Bab 1 "Awal perjalanan"

"Kadang kala manusia tidak akan tahu nasib buruknya sebuah perjalanan, tapi yang pasti restu Doa dari seorang parubaya adalah hal yang mujarab" -Kata motivasi CA

==================================

#Awal sebuah perjalanan

Di sebuah desa letaknya daerah ujung selatan tepatnya dekat pegunungan dan tidak jauh dari keramaian pusat desa. Hiduplah seorang sosok pria yang tinggal bersama kakek, bahkan dia lahir tanpa kedua orang tua.Dia adalah Aling Sosro.Dia sudah mulai beranjak dewasa, bisa dibilang sekitar 17 tahun.Badannya kekar, mukanya seperti Round, rambutnya warna hitam mengkilat model shortcut, matanya pun berwarna cokelat seperti elang yang elegan jika dipandang, dia tipe sedang tidak terlalu pendek maupun tidak terlalu tinggi.

Syurrr...syurrr...syurrr

(Suara lembar daun diterpa angin)

Krekk...srenggg...krekk

(Suara bambu kuning bergesekan)

Cit..cit...cit...

(Suara burung emprit pun berbunyi)

Itu semua menandakan langit di pagi hari, penuh dengan ke-harmonisan dan kenyamanan.

Bagaikan dunia surga saat itu, Alam pun mendukung suasana yang penuh elok.

Di rumah Kakek

Pada saat itu Aling Sosro sudah bangun dari tempat tidurnya sedangkan kakeknya ada di belakang rumah, beliau sedang melakukan asah peralatan tanjam, seperti golok, tombak bahkan beberapa keris warisan sambil memandikan keris tersebut.

Di dalam kamar

Di dalam kamar Sosro itu hanya ada ruang sepetak, terdiri dari lemari kayu yang sudah lapuk, tempat tidur dari rotan hanya ada selimut, dan alas lantai pun masih tanah, cuma beberapa sudut saja memakai karpet bekas bahkan dindingnya hanya dari rotan kayu.

Dilihat dari luar, yaa, seperti rumah gubuk kecil tapi masih layak digunakan.

Kriukk...kriukkk -Suara perut keroncong

"Aduhh... perut ku sudah lapar aja nih"- Sambil memegang perutnya

"Oiyah dimana kakek -ku, apa sudah pergi memancing? "  - dalam hati Aling bertanya

Lalu Aling bangun dari tempat tidur dan melangkah untuk melihat kakek, dia melangkah kedepan halaman tetapi tidak ada kakek, lalu melangkah lagi ke dalam tepatnya belakang rumah dan ternyata....

"Kakek..." - Aling sambil memeluk Kakek

"Uhhh..Aling,ngagetin kakek saja..." - sambil mengusap kepala Aling

"Kakek, kenapa di belakang?Aling laper nihh..."- wajah Aling sambil melihat senjata yang di pegang Kakek

"Laper?" - tanya kakek

"Iyaa, kek.." 

"Aling ikut Kakek, kebelakang"-Kakek pun langsung menuju tempat rahasia senjata yang kekek simpan

Lalu merek pun menuju ruangan kakek , tepatnya dibelakang lemari ada ruang sekotak yang dapat menyimpan satu sampai sepuluh keris.Kakek menaruh keris itu dengan sangat hati-hati.Aling pun terkejut ternyata Kakek punya keris lain, selain 2 keris sebelum kakek pegang ditanganya.Ada Tujuh keris, entah apa namanya, tapi Dimata Aling keris tersebut memancarkan cahaya yang amat kuat dan mata Aling dibawa ke alam sadar.

Aling melihat semua sejarah dalam keris tersebut tetapi dalam penglihatan nya tidak terlalu jelas dia merasa pada saat itu menyaksikan benar-benar di depan mata.Sayang-nya penglihatan itu hanya sebentar, Aling pun langsung merasa pusing serta kecapean akibat kekuatan keris itu.

Hoshh...hosh..

(Suara nafas Aling tidak beraturan)

Kakek pun langsung terkejut, dan merasa ini sudah mulai waktunya untuk memberitahu yang sebenernya tentang keris itu.Kakek pun langsung membantu Aling untuk duduk ke kursi kayu yang ada di samping meja kecil.

