya,"hei! jangan bengong. kenapa?",ucap Paimon kepada Aether
"aku heran dengan dia, Paimon",jawab Aether yang merasakan sesuatu oleh Jiro
"sesuatu... apa?",ucap Paimon kepada Jiro
"dia membaca pikiran orang lain, jadi kau harus berhati-hati dengannya ya?",ujar Ayak yang kenal dengannya hingga Aether mendengarnya dari samping sambil menatapnya dan menceritakan panjang lebarnya tentang Jiro
Begitu mereka pergi ke benteng Kamisato bersama Ayaka yang tersenyum hingga Ayaka menyembunyikan senyumannya dari kipas yang terbuka, membuat Aether memerah wajahnya melihatnya dan mendengarkan ucapan tersebut. Menjelang siang, Aether bersama Paimon yang menghadap Aether yang sedang berbicara panjang lebar namun, ketika Aether menghadap kedepan melihat Jiro sedang berjalan bersama Yae Miko yang sedang memegang tangan bersama hingga dirinya berkata kepadanya sambil berhenti,"ada apa?",ujar Jiro dengan wajah bingung
"kau bilang, kau bukan berasal dari Teyvat bukan? Aku baru tau tentang ucapanmu tadi",ujar Paimon kepada Jiro hingga Jiro pun tidak mengatakan apa-apa
"yaaah, kau memang orang asing dari Snezhnaya, Sumeru..... atau... Mondstadt?",ucap Aether yang matanya tampak curiga dan menganggap Jiro orang asing walaupun, memakai pakaian yang sesuai dengan daerah Inazuma,"Hmmm, pakaiannya seperti.... terbata-bata ya?",tambahnya
"Haaah, dia kurang mengerti juga kesopanan ya, pakaianku ini bukan terbata-bata Aether. Pakainku ini batik Sumedang, Aether",jawab Jiro kearah Aether
"baik? baik apanya Jiro?",ucap Paimon yang kurang jelas ucapan Jiro
"batik, Dinamo. batik Sumedang",jawab Jiro
"haaah, batik? Apa itu Batik?",Paimon merasa bingung tentang pakaian yang dikenakan Jiro namun, Aether melihat penamplan Jiro tampak hampir sama dengan seorang anak kecil dengan pakaian yang ada di Liyue
"Sepertinya pakaianmu... sama seperti yang ada di Liyue kalah nggak salah, dia adiknya Ganyu",ucap Aether kepada Jiro
"Adiknya... Ganyu? Siapa itu?",ujar Jiro sambil berfikir kembali,"tunggu, Ganyu yang dikatakan Kakak Yae Miko.....?",tambahnya sambil menghadap Yae Miko yang tersenyum
"iya, Ganyu punya adik tiri bernama.... bernama.... aduh, siapa ya anak itu?",ucap Yae Miko yang merasa bingung membuat Jiro heran dengan nama adik tersebut
"duuuh, aku lupa... siapa orang itu..... tapi..... saat aku mencarinya..... dia menghilang beberapa bulan yang lalu",ucap Aether yang bingung nama adik tirinya Ganyu termasuk Jiro yang baru tau nama Ganyu sampai adik tirinya Ganyu yang hilang
"baiklah, lupakan saja Aether dan Dinamo sebaiknya kalian jalan-jalan saja dibandingkan memikirkan anak itu",ucap Jiro tentang adik tirinya Ganyu yang diucapkan oleh Yae Miko sambil menghadap Yae Miko sedang diam dan berhenti memikirkan nama Adik tirinya Ganyu sambil melihat Aether dan berkata,"tentu Jiro, nanti kalau tau dan aku yang tau kasih tau ya?",ucapnya
"Haaaaah, ya sudah tidak apa-apa",ucap Jiro melihat Aether jalan-jalan bersama Paimon kedepan
"dia pergi kemana Jiro?",ucap Yae Miko yang sedang bengong melihat Aether dan Paimon pergi kesuatu tempat yang belum dilihat olehnya
"entahlah, itu urusan mereka Kakak. Aether terlihat seperti Ayaka rupanya",ucap Jiro sambil jalan-jalan bersama Yae Miko
"apa? mirip dengan Ayaka, kenapa?",ujar Yae Miko penasaran dengan Jiro
"pantas, mereka terlihat berdua terus. bahkan, mereka bertingkah laku aneh, Kakak",jawab Jiro kepada Yae Miko
"tingkah laku aneh gimana Jiro?",Yae Miko merasa bingung dengan ucapan Jiro
