Hari Ke-26: Other Side of The Moon

Gue pernah baca suatu cerita tentang bahwa di suatu tempat, terdapat diri kita yang sama persis, dengan kejadian yang sama persis, dengan ending yang beda. Kalau kalian baca cerita seperti ini ketika kalian sedang senang, percayalah, ceritanya gak akan terlalu melekat.

Tapi sekarang gue punya semua waktu yang gue butuhkan buat mengingat-ingat lagi.

Garis besarnya, semisal kalian hari ini beli donat dan memakannya sampai habis, di suatu tempat lain, diri kalian yang lain sedang membeli donat dan ketika hendak memakannya, ada ufo lewat dan menerbangkan donatnya. Abaikan fakta bahwa ufo terlibat disini, tapi intinya, akhir ceritanya bakal beda.

Asik ya? Mendengar cerita ini asyik, apalagi kalau kalian punya banyak waktu untuk dibuang. Membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin kita tidak sempat dapat atau ambil, kemungkinan-kemungkinan yang ingin kita dapat, yang tidak ingin kita dapat. What if, what if, what if. Tidak habis-habis.

Kadang gue suka memikirkan ini ketika tidak puas dengan keadaan sekarang. Semacam ritual tidak bersyukur dengan apapun yang Tuhan beri sekarang, tetapi terlalu takut untuk menyumpah serapah Tuhan atau membangkang dengan resiko tidak bakal diberi kebahagiaan lagi. Kadang-kadang gue merasa kayak remaja yang sedang merokok diam-diam di kamar ketika orangtuanya menonton TV di depan, atau seorang teller bank yang diam-diam memberikan gesture jari tidak sopan dari balik meja ke costumer yang rewel. Kira-kira gitu.

Tapi walaupun beberapa orang mungkin menganggap ini pembangkangan, gue rasa ini adalah suatu cara sebenarnya untuk menghayati pemberian Tuhan. Percayalah, seberapapun tidak puas kita terhadap hidup, selama masih ada satu hal yang buat kita bahagia, kita tidak akan pernah ingin dapat ending yang dulu ingin kita dapatkan sampai-sampai matipun tidak apa-apa asal dapat. Bisa dirasakan kan?

Atau kadang-kadang gue juga mikir ini adalah cara Tuhan untuk berlaku adil. Bayangkan kalau kalian susah terus, tentu diri kalian di dunia yang lain itu -- di titik ini anggap saja mereka ada -- itu akan bahagia. Tidak adil kan? Atau kalian bahagia terus dan yang disana susah terus. Kalau ini menurut gue gak apa-apa. Malah bagus.

Terakhir sebagai penutup, izinkan quote gue ini mencuci otak kalian, "Jangan lihat berat tugasnya, tapi lihat makna dibaliknya. Jangan lihat betapa seramnya suatu pintu, tapi bayangkan ada Mr. X dibelakangnya. Bawa Koper. Bersama kru RC*I."

Oke?