Perguruan Klan Zang

Seminggu kemudian Zang Yun berkunjung kerumah pamannya Zang Rong ayah dari Zang Cian, Zang Rong adalah seorang ahli beladiri dan telah mewarisi beberapa teknik dari ayahnya Zang Lang dan ibunya Mei Yu. Dengan tingkat kekuatannya saat ini yang berada ditingkat Hawa Murni Spiritual tahap 9, Zang Rong juga saat ini ditunjuk ayahnya Zang Lang sebagai Patriark Klan Zang dan menjadi guru di Perguruan milik Klan Zang. Murid-murid Klan Zang terdiri dari anggota keluarga besar Klan Zang, dan ada beberapa anak muda dari penduduk desa yang keluarganya telah lama bekerja dengan anggota keluarga Zang.

Tok... tok... tok...,

"Salam paman..., bibi...!" kata Zang Yun ketika tiba didepan pintu rumah kediaman paman Rong.

Krriiieeeek...,

"Salam bibi..., maaf aku baru datang berkunjung...!" kata Zang Yun saat melihat sosok wanita paruh baya yang membukakan pintu rumah.

"Ahh..., nak Yun...!, tidak apa-apa..., sekarang kamu sudah disini..., mari masuk dan duduklah sesukamu...!" kata bibi Khai Shin istri paman Rong.

"Bibi Shin...!, paman Rong dan saudara Cian kemana...?" tanya Zang Yun kepada sang bibi.

"Mereka lagi di tempat latihan...!, nanti kamu susul saja kegedung perguruan dibagian belakang rumah ini...?" kata bibi Khai Shin.

"Baiklah bibi Shin...!, saya akan langsung saja kesana...?" kata Zang Yun kemudian beranjak dari tempat duduknya dan menuju bagian belakang rumah itu dimana terdapat sebuah gedung tempat latihan para murid perguruan Klan Zang.

Zang Yun berjalan menuju gedung tersebut sambil memperhatikan kondisi kediaman keluarga pamannya, gedung perguruan berjarak 50 meter dibagian belakang kediaman paman Rong dan keluarganya. Gedung perguruan yang tidak terlalu besar itu terdapat beberapa ruangan didalamnya, ada ruang untuk penyimpanan senjata dan ada juga sebuah ruangan untuk menyimpan perlengkapan latihan lainnya, disudut lain terdapat ruangan perpustakaan tempat kitab-kitab teknik (jurus) dan ada satu ruangan besar tempat latihan sekaligus tempat latih tanding para murid.

Disamping kanan gedung terdapat sebuah lapangan tempat latihan dan penempaan tubuh, kemudian bagian belakang terdapat kolam ikan yang dikelilingi pohon pinus sekaligus tempat para murid berkultivasi. Ditempat kultivasi tersebut terlihat juga ada beberapa batu-batu datar berjejeran dengan jarak 5 meter yang diletakkan mengelilingi lapangan latihan itu, Zang Yun kemudian melihat pamannya dan saudara sepupunya Zang Cian sedang fokus berkultivasi, tidak ingin menggangu Zang Yun juga ikut duduk berkultivasi tidak jauh dari kedua sosok tersebut. Beberapa saat kemudian dia mendengar pamannya Zang Rong sudah selesai dengan kultvasinya, kemudian Zang Yun bangun dari kultivasinya dan berjalan mendapati sang paman yang masih dalam posisi lotus.

"Salam paman...!" sapa Zang Yun sopan sambil menundukkan kepalanya dengan kedua tangan menyilang didepan dada dan kedua telapak tangan menyatu tanda hormat sebagai seorang pendekar.

"Nak Yun...!, ahh..., maaf..., apakah sudah lama menunggu...?" kata pamannya.

"Ahh..., baru saja paman...!, saya sudah dari rumah paman dan bertemu dengan bibi Shin..., terus saya kesini...?" kata Zang Yun menjelaskan.

"Wah...! sudah naik 1 tahap tingkatanmu sekarang..., bagus...! selamat atas kenaikan tingkat kekuatanmu...!, selanjutnya kamu juga harus menambah pengetahuanmu dengan teknik-teknik baru...?, sebab teknik pedang milikmu saat ini baru ditingkat bumi..., sudah saatnya kamu belajar dengan teknik tingkat langit...!" kata paman Rong memberikan nasehat kepada keponakannya itu.

"Iya..., terimakasih paman...!, baru 2 hari yang lalu naiknya..., itu juga karena bantuan Pil Energi pemberian paman Rou...? dan juga salah satu tujuanku kemari untuk meminjam kitab teknik pedang yang baru...!" kata Zang Yun.

Whhuuuzzz...

"Hei...!, saudaraku...!, kamu disini...?, mana saudariku Lung Nie...?, mmm..., kenapa tidak ikut...?" kata Zang Cian yang tiba-tiba muncul sambil melompat mendekati tempat ayahnya dan Zang Yun berada.