"dari awal ketika bertemu disini Kakak, dia justru melihat penampilan dibandingkan dengan ucapan Kakak",ujar Jiro kearah Yae Miko
"itu sudah biasa Jiro",ujar Yae Miko kepada Jiro yang membuatnya curiga dengan sikap Aether dengan Ayaka selain percintaan
"Hmmm, mungkin mereka memiliki kesombongannya atau gimana ya?",ucap Jiro ke arah Yae Miko
"hei! Jiro!!!",ucap seorang laki-laki yang melihat Jiro dari belakang hingga dirinya melihat Jiro dan Yae Miko menghadap ke arah dirinya
"ooh, Heizou rupanya",ucap Jiro yang melihat Heizou sedang berlari sambil menghadap mereka berdua
"Jiro, kau bertemu dengan Aether? Sekarang, ada dimana?",ucap Heizou kepada Jiro dengan wajah datar
"ooh, dia? Dia sudah pergi ke depan sana",jawab Jiro sambil menghadap ke arah depan dimana Aether dan Paimon pergi,"emangnya ada apa?",tambahnya
"aku ingin bertemu saja, tapi sudah tidak ada",ujar Heizou kepada Jiro
"nanti juga ketemu lagi Heizou dimana dia berada",ucap Jiro
"ngomong-ngomong kau bertarung melawan bayangan naga di pulau Kamisato tidak?",ucap Heizou
"iya, emangnya kenapa?",ujar Jiro menghadap Heizou yang terburu-buru untuk menemui Aether namun, dia menghadap dirinya
"naga putih itu merupakan naga yang berasal dari teyvat ini yang sudah mati, bahkan ada seseorang yang telah menghidupkan makhluk itu, Jiro",jawab Heizou kepada Jiro yang wajah yang serius menghadap dirinya
"naga putih? bisa menghidupkan kembali? apa maksudmu? hewan naga mengeluarkan api hitam itu yang kau ucapkan?",ucap Jiro dengan wajah serius menghadap Heizou
"aku dengar, tentang naga putih itu memang naga pemilik pasukan yang telah bertempur di daerah ini",jawab Heizou,"bahkan, orang-orang bilang naga itu sangat mistis dan naga itu berasal dari daerah disuatu kegelapan",ucap Heizou kepada Jiro
"maksudmu daerah Enkanomiya, Heizou?",ucap Jiro sambil melihat wajah Heizou terkejut mendengar ucapannya
"iya, itu benar Jiro. naga itu sangatlah berbahaya bahkan, jika naga itu dimiliki oleh musuh bersiap-siaplah akan binasa, Jiro",ujar Heizou kepada Jiro yang serius dan berfikir kembali tentang naga tersebut
"kalau dipikir-pikir... memang naga itu bisa menghanguskan orang-orang di daerah ini bahkan, menghancurkan sesuatu jika mereka melawan",ujar Heizou
"memang, naga bisa berbuat seperti itu, Heizou",Jiro yang awalnya serius berubah menjadi wajah sedikit lemas menghadap Heizou
"kau ingin ngomong apa, naga putih itu merupakan naga yang paling berbahaya bahkan, bisa menghanguskan orang-orang disekitarnya, Jiro. Kau pernah melihat semburan api itu didalam mulut naga itu?, dia yang sangat berbahaya karena, aku punya data-data tentang itu Jiro",ucapnya kepada Jiro yang ingin tau tentang data-data yang dimiliki Heizou
"baiklah, aku ingin melihat isi data-data itu darimu tentang naga putih yang berbahaya",ujar Jiro melihat Heizou mulai senang mendengarnya sambil pergi dan melihat Jiro dan Yae Miko mengikutinya dari belakang
Setelah sampai dirumahnya, Heizou memperlihatkan sebuah petunjuk tentang naga putih yang disampaihkan olehnya hingga dia menceritakannya panjang lebar hingga Jiro mengerti tentang ucapan darinya tentang naga. Yae Miko yang melihat Heizou sedang berbicara tentang naga tersebut bahkan, Jiro mengertii tentang adanya makhluk-makhluk dari Enkanomiya yang sudah dihidupkan kembali oleh orang-orang yang tidak dikenal dengan membuat Jiro selalu waspada terhadap naga tersebut sambil keluar dari rumah Heizou.
