“Ada sebuah memori dari masa kecilku tentang ibuku yang tidak akan pernah kulupakan.”
Harriet bicara saat mereka sudah kembali ke kereta kuda mereka. Saat yang lain mendengar, mereka semua menoleh pada Harriet.
“Ibuku melampiaskan kemarahannya dengan kekerasaan dan penyiksaan, entah itu secara fisik atau mental, dan ia menikmatinya. Tapi setelah itu, ada sesuatu di matanya yang berubah. Seolah… ia sedang menyesali ledakan emosinya,” jelas Harriet.
Heath mengalihkan pandangannya, selama Harriet melanjutkan.
“Ibuku memiliki penyakit mental yang parah dan orang dengan disabilitas mental memang seharusnya tidak boleh membesarkan anak,” ucap Harriet datar. “Dan semua penyakit mentalnya itu tidak bisa membenarkan hal-hal buruk yang sudah ia lakukan.”
Bagi Liam, mendengar semua yang telah Harriet lalui kadang membuatnya merasa takjub. Harriet tetap tumbuh sebagai seorang wanita yang luar biasa bahkan setelah melalui semua itu.