Sudah selarut ini kenapa Cavier masih belum pulang. Kerisauan mula bertandang di hati Ayve. Langkah nya mundar mandir di dalam kamar sedari tadi. Duduknya saja tidak tenteram memikirkan ke mana perginya Cavier.
Huft..nafas dihembus tidak tenang. Ayve akhirnya melangkah keluar membawa dirinya mencari ketenangan di teras balkon. Dari sana dia bisa melihat indahnya gemerlap bintang-bintang di dada langit. Hanya ketenangan yang terus menyepi. Menuai rasa bersalah di hati Ayve. Hyder tadi juga sudah keluar mencari Cavier.
Jari-jemari lentiknya ditautkan antara satu sama lain mencoba mengurangi kegelisahannya.
"Cavier..kau kemana. Cepatlah pulang jangan buat aku gelisah macam ni"
Namun tiba-tiba sepasang tangan besar yang hangat melingkari pinggang ramping nya dengan satu kepala diletakkan di antara ceruk leher jenjang nya. Ayve sampai diam membeku. Dia dapat merasakan deruan nafas hangat itu. Lantas dia menoleh ke samping.
"Ca..Cavier"
Tidak berfikir lagi dia membalikkan tubuhnya untuk meraih tubuh kekar yang berada tepat di belakangnya. Rasa gelisah yang tadi membuncah hilang lenyap seakan tidak pernah ada saat melihat kembali wajah itu. Tidak sedar butir-butir jernih yang bergenang di tubir mata jatuh membasahi pipi mulusnya.
"Ca..Cavier...kau kemana saja."
Isak tangis kecil itu mencuri perhatian Cavier. Dia lantas mencari sepasang mata bening itu. Seketika dia mematung melihat wajah yang sudah dibasahi air mata itu. Ini pertama kalinya dia melihat Ayve serisau ini dengannya sampai menangis.
Wajah itu selama ini hanya diwarnai dengan tatapan benci yang disembunyikan di balik topeng kelembutan itu namun kali ini jauh berbeda. Tidak ada tatapan benci sama sekali di dalam renungan itu. Hati yang selama ini dibalut dengan kekosongan yang cuba dia sembunyikan terasa hidup kembali.
Perasaan ini sungguh damai. Tidak seperti sebelum nya. Gadis itu selama ini sama sekali tidak memedulikan ke mana dia pergi. Apakah hilang atau akan kembali itu sama sekali tidak dihiraukan oleh Ayve. Dia kembali hanya akan menerima kata-kata tajam dan menusuk di balik kelembutan kata yang diucapkan olehnya. Tapi kali ini....
"Sayang.."
"Kau membuat ku takut tahu tidak"
Ayve melepaskan pukulan kecil di dada bidang itu tetapi tidak sampai melukai lelaki itu. Cavier sampai tidak tahan melihat wajah sang isteri yang sangat menggemaskan saat ini.
"Shtt.... it's okay, hmm. See saya dah ada kat sini."
Berbalik situasi pula kali ini. Tadi dia yang mengucapkan kata seperti itu tapi kali ini dia pula yang mendengar kan ucapan yang sama seperti yang dia ucapkan dengan Hyder sebentar tadi. Hatinya terasa dicuit.
"Lain kali jangan buat macam ni dah. Kau pergi lama sangat"
Cavier tertawa mendengar kata-kata Ayve.
"Itu ayat yang sepatutnya aku ucapkan untuk kau sayang."
Ayve terdiam namun sesaat ikut tertawa. Sepasang mata yang sentiasa memancarkan kehangatan itu ditatap dalam.
"Maaf"
Satu kata itu lolos di bibir Ayve sebelum bibir merah segar itu bertaut dengan bibir Cavier. Ayve memejam mata berkongsi rasa hangat yang sama. Pelukan Cavier pada tubuhnya juga erat sama hangat dengan pagutan lembut di bibirnya.
Tiba-tiba....
"Ekhemm!!"
Pagutan itu terlepas begitu saja saat satu deheman menghentikan ciuman keduanya. Ayve lantas menoleh dan mendapatkan Hyder yang berdiri di pintu sana. Ayve hanya mampu tersengih malu.
"Jangan lupakan aku"
Ayve tertawa lepas mendengar nada bicara Hyder yang terdengar merajuk di telinganya namun juga terdengar lucu.
"Come here"
Ayve merentangkan tangannya menyambut Hyder yang segera berhambur masuk ke dalam pelukannya. Ketiga-tiga nya akhirnya menikmati malam indah bersama di teras balkon itu. Walau angin malam yang sejuk berhembus namun Ayve tidak merasakannya sama sekali. Tubuhnya terus hangat di dalam pelukan kedua-dua suaminya nya.
"Hmm..hari ini rasanya dah boleh masuk dalam buku cerita. Ya tak" Ayve bersuara di kala hening antara ketiga-tiga nya.
"Nak bukukan kisah pencarian isteri yang hilang ke taman, hmm" soal Cavier.
"Hmm macam tu lah" balas Ayve memainkan jemari besar itu dengan jemari lentiknya.
Hyder tiba-tiba mendekatkan kepalanya di sisi kepala Ayve. Lalu membisik kan sesuatu. Mendengar itu membuat bulu tengkuk Ayve meremang lantas menyembunyikan tubuh mungil nya di balik tubuh kekar Cavier.
"Nak buat cerita yang lagi hot tak."
Mulanya Ayve tidak mengerti maksud dari ucapan Hyder itu namun...
"Cerita malam ni untuk kita bertiga atas tu..."
Ayve ikut menoleh ke arah di mana telunjuk lelaki itu mengarah. Itu..
No!!! Siapa tidak tahu maksud dari lelaki itu. Cerita di atas ranjang! Bukan kah itu...!! Belum. Dia belum bersedia untuk itu.
"Just joke okey. Come here"
Hyder kembali menarik pelan tubuh semampai itu untuk kembali dalam pelukannya. Ayve tidak menolak.
Malam itu berkongsi rasa hangat yang satu membentuk sebuah memori yang takkan terlupakan. Dalam hangat damai itu tidak tahu akan adakah lagi kenangan yang tercipta seperti saat ini di masa akan datang. Tiada siapa tahu.
Tapi entah kenapa ada hati lain yang bisa merasakan suatu perasaan akan perlahan hilang dalam damai itu. Rasa penuh yang akan segera kembali kosong. Entah apa itu.
Namun saat ini menikmati rasa indah itu lebih baik dari menjangka sesuatu yang belum tahu akan terjangkau oleh masa dan ruang.
.
.
.
.
.