"Ternyata..... naga itu sangat berbahaya rupanya Kakak",ujar Jiro membuat Yae Miko sedikit tidak percaya dengan ucapan Heizou kepadanya
"kalau menurutku Jiro, memang makhluk itu berasal dari Enkanomiya lagi pula... tidak usah berfikir serius Jiro",ujarnya sambil merayu Jiro agar tidak memikirkan musuh yang telah bertarung dengan dia, Yuda
Yae Miko bersama Jiro pergi sambil menikmati Inazuma dimana, Jiro sangat belum puas jalan-jalan sampai menjelang malam tiba, di suatu benteng Inazuma, dirinya berada di luar sambil memandang kota bahkan, melihat kota-kota tersebut menyalakan lampu maupun lilin kota Inazuma membuat Jiro berfikir kembali tentang ucapan Heizou yang membuatnya misterius hingga didalam pikirannya tentang naga putih yang merupakan naga yang paling berbahaya di Teyvat. Jiro, tetap memandang kota narukami, dari kejauhan sambil berpaling dan Yae Miko melihatnya dengan kedua matanya dan berkata,"Kakak?",ujar Jiro dengan halus
"tumben sendirian disini Jiro, kau memikirkan dia kan?",ujar Yae Miko kepada Jiro tentang ucapan Heizou
"yaaah, tapi tidak hari ini. aku lapar sekarang, apakah Kakak sudah makan?",ucap Jiro kepada Yae Miko yang wajahnya sedikit terkejut
"Kakak belum makan Jiro, Kakak mengajakmu untuk makan bersama di rumahmu",jawab Yae Miko yang ingin mengajaknya untuk makan bersama di rumahnya membuat Jiro merasa ingin membuang angin didalam mulutnya
"Hah, ya sudah aku mulai lapar Kakak",ujar Jiro sambil memandang ke arah belakang lagi,"pemandangan yang indah bukan Kakak?",tambahnya
"iya, tapi, kau lapar Jiro, yuk kita pergi bersama Kakak",Yae Miko tersenyum melihat Jiro untuk makan malam bersamanya dirumahnya. Kemudian, ketika sampai dirumah melihat Aether bersama Paimon sedang menikmati makanan buatan Risa dan Yoimiya hingga dirinya melihat Risa membawa masakkan untuk Jiro dan Yae Miko
"baiklah Kakak, ini makanan kesukaan Kakak",ujar Risa sambil menyimpanan masakan untuk Jiro yang membuat Jiro sedikit senang melihatnya tentang masakkan buatannya
"terimakasih..... Risa",ujar Jiro sambil melihat makanan buatan Risa berupa tahu goreng dengan telur
"eeeh! Kau yang ada di kota Narukami bukan?",ucap Paimon yang melihat Jiro sedang menatap makanannya sambil melihat dirinya ingin berbicara
"iya aku disini karena lapar begitu",jawab Jiro dengan lemas
"sudah Jiro, lebih makan saja",ucap Yae Miko yang berada disampingnya
Jiro melahap satu uapan nasi dengan tahu dengan tangan kanan membuat Aether dan Paimon terkejut melihatnya dimana, dia makan dengan tangan kanannya dan berkata didalam hati,"sepertinya, dia mirip sekali dengan anak laki-laki itu yang merupakan adik tirinya Ganyu bukan?",ucapnya sambil memikirkan seorang adik tirinya Ganyu, Panji Purnama Syahputra dimana dirinya makan dengan tangan kanannya bukan dengan sendok.
"aku baru tau kalau Jiro dengan tangan kanan kalau makan",ucap Paimon didalam hati
Paimon dan Aether melanjutkan makanannya dengan sendok sambil melihat Jiro telah makan dengan cepat sambil pergi bersama Yae Miko untuk pergi kesuatu tempat agar tidak cepat bosan, lalu dirinya melihat Yae Miko berada di kamar tidur Jiro sambil berkata,"ooh, kau disini rupanya",ujar Jiro sambil melihat Yae Miko dengan mata tajam seperti ruba pada umumnya.
