Perburuan 3

Dari jarak 100 meter sebelum aliran sungai mereka melihat sekawanan kuda liar sedang menikmati istirahat mereka sambil minum air sungai yang jernih, mereka duduk sambil merenggangkan otot dan mengatur strategi untuk menjebak kawanan kuda liar tersebut. 24 ekor kuda dewasa betina dan ada 4 ekor jantan serta 2 ekor anak kuda.

"Saudara Ran dan Cian...! pergilah keseberang sungai dan buat jebakan jaring..., aku dan Fei akan membuat penghalang disisi kiri dan kanan," kata Zang Yun mengatur strategi mereka.

"Baik...! kami akan berjalan menjauh sebelum menyeberang agar tidak mengusik kawanan itu?" kata Zang Cian kemudian bersama Zang Ran bergerak menjauh sebelum menyeberangi aliran sungai.

300 meter keduanya menjauh sampai tidak terlihat oleh kawanan kuda liar tersebut, dan dengan hati-hati mereka menyeberang sungai yang airnya hanya sedalam betis orang dewasa sehingga memudahkan mereka untuk sampai keseberang. Mereka berjalan sejauh 50 meter lebih dari arah sungai dan mulai memasang jaring, ditempat lain Zang Yun dan Zang Fei mulai memasang penghalang dari tali dan rating kayu agar kawanan tersebut tidak lari kesisi kiri atau kanan saat diusir menuju jaring diseberang sungai. Setelah selesai memasang penghalang giliran Zang Yun dan Zang Fei yang membentang jaring mereka, untuk menghalau kawanan kuda liar tersebut mengarah keseberang sungai dimana terdapat jebakan jaring. Sambil berjaga Zang Yun dan Zang Fei menunggu aba-aba dari Zang Cian dan Zang Ran yang sementara menyelesaikan memasang jebakan jaring.

Ssuuuiiiiittttt...

Terdengar suara siulan dari arah seberang menandakan jebakan telah siap, bergegas Zang Yun dan Zang Fei secara bersamaan berjalan kearah kawanan kuda liar sambil membentang jaring sepanjang 50 meter, terdengar ringkikan kawanan kuda yang panik kemudian berlarian melintasi sungai menuju kearah jebakan jaring.

Hie..., hieekkhh, Hie..., hieekkhh,

Hiyaaa..., Hhaaa!

Hiyaaa..., Hhaaa!

"Cepat tarik talinya...!" teriak Zang Yun yang datang bersama Zang Fei untuk membantu menangkap kuda-kuda liar yang sudah terjerat kedalam jaring jebakan mereka.

"Tarik lagi dan bungkus...! fokus yang sudah berada didalam jaring...!" kata Zang Cian bersemangat karena melihat sudah terdapat beberapa ekor kuda liar yang sudah terlilit jaring jebakan.

"Ya, bagus...! eratkan talinya...! ambil satu-persatu dan ikat lehernya dengan tali kekang" kata Zang Yun.

"Ahh...! berhasil juga, hahaha...," kata Zang Fei yang terlihat senang.

6 ekor kuda liar dewasa berhasil tertangkap pada jaring jebakan mereka, membuat wajah keempat pemburu itu tersenyum dan semakin menambah semangat mereka untuk melanjutkan perburuan. Setiap jebakan yang mereka buat selama dua hari perburuan selalu mendapatkan hasil apalagi tangkapan mereka dihari yang kedua terdapat seekor kuda jantan berbulu putih, dengan hasil tersebut semakin menambah senyum kepuasan bagi mereka mengingat pesanan saudagar kaya di Xhin Yan kota telah terpenuhi. Setelah mengikat hasil tangkapan mereka beristirahat untuk makan dan melemaskan otot sehabis bergulat dengan jaring jebakan, kemudian satu jam setelah beristirahat mereka kembali bergerak sambil menarik hasil tangkapan kuda liar. Mereka menyusuri kawasan pinggiran sungai sambil berharap dapat bertemu dengan kawanan kuda liar lainnya, dan keberuntungan tidak menjauh dari kelompok pemburu itu karena dikejauhan kurang lebih 200 meter didepan tampak sekawanan kuda liar lainnya yang berjumlah lebih dari 10 ekor banyaknya.

Mereka kembali duduk dan beristirahat sejenak sambil berdiskusi untuk mengatur strategi jebakan yang akan dibuat,

"Kita tidak bisa memasang penghalang disatu sisi..., karena kedalaman sungai sudah mencapai dada orang dewasa...! bagaimana ini saudara-saudara...!" kata Zang Yun meminta pertimbangan.

"Hmm..., jebakan kita pasang saja disebelah kanan yang ada rumpun pohon itu, dan berharap ada kesempatan yang lebih besar untuk menjebak kawanan itu!" kata Zang Cian.

