Banjir Buatan

Hujan deras selama empat malam tiga hari, belum ada tanda-tanda berhenti. Langit sesekali menampakkan biru cerah lengkap dengan mataharinya, tapi hanya hitungan menit.

Mendung kembali menebal, dan tumpah ruah menjadi hujan lebih deras dari sebelumnya, yang sekali waktu diselingi angin atau petir.

Semua orang menatap tidak menentu dari balik kaca jendela rumah masing-masing. Gelisah memikirkan nasib baju kotor, tidak bisa leluasa ke luar rumah, dan menyimpan perasaan was-was begitu besar akibat hujan berepisode.

Aku tahu semuanya, aku bisa merasakan campuran energi mereka. Namun, niatku sudah bulat untuk tidak menghentikan semuanya.

Selama Naya masih berkeras hati mengulur jawaban pernyataan cintaku, seluruh warga kompleks perumahan terkena musibah aku tidak peduli. Yang salah itu Naya, yang bisa menghentikan amarahku tentu hanya dia.

"Van, sampai kapan kamu akan membuat hujan terus menerus?"