"Kakak capek, maka... Kakak tidur disini dikamarmu Jiro",ujar Yae Miko dengan menutup mulut satu jari
"iya boleh Kak, tapi aku harus mandi dulu",ujar Jiro sambil mengambilkan anduk di ruang jemuran
Yae Miko tersenyum melihatnya dimana Jiro mandi dan menggantikan pakaian adat Inazuma dengan pakaian tidur hingga Jiro berkata kepadanya,"Kakak nggak mandi?",ujar Jiro kepada Yae Miko yang tersenyum saja menghadapnya
"nggak",jawab Yae Miko kepada Jiro yang telah berjalan dan mendekatinya
"kenapa Kakak nggak Mandi?",Jiro merasa bingung mendengar jawaban Yae Miko
"Kakak, sudah mandi duluan sore, Jiro",jawab Yae Miko sambil melihat Jiro mendekatinya namun, Jiro hampir lupa dalam mengerjakkan tugas untuk besok,"mau ngapain?",tambahnya melihat Jiro sedang membereskan atau mengerjakan tugas sebelum berang ke sekolah besok
"Aku mau memeriksa tugas rumah dulu Kakak",jawab Jiro yang sedang memeriksa tugas hingga tak lama kemudian, tugas tersebut sudah dikerjakan dua hari yang lalu membuatnya senang dan berkata,"untunglah, tugasku sudah dikerjakan"
"jadi, kau tidur sekarang?",ucap Yae Miko yang sudah ada di kasur sambil melihat Jiro naik di tempat tidurnya
"iya Kakak, ternyata besok merupakan hari jum'at. aku pikir hari besok adalah minggu",ujar Jiro membuat Yae Miko tersenyum mendengarnya
"kau ingin libur rupanya, Jiro. ya sudah, tidak apa-apa yang penting nanti hari minggu Kakak akan mengajak kamu jalan-jalan ke suatu tempat ya besok?",ujar Yae Miko di samping Jiro yang sudah terlentang tidur
Begitu Jiro langsung tidur bersama Yae Miko, keesokannya bell sekolah mulai terdengar oleh Jiro sambil menikmati hari Jum'at dimana dirinya akan melaksanakan ibadah Jum'at bahkan, diajak sama kawan-kawan yang lain untuk pergi ke masjid setelah melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar. Beberapa menit kemudian, setelah menyelesaikan kegiatan ibadah Jum'at dirinya melihat kawan-kawannya berpisah kesuatu tempat, Jiro pun pergi pulang untuk menemui Yae Miko namun, saat sampai didepan pintu rumahnya disampingnya terdapat tentara terakota yang sedang berjalan menuju kedalam hutan membuatnya bingung hingga ingin melihat kondisi di dalam hutan dimana dirinya berada ditempat kuil tua serta melihat kondisi penjaga kuil tersebut masih gagah dan tegak dengan tombak hitam yang terbuat dari besi.
