Chapter 15 : Beras dan Mie

"MmMMMmm..."

Yumna makin deg-degan.

"Eh bentar-bentar." kata Tio tiba-tiba. "Ini hutannya beneran panjang bener atau kita salah masuk? Kok kayak gak ada kehidupan."

Yumna gak tau rasanya mau jedotin kepala ketuanya itu atau bersyukur. Soalnya dia penasaran sama apa yang bakal Azwin omongin, tapi di sisi lain dia juga takut, hal yang diomongin cowok itu jadi boomerang ke dirinya sendiri.

"Sumpah dah.. Kayak hutan semua." kata Tio lagi.

"Iya juga ya." sahut Dimas.

"Ini tapi jalannya kayak rada naik sih, kuping gua dengung soalnya." kata Sonya.

Azwin dan Yumna sama-sama diem. Gak ada yang niat ngomong karena perasaan mereka berdua saat ini tuh kayak...

Gak bisa dideskripsikan dengan kata-kata deh pokoknya.

"Eh beneran dah.. Hutan semua nih? Takut dah gua." kata Dimas lagi.

"Lu pada bayangin dah bang kak, gua sama Azwin berdua naik motor malem-malem dua kali lewat sini. Gak ada penerangan selain dari motor Azwin." kata Yumna akhirnya. Nadanya rada kesel.