"Aling...nak kamu tidak apa-apa?" -kakek langsung merangkul Aling sambil mengarahkan ke kursi kayu 

Lalu kakek pun mengambil secangkir minum buat Aling

"Minum dulu nak"

"Makasih kek"

Setelah beberapa menit, Aling pun menceritakan apa yang dia lihat bawah alam sadar.Kakek pun mendengarkan dengan rasa kekhawatiran terhadap Aling dan kakek berniat akan memberitahu yang sebenernya kepada Aling.

Setalah itu....

"Aling, sebenarnya...."- sambil mengusap kepala Aling

"Sebenarnya apa kek..!" -tatapan Aling masih bingung 

"Aling sebenarnya kamu mempunyai kekuatan spesial dan apa yang kamu lihat oleh kekuatan keris itu merupakan garis keturunan para leluhur yang memberikan kamu sebagai pengganti atau keseimbangan alam" -Kata Kakek

"Maksudnya kek?"

"Pokoknya kamu akan mengetahui, seiring jalannya waktu" -kakek sambil tersenyum

"Uhhh, kakek mah..!!! Cerita setengah-setengah!!" - gumam Aling

"Yasudah, kamu makan dulu gitu, katanya lapar?" - sambil menunjuk tempat meja makan

"Baik kek"

Aling pun makan yang sudah disiapkan oleh kakek, lauknya hanya ikan dan sayur segar yang harus saja di ambil dari belakang rumah.Yaa, karena kakek rajin menanam sayur-sayuran di belakang halaman rumah.Kakek ikut senang si Aling makan dengan lahap(isi kata hati kakek).

Tapi, beliau terus mengkhawatirkan si Aling.Dengan usiannya beliau yang sudah tua dan sudah tidak kuat lagi untuk menjaga si Aling. Seketika beliau ingat ada kenalan dekat yang pernah bertemu dan menginap dirumahnya.

"Apa aku titipkan ke dia saja yaa?" - kata hati Kakek

Ya, dia adalah seorang pria yang kuat dan baik hati, yang pernah menolong Kakek sebelum Aling hadir dirumah ini.Oiyah aku ingat surat yang di kasih pria itu, itu pasti ada alamat rumahnya.Lalu sang Kakek pun langsung berdiri dan mengingat dimana surat yang dia taruh waktu itu.

"Kakek, ada apa..?" -masih menguyah makanan dimulut

Kakek terus mencari di sela-sela tempat lemari dan ternyata selembar surat ditemukan di tindih oleh beberapa bukunya.

"Ini dia.... Akhirnya...!!!"

"Untuk tidak rusak, dimakan rayap, hahaha..."

"Kek, ada apa sih?"

"Aling, sini..!!! Kemarilah..!!" -sambil mengayunkan tangan sebagai tanda untuk kesini

"Lihatlah, ini ada alamat pria yang kakek kenal, dia bernama Pak Asep, dia masih muda" - sambil menunjuk surat

"Terus, kek..? - masih bingung sambil menggaruk kepala

"Ishhh , kamu nak nak" - sambil memukul kepala Aling dengan halus

"Heheh maaf kek, saya tak paham kek"

"Ini Alamat untuk kamu pergi berlajar sama pria ini, kamu harus ke kota untuk menimbah ilmu ke beliau" - kakek menceramahi Aling

"Tapi,...kek" - Aling masih ragu dalam kata hatinya

"Sudah-sudah, besok kamu berangkat dan siap-siap yaa nak" -kakek sambil merangkul Aling untuk menuju tempat semula, ya tempat meja makan

Kakek dan Aling berduduk bersama, sama seperti awal melihat Aling dengan tersenyum dan masih ada hati rasa khawatir sedangkan Aling masih bingung apa yang akan dilakukan seketika sudah ke kota.

Cuaca pun sudah berubah begitu cepat, malam hari pun tiba.Yaa, tepatnya di kamar Aling Kakek menghampiri Aling.

Krekkk... -suara pintu kebuka perlahan

"Kakek..." -Aling langsung memegang tangan kakek sambil mengajak duduk

"Aling...apa kamu sudah mempersiapkan untuk besok?" Ucap kakek

"Sudah kok kek, kakek tenang aja..." Ucap Aling

"Kalau begitu kamu tidur yaa, ini sudah larut malam" -sambil mengusap kepala Aling

"Baik kek" -ucap Aling sambil tersenyum

Lalu kakek pun segera berdiri dari tempat tidur Aling, dan segera meninggalkan ruang kamar Aling dan menuju ke depan Halaman.Sementara Aling langsung pulas tidur, karena saking lelahnya.Tapi, tiba-tiba Aling bermimpi, yaa dalam mimpi Aling terdapat bencana yang akan datang saat berada di kota bahkan dia juga mempunyai beberapa teman, dalam mimpinya masih samar-samar.

