Kata-kata Molly membuat Harriet tersenyum.
“Mengapa kau kecewa, Molly?” tanya Harriet lembut.
“Hmm…” Molly terlihat bingung sendiri. Apa yang sesungguhnya membuatnya kecewa? Karena Abby yang masih saja bertingkah seperti biasanya padanya meski ia sudah menghasilkan uang untuknya?
Seharusnya ia sudah tahu apa yang ia harapkan dari Abby. Di lubuk hatinya yang terdalam, ia tahu Abby takkan pernah berubah. Dan mengingat Abby telah meninggalkannya sekali saat ia benar-benar sangat sakit dan hampir dijemput oleh malaikat pencabut nyawa, seharusnya Molly tidak lagi kecewa.
Seharusnya ia bersyukur Abby sudah kembali.
Harriet duduk mendekat ke arah Molly dan merangkul bahunya, memeluk kepala gadis remaja itu ke dadanya. Wanita muda itu mengelus rambut Molly dengan lembut dan menepuk bahunya seperti sedang menenangkannya.
“Apa yang kau rasakan sekarang?” tanya Harriet kemudian.
Molly tersenyum. Ia mendongak pada Harriet dan berkata dengan suara manis, “Aku merasa hangat, Madam.”