Heeiiitt...!,

Zang Yun bergerak dengan cepat sambil membuka jurus untuk menghindar,

"Huufftt...!, hampir saja kena...?, hahaha..., kau bikin kaget saja saudara Cian...!" kata Zang Yun kemudian mengambil posisi normal lagi.

"Hahaha..., ternyata kamu masih gesit juga...?, bagaimana kultivasimu...?" kata Zang Cian.

"Saudarimu Lung Nie tidak boleh lelah..., karena dia lagi mengandung anakku...?, jadi dia harus banyak beristirahat dan tinggal dirumah...!, juga aku sudah rutin berkultivasi sekarang..., dan 2 hari yang lalu sudah naik 1 tahap...!" kata Zang Yun sambil memainkan kedua alis matanya.

"Iya..., iya...!, aku segera akan menyusulmu naik tahap nanti..., liat saja tidak lama lagi...!" kata Zhang Cian yang masih belum mengalami kenaikan tahap tingkatan dan masih berada ditingkat Hawa Murni Ahli tahap 3.

"Buktikan...!, betul tidak paman...?, hehehe..." kata Zang Yun menggoda saudara sepupunya itu.

"Betul itu nak Yun...!, kalian harus rajin berkultvasi..., paman kalian Zang Rou juga sudah memberikan keluasan untuk kalian mengambil Pil Energi ditempatnya...?, jadi kalian harus memanfaatkan kesempatan itu...!" kata paman Rong menegaskan sang putra dan ponakannya itu.

"Ahh..., tenang saja...!, akan aku buktikan...!, aku tinggal dulu saudaraku...?, lanjutlah dengan ayahku...!" kata Zang Cian sambil berlalu menuju kediaman mereka.

"Ayo nak...!, kita bicara didalam gedung perguruan saja...!" kata pamannya sambil berjalan menuju gedung perguruan.

Sesampainya mereka berdua duduk dibangku dimana biasanya murid-murid duduk, tapi hari ini karena bukan jadwal latihan jadi tidak ada seorang muridpun yang berlatih. Hari latihan bagi para murid sudah dijadwalkan 2 hari setiap minggunya, dan selebihnya mereka bisa berlatih mandiri dirumah masing-masing sambil membantu orangtua mereka.

"Bagaimana keadaan perguruan kita ini paman...?, apa masih banyak murid yang berlatih...?" tanya Zang Yun.

"Ya..., masih seperti dulu...!, hanya anak-anak anggota keluarga kita dan ada beberapa anak muda dari desa Kun Zang yang orang tuanya menjadi pelayan dan penjaga dikediaman anggota keluarga kita...!, jumlahnya ada 25 anak-anak dan 10 orang pemuda...!" kata paman Rong menjelaskan.

"Ohh..., begitu...! kira-kira apa masalahnya sehingga kurang peminat dari luar desa...?, apa didesa lain ada juga perguruan seperti kita...?" kata Zang Yun.

"Bukan begitu nak...!, ini karena perguruan kita sifatnya tertutup dari orang luar selain anggota keluarga...!, dan setahu paman di sekitar Kota Xhin Yan ini ada 3 desa selain desa kita ini..., dan hanya didesa kita ini yang punya perguruan...!, selebihnya ada perguruan milik para keluarga elit di Kota Xhin Yan..., serta ada 2 Sekte yang membuka penerimaan murid baru setiap tahunnya tapi dengan menarik biaya yang cukup mahal...!" kata paman Rong menjelaskan.

"hmm..., paman...!, bagaimana kalau kita membuat perguruaa kita ini menjadi perguruan umum dan terbuka untuk menerima murid dari manapun...!" kata Zang Yun memberikan usulannya.

"Idemu bagus juga nak...!, tapi harus mendapatkan persetujuan kakek dan nenekmu sebagai pendiri perguruan ini...?, dan juga akan menjadi masalah karena kondisi gedung perguruan seperti ini...?, kalau masalah guru untuk melatih..., paman rasa kakek dan nenekmu juga ayahmu serta paman-pamanmu akan turun tangan...!" kata paman Rong menjelaskan.

"Itu sudah pasti paman...!, dan saya bersama sepupu-sepupu lainnya juga bisa ikut membantu sebagai asisten pelatih...?" kata Zang Yun menambahkan.

"Hmm..., otakmu memang cerdas nak...!, hehehe..., paman setuju dengan rencanamu itu...!" kata paman Rong.

