Awal Januari

Entah keinginan dari mana sontak Kuraih selembar kertas pada selembar diary, dengan pelan dan penuh arti kutanggalkan sebuah tinta diatasnya, entah bagaimana jemari daif ini mulai menuntun untuk menulis sesuatu. Baru saja beberapa kata yang melekat, tiba-tiba cahaya lampu yang ada diruangan serentak padam. Nampaknya seluruh aliran listrik disekitar area kota juga ikut mati. Mungkin pengaruh hujan, yang sudah berjam-jam usai lepas magrib tadi. baiklah tidak masalah, ini hanya sekedar masalah kecil. Aku coba mencari dan merabah lilin yang seingatku masih ada tersisah dilaci meja satunya. Berharap masih ada yang tertinggal, Handphone mini milikku entah tercecer dimana. aku pun mulai sedikit sibuk menggerakkan jemariku untuk menemukan lilin, Akhirnya ketemu juga, segera kunyalakan lilin kecil yang sudah berhasil kugenggam, Binarnya memang Sedikit redup tapi setidaknya ada penerang untuk malam ini.

Meskipun hanya berteman sebatang lilin kecil, tapi aku rasa kali ini cukup berbeda dari biasanya, dalam hitungan detik aku pun ikut termenung dalam konsep heningan, sesuatu mulai mengambang pada ruang fantasiku entah apa yang sedang aku pikirkan dasar cowok aneh. gerutuku pada diri sendiri, memang beberapa tugas individual siang tadi memang cukup menumpuk dari salah satu dosen kampus, tapi Alhamdulillah akhirnya kelar juga. ya walaupun disekitar sana gelap tapi sebenarnya aku juga ikut menyukai dan terbawa pada suasana ini, nampak berkesan sunyi dimana ada percik hujan, dilengkapi dengan silir dari desir angin Serta pekatnya langit malam. Aku rasa curah hujan akan semakin lebat, bersamaan dengan adanya gemuruh petir diluaran sana. hingga momen kali ini terasa kian sempurna untuk dinikmati, rasanya ada sesuatu yang berat dan ingin segera terpejam. tapi kucoba memaksakan beberapa tinta ke atas kertas.

"engkau tau...

Aku sudah mencarimu

hampir disetiap detak waktu.

Tetapi sialnya,

kau menolak untuk ditemukan .

Lalu alasan yang mana lagi, yang harus kupertaruhkan untuk meraihmu."

                            _ Orang biasa

Demikian sepenggal kata yang sempat tertulis, pada halaman diary yang kuberi nama tafsiran kelabu, Setelahnya tampa sadar aku pun juga ikut terlelap dengan sendirinya diatas meja belajar yang menopang sebagian tubuhku . Mungkin karena seharian kelelahan, ditambah lagi mata kuliah yang cukup padat dimusim ini sampai-sampai aku kesiangan sendiri dimeja belajar.

                

                           ****

Minggu ini memang sedang musim hujan, sekarang masih terdengar cukup jelas percikan hujan diberanda rumah yang penyekatnya mulai berubah kusam, aku suka hawa dimalam kelam ini. Kesan ini cukup sederhana, untuk menghidupi bagian yang mengendap hilang. Bahkan bagian dari pribadi yang daif ini, sering menghabiskan kata melalui sebuah isyarat kecil yang hujan tinggalkan. Ya pekan ini aku pun sudah banyak melewati serta kehilangan kesan, yang orang lain anggap penting.

Aku tau mungkin, ini perihal penting untuk tetap terus disenyapkan diperantara hati yang tersisa dibalik kuasaku. Tapi aku suka menunggu lebih lama dari biasanya, dari pada berlama- lama tersesat dalam ingatanmu, Agar nantinya aku tidak pernah keliru ketika kemudian mengikuti keberadaanmu untuk yang kesekian kalinya, sejauh ini. Aku tetap ada disekitarmu Hanya saja, dirimu terbiasa menghilangkanku disepertiga kemungkinan yang engkau samarkan sendiri, tapi tenanglah aku tidak akan merasa dilukai sedikitpun. Selagi yang terlibat melukai masih menyerupai dirimu yang dulu. Baiklah lupakan itu tadi cuman pengantar doang, mudah-mudahan tidak ada yang merasa tersinggung, bercanda soalnya.

Sungguh bagiku ini lebih dan cukup sederhana, untuk menutupi usia yang tersisa dari keberadaanku sekarang. Dibanding tawaran, menghabiskan waktu disela-sela ketidakmungkinan ini, sebap dengan ini aku bisa hidup lebih bebas dalam pikiran sendiri, aku kadang suka malas menikmati moment yang orang nikmati diluar Sana, bahkan sepertinya aku sendiri mulai tidak tertarik dari satupun tawaran yang menggiurkan diluar sana. Entahlah aku hanya tidak ingin waktu lebih lama, menyita durasi berfikir dari kesendirianku.

