Maafkan aku

Gadis itu melangkahkan kakinya dengan langkah gontai, berjalan perlahan menuju kearah rumah sakit xxxxxxx dimana saudara kembar nya di rawat.

Bola mata gadis itu menatap permukaan jalan yang dilewati nya, memperhatikan tiap batu kerikil dan juga lapisan dasar lantai dimana dia berjalan kini.

meskipun sebenarnya tubuhnya ada di sana realitanya pikirannya entah ada di mana, dia bukan tipe orang yang suka berkeluh-kesah atau meratapi nasib nya, bagi Alessia apa yang dijalani hari ini adalah keputusan yang telah Allah beri.

tak ada yang perlu dia ratapi atau bahkan tak ada yang perlu dia keluh kesah kan, karena baginya manusia hanya sementara menumpang dan berlabuh di dunia ini, datang tidak menggunakan sehelai benang pun nanti pergi dan mati jiha tidak membawa apapun.

Tapi... yang menjadi beban terberat nya kini adalah Kallan, dia pikir bagaimana jika laki-laki tersebut tidak baik-baik saja?!.

Sejuta kekhawatiran menghantam dirinya.