'Van, hari ini Naya buru-buru. Ada jadwal syuting iklan. Kamu bikin sarapan sendiri aja, ya'
Satu pesan singkat kutulis pada selembar amplop warna putih. Menyelipkannya di antara tangkai mawar buatan sebelah lampu tidur emas. Pamit sebelum bepergian sudah menjadi keharusan, ada yang marah kalau sampai lupa.
Menulis kata-kata di handphone sebenarnya lebih praktis, bisa dilakukan sambil jalan. Tapi, ya begitu. Temanku satu rumah kan jin masa lalu. Harus dengan surat biar sopan dan romantis, katanya.
Halah!
Menyambar tas selempang, mengunci pintu rumah dari luar, aku segera masuk Ferarry pak bos yang langsung tancap gas ke lokasi syuting.
"Dek, kamu mau syuting nggak dandan dulu?" Seorang wanita di sebelahku tiba-tiba menegur.
Rambut hitam berkilau wanita itu menjadi pameran pertama, saat kami beradu pandangan. Rupanya aroma terlalu wangi yang mengalahkan pengharum mobil, dari dia juga.