Anda seseorang yang bijak, Coba bayangkan misalnya. Anda dari pagi liburan, bernarasi, makan, jalan, dan seterusnya. Apakah benar hal semacam itu emm menguntungkan misalnya? tentu saja iya, bagi orang yang menikmati semua kesan itu. Tapi jangan khawatir jika memang anda bahagia. Maka lakukan itu, ya karena kebebasan adalah hak yang melekat dalam pribadi manusiawi, jangan perduli pada tulisan ini, Bukankah hidup itu ditangan kita. jadi mengapa harus mengikuti alur berliku dari pikiran orang lain, mari kita tenggelam dalam pikiran masing-masing, lupakan omong kosong ini!! Hehe cukup menarik bukan? jadi ayok kita lanjutkan, jangan tunggu pikiranmu berubah. Bukankah aku hanya sekedar memberitahu seperti apa. Bentuk perhatian terhadapmu, tidak minta dipahami. hanya perlu dibiarkan saja. Sampai akhirnya, engkau menemukan sendiri definisinya.

Terlepas dari semua itu, aku sendiri pun tidak habis pikir kenapa sejauh ini pribadi 99 % mulai tampil aneh, ataukah karena pengaruh hormon atau berbedanya usia!? Entahlah aku mulai bingung sendiri jadinya, padahal waktu menempuh pendidikan dibangku SMA dulu aku orangnya cukup periang, humoris, bahkan bisa juga bandel dan lebih agresif jika memang itu dibutuhkan. Satu lagi dan sedikit buaya, eiit tunggu dulu aku tidak seperti yang kalian pikirkan. Ok itu hanya pengunaan istilah lagian salah mereka sendiri kenapa harus menjatuhkan harapan pada orang yang tidak mau mengambilnya, ya akhirnya pada baperan semua terus yang disalahin aku juga, sehingga endingnya banyak julukan yang mengklaim aku sebagai pria buaya.

Baiklah lupakan Itu mungkin saja perubahan sifat yang saya pikir berkesan aneh ini di pengaruhi oleh tugas kuliah yang numpuk disana sini. Atau bisa juga karena kian besarnya dan menjadinya tanggung jawab ditahun ini. Duhh bener- bener2 konyol. Tapi bener kadang aku suka menggerutu dan juga menyalah diri sendiri, kok bisa bisanya seperti ini masah segitu aja lemah, tidak ini tentu tidak harus dibiarkan tapi bagaimana lagi aku sudah mulai menyukai pribadi seperti ini semoga tidak seseorang yang merasa dilukai hanya karena karakter baruku yang sekarang.

Baiklah jangan pikirkan masalah konyol itu lagi, apa salahnya jika kita mendadak berubah menjadi dingin. biarkan saja ini melekat dalam diri meskipun sejatinya aku merasa nggak ada sesuatu hal yang memukau dan melekat dalam diri, hehe tapi, tenang saja Saya nggak bakalan sedih. Tapi kalau cengeng boleh kan?? Hmm ok lupakan itu, mungkin kali ini. Aku bisa sedikit, mempertaruhkan sepertiga rasa yang engkau benamkan kedasar hatiku, emm lumayan sih. Nanti lain kali kita ulangi di versi yang sama, tapi aku minta diajarin dulu sama bunda hehe, dasar anak aneh ya.

Mendadak entah dari mana dan bagaimana ada panggilan asing yang serentak masuk. Aku sedikit tersentak kaget, lamunan fantasi yang sedang memuncak jauh, mendadak buyar dan berantakan lagi hanya karna nada dering sialan ini, sementara diberanda rumah hujan makin deras saja, aku rasa ini waktu yang tepat untuk terlelap sekaligus melepas letih, tapi panggilan asing ini terus saja bergetar, sungguh meliriknya saja aku agak sedikit malas. Lalu bagaimana bisa punya keinginan untuk menyentuhnya, tidak. Hari ini aku tidak ingin diganggu oleh siapapun sekalipun itu presiden sendiri. Kubiarkan saja benda kecil itu tetap berdering, lagian kelihatannya ini seperti nomor baru lagi. Ya sudah aku biarkan saja begitu sampai sipemanggil bosan sendiri jadinya.

Tapi nampaknya nokia 3310 ini tidak ingin diam bahkan terus saja bereaksi dan berdering liar, siapa sebenarnya pelaku yang ada disebrang sana. Ada urusan apa dia, aku mulai membatin sendiri. Ini semakin menyebalkan saja. Apa mungkin kumatikan saja sekalian, tapi jika informasi ini cukup penting maka aku juga yang rugi. Baiklah apa salahnya aku angkat dulu sebentar, lagian panggilan ini sudah memanggil lebih dari lima kali panggilan.

"benar kan nomor baru lagi. Mengapa sih orang-orang suka menelfon di jam-jam seperti ini." Aku kembali melirik jam, ternyata ini sudah pukul satu malam tepat. Sedikit kesal bercampur penat membuatku bertambah malas untuk bergerak.

"Hello... Dengan siapa ya, mungkin ada yang bisa saya bantu??" Demikian kataku sedikit terpaksa dan tergesa-gesa guna untuk mempercepat maksud dan tujuan sipemanggil ini.

Eeeet..

Tapi tunggu dulu nanti kita lanjutkan lagi...

( Pemberitahuan )

" Sayangnya kali ini Penulis masih sedang tidur, hehe canda kok. Maksudnya menyusun tugas kampus, nanti bakalan dilanjutin di momen yang tepat ok.