Harriet duduk sendirian tanpa ada yang berani mendekatinya. Harriet tetap tenang. Memang tidak ada banyak orang yang bersedia mendekatinya setelah kejadian tahun lalu.
Liam kembali ke sisinya, membawa dua gelas Bloody Mary Mocktail. Harriet mengerutkan alisnya. Ia tidak pernah menyukai Bloody Mary sebelumnya, tapi memang Liam tidak tahu preferensi alkoholnya. Jadi ia menerimanya.
Namun, semua orang yang mengenalnya dengan baik, termasuk bartender yang membuatkan minumannya menatap keduanya dengan penasaran. Semua orang tahu Harriet tidak suka suara minuman yang kuat dan savory, terutama Bloody Mary.
Harriet pun menyeruput Bloody Marynya di tengah tatapan semua orang.
“Mm,” Harriet terkejut.
Liam tersenyum menatap istrinya menunjukkan tatapan heran di balik topengnya. “Apa kau belum pernah mencoba Bloody Mary sebelumnya?” tanyanya.
Harriet menggeleng. “Aku pernah mencobanya, tapi tidak pernah menyukainya sebelumnya,” jelasnya.