Sementara kakek masih duduk di depan halaman sambil turutu , menikmati alam di malam hari, tapi tiba-tiba Kakek pun batuk hingga lima kali, dan mengeluarkan darah dari tenggorokan nya.

"Ukhhh ...berdarah lagi...umur-umur..." - kakek sambil mengusap darah yang ada dimulut dengan lap kain yang ada di meja lalu melanjutkan lagi turutu

Dalam hati berkata, semoga kamu bahagia disana Aling dan semoga kamu bisa mempunyai banyak teman, kakek sambil melihat ke langit.

###

Esok paginya

"Selamat pagi kakek..." -Aling membangun kakek yang tertidur di teras depan

"Ukhh...pala ku" ucap kakek dalam hati sambil melirik  arah Aling

"Aling...kamu sudah bangun.." -ucap Kakek sambil berdiri

"Kakek, kenapa tidur disini?" Ucap Aling sambil merangkul kakek untuk berdiri

"Kakek, semalem kecapean, jadi tidur deh, heheh" -ucap Kakek

"Yasudah, ayoo kek, kita ke ruang makan.Aku sudah menyiapkan makanan untuk Kakek" -ucap Aling sambil menuntun kakek secara perlahan ke ruang makan

"Wahhh, makanan ini kamu buat? -ucap Kakek

"Iyaa dong , kek..." -Aling sambil tersenyum

"Ini buat kakek..." - Aling sudah menyendokkan lauk apa saja buat Kakek makan

"Makasih yaa, Nak Aling..." -Kakek pun tersenyum terharu 

Diatas meja makan terdapat lauk pauk, Erta sayur-sayuran yang sehat.mereka berdua pun makan dengan lahap, dengan masakan Aling yang penuh dengan kelezatan.Mereka memakan itu semua sekitar 15 menit.

Setelah makan, Aling sudah menyiapkan bekal apa saja yang akan dibawa dan Kakek pun ikut bantu menyiapkan beberapa bekal buat Aling.Setelah itu Kakek memberikan sebuah buku ke Aling, dimana buku tersebut akan berguna buat Aling kedepannya.

"Aling ini buku warisan, yang akan berguna buat kamu kedepannya" -sambil menyodorkan buku ke tangan Aling

"Buku apa ini kek?" - ucap Aling sambil melihat buku itu

" Pokoknya buku ini akan berguna buat kamu, tapi bacanya kalau sudah sampai ditempat tujuan yaa nak" -ucap Kakek

" Ohh baiklah kek.." - sambil menaruh buku itu di selempang kain  yang berbentuk tas

"Ingat pesan kakek, apapun yang terjadi pada saat itu jangan sekali-kali pakai kekuatan kamu untuk kejahatan yaa nak, gunakan kekuatan kamu untuk kebaikan saja dan tolong sembunyikan kekuatan kamu dari banyak orang" - pesan Kakek

" Baik kek" - Aling sambil mengangguk kepalanya

Setalah amanah yang diberikan oleh Kakek, Aling pun pamit dengan Kakek dan memeluk Kakek penuh dengan kecintaan.Hanya berbekal makan untuk sehari dan minum segelas dari bambu kayu, serta baju yang olos hitam dan celana hitam yang kumuh, selempang tas yang ada di pundak kanannya hingga memakai sendal kaki yang sudah kumuh.

Aling pun langsung pergi sambil menoleh, dengan kondisi tidak kuat meninggalkan kakek sampai menteskan air mata.Hingga mengusap air matanya biar hati kuat menjalankan perintah kakek.kakek pun ikut sedih karena tidak ada yang menemani dia lagi. Rasa asam manis pun dia rasakan saat ini melihat nak Aling pergi perlahan meninggalkan rumah ini.

Aling berjalan naik turunnya bukit sampai ke sebuah pusat desa, dan pergi menggunakan delman, hingga beberapa jam sampai ke sebuah kota.Aling pun masih duduk didalamnya sambil memikirkan kakeknya.

====================================