"Baik...! artinya penghalang akan kita pasang disebelah kiri, sementara yang lain akan bergerak sepanjang sungai dangkal ini menuju kawanan itu dengan membawa jaring kedua, bagaimana...?" kata Zang Fei.

"Setuju...! kawanan itu tidak akan lari mengarah keatas karena sungai semakin dalam, mereka pasti akan mengarah kejebakan yang kita buat disisi sebelah kanan," kata Zang Cian menambahkan.

"Bagus...! Ayo...!, laksanakan strategi ini, saudara Cian dan Ran pasang jebakan disisi sebelah kanan, sementara aku dan Fei akan membuat penghalang disisi sebelah kiri, tapi ingat setelah selesai memasang jaring jebakan dan penghalang?, kita harus bergegas berkumpul di titik ini!, untuk bersama maju kearah kawanan kuda liar itu dengan membawa jaring kedua" kata Zang Yun kepada ketiga saudaranya.

"Siap laksanakan...!, komandan...!" kata mereka bertiga serempak menjawab perintah Zang Yun sebagai pemimpin kelompok.

#Desa Kun Zang#

"Sudah seminggu suamiku pergi berburu bersama saudara-saudaranya, apakah mereka baik-baik saja? tangkapan apa saja yang mereka dapatkan? semoga saja mereka membawa hasil yang banyak, dan terlebih mereka dalam keadaan baik-baik saja dan pulang kembali kerumah dengan selamat...!" membatin seorang perempuan dewasa yang tak lain adalah Lung Nie istri Zang Yun yang sedang menjaga padi mereka disawah yang tak lama lagi akan dipanen.

Suara riuh bunyi baling-baling bambu yang ditiup angin yang berdiri di atas sebuah tiang bambu dan dipasang disepanjang pematang sawah, bunyi-bunyian kaleng berisi batu juga menambah ketakutan kawanan burung pemakan benih padi sampai beterbangan menjauh.

Hiyaaa...!, Huusss...,

Hiyaaa...!, Huusss...,

Suara Lung Nie yang sesekali berteriak menghalau kawanan burung agar menjauh dari petak-petak sawah yang padinya semakin merunduk dan berwarna kuning keemasan, dibawah terik matahari siang menjelang sore itu Lung Nie mengitari petak sawah miliknya sambil berteriak menghalau burung-burung pemakan benih padi, disebelah petak sawah Lung Nie terdapat juga beberapa orang dengan aktivitas yang sama. Keringat bercucuran dikedua pipinya dan membasahi sampai kelhernya yang jenjang, namun tidak nampak kelelahan dari wajah sosok perempuan tersebut yang ada adalah wajah gembira dan senyum kepuasan karena melihat hasil usaha kerja mereka yang akan segera memberikan hasil panen yang melimpah.

Menjelang sore Lung Nie kembali kerumah dan beraktivitas sebagaimana seorang ibu rumahtangga, setelah membereskan dapur segera dia membersihkan dirinya dan menanti kedatangan sang suami karena sesuai janjinya hari ini adalah tepat hari ketujuh kepergian Zang Yun dan ketiga saudaranya berburu di Hutan Kabut.

Zang Yun dan Zang Cian adalah saudara sepupu karena ayah keduanya adalah kakak beradik, Zang Tong ayah Zang Yun sekarang menjabat sebagai Kepala Desa Kun Zang berusia 50 tahun. Sedangkan ayah Zang Cian adalah Zang Rong kakak kandung Zang Tong, Zang Rong adalah seorang pembudidaya Hawa Murni (tenaga dalam) yang berusia 52 tahun dan memimpin Klan Zang di Desa Kun Zang. Sebagai Patriark Klan Zang, tingkat kekuatan Zang Rong berada ditingkat Hawa Murni Spiritual tahap 9 sedangkan adiknya Zang Tong sang Kepala Desa berada ditingkat Hawa Murni Spiritual tahap 7.

#Tingkatan Kekuatan di Alam Fana#

- Hawa Murni Dasar : 1 ~ 5

- Hawa Murni Lanjut : 1 ~ 5

- Hawa Murni Ahli : 1 ~ 10

- Hawa Murni Langit : 1 ~ 10

- Hawa Murni Spiritual : 1 ~ 20

#Tingkatan Kekuatan di Alam Tinggi#

- Spiritual Pemula : 1 ~ 30

- Spiritual Petarung : 1 ~ 30

- Spiritual Prajurit : 1 ~ 40

- Spiritual Jendral : 1 ~ 40

- Spiritual Raja : 1 ~ 50

- Spiritual Kaisar : 1 ~ 50

#Tingkatan Kekuatan di Alam Surgawi#

- Kaisar Dewa Dunia : 1 ~ 60

- Kaisar Dewa Tahta : 1 ~ 70

- Kaisar Dewa Nirwana : 1 ~ 80

- Kaisar Dewa Semesta : 1 ~ 90

- Kaisar Dewa Pencipta : 1 ~ 100

- Kaisar Dewa Penguasa : 1 ~ 200