“Mmmmmmm… aku… aahhh… indah sekali…” Ezra mengepalkan kedua tangannya dengan penuh antusiasme dan kebahagiaan melihat sosoknya di cermin. Gaun putih yang begitu mewah dan indah telah pas sempurna di tubuhnya. Bibirnya tersungging manis ke atas, dan ia pun berbalik.
Ezekiel sedang duduk di sofa di belakangnya, menatapnya sambil memijat pelipisnya.
Saat Ezra menoleh padanya, rambut panjangnya yang diikat dalam ponytail tersibak ke depan. Ia berkacak pinggang. “Kau mau mengatakan sesuatu, Your Highness?”
Pertanyaan Ezra membuat Ezekiel mengerutkan alis. Gadis itu berkata ia ingin menemuinya di kamarnya, tapi saat ia masuk, para staf butik telah memenuhi kamar gadis itu. Rupanya, fitting gaun pernikahan gadis itu telah selesai.
“Gaunnya terlihat cantik,” ucap Ezekiel datar, menyerah.
Seketika, sederetan gigi putih di senyuman Ezra muncul. Ia memekik penuh rasa antusias. Lalu, ia melompat kecil seperti gadis kecil.