Hari Ke-24: Ada Gunanya

Man of the Past. Pria masa lalu. Pria yang banyak melihat ke belakang, lalu merasa puas, dan gak mau lagi ngeliat ke depan.

Agak jijik bahasanya ya. Iya.

Hidup ini menurut gue kek berjalan di padang rumput, yang ketika berjalan kita menebas rumput di depan kita. Kebanyakan dari kita ketika lelah menebas rumput, duduk, lalu melihat kebelakang, dan terkagum-kagum. Rumput yang kita tebas sehingga menciptakan jalan. Begitu rapi, bersih, abstrak. Walau kadang ternyata ada beberapa bangkai tikus di jalan yang kita buat tadi. Tetap saja keliatannya rapi dan buat kita merasa senang ketika melihat jalan itu.

Huek lagi.

Lalu ketika duduk sambil melihat ke jalan tersebut, kita terkenang bagaimana luar biasanya kita, sampai bisa membuat jalan yang lurus, berkelok, dari yang tadinya sebuah hamparan rumput tanpa ada jalur untuk pejalan sebelumnya. Rasanya ingin kita telusuri lagi jalan tersebut dan mengingat-ingat lagi bagaimana awalnya kita membuat jalan ini. Bagaimana yang lurus, bagian yang berkelok, bagaimana kita ketika menginjak bangkai tikus ketika melewati jalan ini, dan bagaimana-bagaimana lainnya.

Gak akan pernah habis. Dan tulisan ini makin berat, beratin mata.

Sampai disini gue merasa tulisan ini kek tulisan-tulisan motivasi di seminar-seminar motivasi itu.

Pernah ada yang ikut seminar motivasi? Gue kasih tau, seminar motivasi itu buang-buang duit. Seminar motivasi itu gak guna. Kalian membayar hanya untuk mendengarkan langkah serta cara yang sebenarnya kalian sudah tau, tapi kalian abaikan. Kalian butuh seseorang dengan kalimat yang tepat untuk mendeskripsikannya.

Menurut gue kalian hanya butuh duduk sajalah. Duduk, nikmati sore sambil melihat jalan yang kalian buat tadi, karena disitu terletak semua jawaban.

Jadi sebenarnya, duduk-duduk ini ada gunanya. Menyenangkan pula.