"Hmmmm, kenapa ada satu terakota di tempat ini pulang ke tempat ini... ada apa ya sebenarnya yang terjadi ditempat ini?",ucap Jiro di dalam hati
"Jiro, kau disini rupanya",ucap seorang perempuan dari belakang, Risa yang memanggil namanya hingga melihat dia menghadapnya
"eh, Risa? Ada apa?",ujar Jiro dengan nada bingung melihat Risa yang sedang membawakan ssuatu ditangannya sambil memperlihatkan sebuah botol minuman yang ketinggalan dimesjid
"ini, ini adalah botol milik Kakak ketinggalan dimesjid",jawab Risa kepada Jiro yang membuatnya kaget
"apa? Botol minumanku",Jiro kaget sambil memeriksa kantongnya yang ternyata dirinya tidak merasakan bahwa, botol minuman yang dibawanya ketinggalan di masjid
"Haaah, untung saja ada penjaga masjid menemukan botol minumanmu, Kakak. Ngomong-ngomong ada apa ditempat ini Jiro?",ucap Risa sambil pergi melihat kondisi kuil yang tidak terawat dan dijaga ketat oleh para penjaga kuil
"entahlah, aku lihat ada penjaga kuil ini habis dari suatu tempat, Risa",jawab Jiro sambil jalan kedalam hutan bersama Risa
"Padahal, aku akan membersihkan kuil bangunan ini Kakak",ucap Risa
"emangnya, kau tidak capek membersihkan kuil ini?",ujar Jiro lagi
"yaaah, daripada kuil ini disrang laba-laba Jiro, coba saja lihat sendiri",ucapan Risa tidaklah nyata bahkan, dirinya terkejut melihat kuil tersebut tampak terlihat bersih
"lihat? tidak ada sarang laba-laba lagi kan, apakah kau tidak ingat Risa? Mamah, telah membangun kuil ini dan peninggalan Inazuma, Risa",ucap Jiro sambil berjalan untuk masuk kedalam
"aku baru tau tempat ini dan... didalamnya... ada yang beda sedikit rupanya",ucap Risa yang telah melihat isinya hingga melihat dari atas terdapat pemandangan hutan belantara dan sedikit rumah-rumah yang terlihat yang sangat jauh
Jiro melihat Risa menikmati pemandangan dari atas, dirinya pergi untuk keluar dari kuil yang sudah dibersihkan, lalu ketika dirinya keluar tiba-tiba saja mendengar suara pedang yang sangat kasar didalam telinga Jiro. Kemudian, dia akan pergi ke belakang halaman kuil ternyata, Aether sedang bertarung melawan para koloni milik Yuda didalam hutan membuat Jiro ingin membantunya dengan pedang yang dimilikinya. Petir telah menyambarkannya saat dirinya telah mengeluarkan serangan sambitannya ke arah musuh, Aether terkejut melihatnya bahkan mengeluarkan serangan tornado petir yang dimiliki Jiro hingga musuh pun tewas dan menghilang begitu saja membuat Paimon merasa senang setelah musuh mati.
Aether mencoba berlari ke arah Jiro sambil berkata,"terimakasih Jiro, kau memang hebat melawan mereka",ucap Aether yang kagum dengan serangan tersebut
"iya sama-sama Aether, musuh seperti itu sering muncul dimana pun berada, Aether",ucap Jiro kepada Aether
"koloni itu hampir mirip dengan koloni seperti kemarin Jiro, bahkan... yaaaah, bertambah banyak begitu",ucap Paimon
"sebaiknya kalian berhati-hati dengan koloni itu, memang sering muncul tapi tak terlihat oleh kita",jawab Jiro kepada Aether dan Paimon
"ooh, Jiro bersama Aether disini rupanya",ujar Yae Miko yang telah melihat mereka berdua habis bertarung dengan pasukan koloni buatan Yuda
"Kakak Yae Miko? Maaf, tadi..... aku habis bertarung ditempat ini",ucap Jiro kepada Yae Miko
"tidak apa-apa Jiro, yuk kita pulang Jiro",ucapnya melihat Jiro bersama Aether dan Paimon untuk meninggalkan kuil didalam hutan belantara lalu, mereka melihat Risa yang keluar dari Kuil tersebut dan berkata,"kalian habis ngapain disana?",ucapnya
"habis bertarung Risa, ada koloni dari Yuda yang ada didalam hutan belantara",ujar Jiro kepada Risa
"dia lagi! dia lagi! Sudah biasa rupanya, Yuda masih ingin menguasai daerah kami",ucap Risa kepada Jiro, Aether, dan Paimon
"oh iya, Aether tau tidak soal Heizou?",ujar Jiro yang mengingat kemarin, tentang naga putih kepada Aether dan Paimon
"kata Heizer? tentu, Jiro. tentang naga putih bukan?",ucap Paimon kepada Jiro
"iya, naga putih itu memang terlihat berbahaya tapi juga mematikan jika kita menyerangnya",ucap Jiro kepada Paimon
"yaaah, semua makhluk di enkranomia itu memang berbahaya Jiro, aku tau tentang itu dari legenda",ujar Aether kepada Jiro sambil menceritakannya tentang negeri Enkranomia bahkan, mengenai se sosok hal yang lainnya di Inazuma maupun ditempat-tempat lainnya dimana Jiro belum kenal di pulau yang lain selain mengenal dirinya sendiri kepada Jiro.
***