Suami Penyayang (2)

“Sebentar saja. Kita akan menyapa teman-temanku dan kemudian langsung kembali ke kamar untuk tidur,” ucap Harriet. “Mari perlakukan acara malam nanti seperti acara makan malam biasa bersama keluarga.”

Liam pun mengangguk pelan, sebenarnya tidak setuju dengan rencana Harriet.

Tapi kemudian ia lega karena ia merasa tubuhnya sudah cukup istirahat. Ia bisa menemani Harriet dan memastikan tak ada hal buruk terjadi padanya.

Liam bahkan tidak berani bernapas terlalu panjang karena kekhawatirannya. Ia memeluk tubuh Harriet terus sampai mereka mencapai sebuah ruang duduk dengan sistem penghangat yang bagus. Setelah itu, ia mendudukkan Harriet di sofa yang empuk.

“Apa kau merasa pusing?” tanya Liam dengan suara rendah. Tatapannya lembut, namun alisnya bertaut.

Harriet menyentuh pelipisnya, mengelus alisnya dengan ibu jarinya. Lalu Liam melihat wanita itu tersenyum menenangkan. “Aku baik-baik saja, Milord. Aku akan mengatakan sesuatu jika aku merasakan ada hal yang salah.”