"Nah..., kalau paman sudah setuju saya akan membantu sepenuhnya...!, pertama kita akan membangun gedung perguruan yang baru...!, sekalian termasuk paviliun untuk kediaman paman dan keluarga..., agar supaya paman lebih nyaman dan berkosentrasi penuh dengan perguruan serta Klan Zang kita...!, kedua saya yang akan menemui kakek dan nenek untuk memperoleh izin dari mereka sebagai pendiri..., saya juga akan membangun gedung Klan Zang agar terlihat sejajar dengan Klan dan Sekte lain yang berada di Wilayah Tengah ini...!" kata Zang Yun menjelaskan maksud dan tujuannya.

"Biayanya pasti sangat mahal nak...!, paman tidak punya uang sebanyak itu untuk membangun semuanya...!" kata paman Rong.

"Tenang paman...!, semua biaya pembangunan akan saya tanggung...!, dan hal ini juga sudah saya bicarakan dengan istriku...?, dan juga sudah saya konsultasikan dengan mandor yang sedang membangun paviliun saya...!" kata Zang Yun.

"Hmm..., paman sangat berterimakasih dengan semua rencanamu itu nak...!, dan juga paman dan keluarga akan membantu sebisanya...!" kata paman Rong.

"Setelah paviliun saya selesai...!, mereka akan pindah ketempat ini untuk mulai membangun paviliun kediaman keluarga paman..., gedung perguruan dan gedung Klan Zang yang baru...!" kata Zang Yun menambahkan.

"Baiklah...!, paman akan mengikuti seperti keinginanmu..., dan juga berterimakasih karena akan membuatkan kediaman yang baru buat kami sekeluarga...!, dan jangan kau lupa untuk segera meminta izin dari kakek dan nenekmu...?" kata paman Rong menjelaskan.

"Ahh..., paman tidak usah sungkandan kuatir...!, semua ini aku lakukan juga demi harkat dan martabat keluarga Zang kita...? paling tidak ada sesuatu yang dapat kita banggakan juga untuk membantu para penduduk desa Kun Zang yang membutuhkan tempat latihan beladiri yang bagus...!" kata Zang Yun menjelaskan.

Setelah bertukar pikiran tentang semua hal mengenai rencana pembangunan, mereka berdua beranjak meninggalkan gedung perguruan menuju kediaman keluarga paman Rong. Diruang keluarga terlihat sudah duduk menunggu bibi Khai Shin dan Zang Cian dengan sepoci teh hangat diatas meja, kemudian Zang Rong menceritakan kepada istri dan anaknya tentang rencana yang akan dilakukan oleh Zang Yun. Menjelang sore Zang Yun kembali kerumahnya dan seperti biasa segera membersihkan diri dan duduk minum teh hangat ditemani sang istri diberanda kediaman mereka.

"Bagaimana kabar paman Rong dan bibi Shin suamiku...?" tanya Lun Nie.

"Mereka sehat-sehat saja dan menitipkan salam untukmu...?, dan aku sudah mengutarakan rencanaku itu kepada keluarga paman Rong...!, dan mereka terlihat senang..." kata Zang Yun.

"Baguslah mereka sudah setuju...!, aku juga ikut senang..., karena tinggal keluarga paman Rong yang kediamannya masih sangat sederhana..., padahal keluarga kita adalah pendiri Desa Kun Zang ini...!" kata Lung Nie.

"Iya..., mereka setuju dan mengucapkan terimakasih kepada kita...!, aku juga menyampaikan bahwa setelah paviliun kita ini selesai para pekerja akan langsung pindah kesana untuk melakukan pembangunan...!" kata Zang Yun menjelaskan.

"Ahh... iya..., tadi mandor mengatakan kalau paviliun kita akan selesai tidak lama lagi...? mungkin 20 hari lagi selesai katanya..." kata Lung Nie.

"Ohh ya...?, bagus sama dengan perkiraanku..., tapi setelah paviliun selesai tetap masih ada beberapa pekerja yang tinggal untuk menyelesaikan gerbang dan pos penjaga...!, kemudian akan membongkar rumah lama kita ini...?" kata Zang Yun menjelaskan.

"Suamiku...!, pelayanan yang dibawa ayah tadi ada 8 orang..., 4 orang sebagai pelayan dan 4 orang lainnya sebagai penjaga dan tukang kebun yang akan merawat kebun dan taman dikediaman kita nanti..., aku berencana untuk mengajak mereka tinggal bersama kita agar aku punya teman bicara nantinya...!, bagaimana menurutmu...?" kata Lung Nie.

"Baiklah...!, aku serahkan urusan itu kepadamu..., diskusikan dengan mereka masalah gaji bulanan mereka...!, dan untuk urusan pengawal sudah diatur oleh ayah..., kita tinggal pakai dan membayar gajinya nanti...!" kata Zang Yun menambahkan.

Setelah makan malam berdua, Lung Nie beranjak masuk kedalam kamar pribadi mereka kemudian beristirahat, sementara itu Zang Yun berkultivasi seperti biasa sampai lewat tengah malam.