"ini adalah kisah di negri antah Brata di dunia tempat 4 kerajaan ada dulu harusnya 5 namun satu sudah hancur sejak 30 tahun yang lalu namanya kerajaan Pasundan karna kerajaan tersebut di kelilingi 4 kerajaan besar timur kerajaan Sriwijaya Utara kerajaan Campa selatan kerajaan Singosari dan barat kerajaan Majapahit, kerajaan Pasundan hancur ditangan pamanku karna ia mengabaikan nasehat dari para abdi setia memaksa untuk menikahi putri dari kerajaan Sriwijaya tanpa tau bahwa itu adalah siasat licik pamanku Raj a lembu Sora lebih mendengar bisikan abdi abdi korup dan serakah hingga kerajaan yang awalnya baik hanya dalam waktu beberapa tahun hancur saat aku kembali dari 3 tahun berduka atas kematian ibuku kerajaan Pasundan sudah porak poranda kalah dalam perang tangisan dari sisa rakyat yang bertahan hidup tidak membuatku marah atau sedih walau dayang dan pengawal ku menangisi kehancuran kerajaan aku hanya berkata dalam hati " ah berakhir sudah negri ku"
hal yang bisa aku lakukan sebagai satu satunya keturunan adalah dengan berusaha menyelamatkan nyawa rakyat yang masih hidup dengan bernegosiasi kalian pasti berfikir bagaimana mungkin aku yang masih kecil di tambah jelas sekali negara nya telah kalah bisa menang negosiasi dan membuat sisa rakyat ku tetap hidup tanpa menjadi budak negara lain ,itu karna aku memanfaatkan keserakahan manusia yang umum akan harta dan kehormatan.
setelah aku memastikan seluruh rakyatku aman di tempat baru mereka dengan pasti aku melangkah pergi memulai awal yang baru untuk hidupku hanya hidupku sendiri tanpa beban yang lain .
'bagai angin yang terus berhembus
bagai air yang tetap mengalir
aku akan melangkah tanpa berpaling
yang terjadi pasti terjadi
tinggal kita jalani hidup dengan syukur '
hari ini tahun 235 sakka seorang wanita pertengahan 30 sedang mencabuti rumput yang tumbuh di atas makam
"kau pasti akan mengomel kenapa susah susah di bersihkan toh akan tumbuh lagi,tapi sayang kau tau aku suka kebersihan kan kau juga keterlaluan bukan dengan melanggar sumpahmu untuk tak mati sebelum aku kau juga meninggalkan bocah yang persis seperti dirimu,tapi sayang aku harus berterima kasih padamu karna meninggalkan bocah itu untuk menemaniku sehingga aku memiliki keluarga di dunia yang luas ini "
"bundaaa.. ayo kita akan ketinggalan kereta"teriak anak laki-laki berusia 9 tahun yang menggandeng tangan laki-laki kecil lainnya berusia 6 tahun yang besar berkulit sedikit gelap namun wajahnya rupawan bersih dengan mata yang tajam dengan bola mata sehitam malam yang kecil kulitnya putih bersih dengan wajah yang amat manis bibir yang seperti delima dengan bola mata berwarna biru kalo ada yang bilang ia anak perempuan pasti percaya
"tidak sabaran sekali kau Kalingga "wanita itu mendekati kedua bocah itu dan tersenyum lembut
"Arthur sebentar lagi kita akan bertemu dengan keluarga mu ,apa kau senang "
"apa bibi Purbasari dan kak Kalingga akan tinggal bersama Arthur juga " bocah itu bertanya dengan wajah berharap
"tidak Arthur,bibi dan kakak harus ke Utara "jawab lembut Purbasari
"kenapa tidak tinggal dengan Arthur saja "nampak kecewa
"kita pasti akan bertemu lagi ,kita juga bisa berkirim kabar dengan cincin telekomunikasi yang di buat paman "Purbasari menyentuh cincin hitam di jarinya dan yang dipakai menjadi kalung dileher Arthur begitu juga Kalingga cincin telekomunikasi ini hanya ada tiga di seluruh dunia biasanya alat komunikasi melalui surat atau berbentuk cermin tapi karna almarhum suaminya adalah seorang MPU atau pembuat artefak ia membuat alat komunikasi berbentuk cincin agar lebih praktis dan aman namun karna bahannya amat langka dan proses amat rumit Prapanca hanya membuat untuk keluarga nya saja orang lain tidak ada yang tau keberadaan cincin komunikasi ini
"ingat Arthur tentang cincin ini jangan pernah beritahu kegunaannya pada siapapun"
"baik bibi ini rahasia kita "
"benar kau amat pintar dan penurut andai kak Kalingga punya setengah sifat baikmu bibi tidak akan repot"melirik putranya yang pura pura tak mendengar sindiran bundanya
mereka akhirnya naik kereta menuju selatan tepatnya ke kerajaan Singosari juga meninggalkan tempat ia menetap selama 10 tahun lamanya Purbasari pun tak mengira ia bisa menetap di suatu tempat begitu lama mungkin karna suaminya Prapanca yang membuat nya rela bila ia mengingat almarhum suaminya yang amat baik dan ramah itu ia sedikit terluka karna akibat terlalu baik suami nya sampai kehilangan hidup nya membuat putra mereka menjadi sinis pada dunia walau slengean tapi bila dilihat dengan cermat putra nya tidak lagi bisa percaya siapapun selain ibunya hal kejam yang terlalu awal harus di hadapi mungkin ini menurun dari dirinya Purbasari tersenyum getir .
WAKTU BERJALAN
setelah 3 bulan mereka sampai di ibukota Singosari kota macan semua nama kota dan desa di Singosari menggunakan nama satwa sebagai namanya, mereka berhenti di depan mansion bergaya Eropa (di sini Singosari negerinya seperti Eropa abad pertengahan warna kulit putih dan rambutnya berwarna kebanyakan pirang dan warna mata mereka juga biru atau abu-abu)
mereka di sambut oleh kepala pelayan di mansion itu
"selamat datang nyonya Purbasari tuan muda Kalingga dan Adipati muda Arthur"
"terima kasih atas sambutan yang ramah" senyum lembut Purbasari
Purbasari dan Kalingga meninggalkan mansion setelah sepekan walaupun Arthur masih belum ingin berpisah tapi akhirnya mengantarkan dengan senyuman,entah kapan ia akan berjumpa kembali dengan kedua orang yang ia sayangi itu walaupun ia masih kecil Arthur tau bibi dan kak lingga adalah orang yang tidak biasa ia hanya dapat mendoakan kebaikan bagi mereka berdua , Arthur menatap kereta mereka hingga tidak terlihat sambil tersenyum sebelum berbalik masuk