Suara lonceng kehidupan membangkitkan ku dari tidurku yang sedikit tak nyenyak karena semalem aku begadang. "Bangun... Bangun... Ayo cepat bangun" suara mbak mbak pengurus yang sudah berada di dalam kamarku.. ku lihat jam dinding yang menunjukkan pukul setengah 3 pagi...
"Huftt" pantas saja aku tidak terlalu nyenyak karena masih jam segini. Aku langsung tancap gas 3 kilo untuk bersiap" untuk ke masjid.. ya beginilah di pondok kita didik untuk disiplin waktu dan disiplin ilmu yang mungkin badanku sudah mulai terbiasa akan keadaan ini karena sudah satu Minggu berada di pondok..
##Masjid##
Sesampainya di masjid aku langsung mengambil barisan yang masih kosong karena aku sudah wudhu di tempat wudhu asrama.. aku mulai mengikuti antara sholat tahajud dan dilanjut sholat fajar.. dan membaca Alquran untuk menunggu subuh tiba.. Suara adzan subuh yang berkumandang dari beberapa musholla maupun masjid terdekat..
aku menaruh Alquranku ditempat yang sama dengan semua santri yang ada.. dan menuju tempat wudhu untuk kembali berwudu untuk lebih afdhalnya sholat meskipun aku belum batal dari tadi namun rasanya tidak afdhal... Setelah sholat subuh kami semua santri ikut kegiatan pondok ya itu ngaos ( ngaji kitab) namun kita hanya mendengarkan karena belum ada pembagian kitab.. ya namanya juga santri baru..
"Assalamualaikum Warahmatullahi wa Barokatuh" suara ibu nyai yang halus dan berwibawa..
"Waalaikumsalam warahmatullahi wa Barokatuh" jawab semua santri...
"Bismillahirrahmanirrahim.. kelawan nyebut Asmane Allah kang moho welas asih lan kang moho welas asih ing akhirat bloko" suara ibuk Nyai yang mempertandakan acara ngaos telah di mulai.. semua santri mengikuti dengan penuh hikmat semangat dan tetap sopan...
"WaAllhua'lam bisshowaf... Wassalamu'alaikum warahmatullahi wa Barokatuh" kalimat yang paling di sukai oleh para santri... Karena mempertandakan selesainya ngaos atau ngaji..
***Kamar***
"Assalamualaikum" ketika aku berjalan memasuki kamar "Waalaikumsalam" Jawab 4 Santri yang sekamar denganku.. aku masih sedikit canggung dengan teman baruku dan semuanya sama masih saling canggung..
"Shelvi.. hari ini kan hari minggu acaranya olahraga.. ayok cepat ganti baju olahraga panjang dan pakek trining.. dan kalian juga ya.." suara mbak titik yang sudah siap "wih.. gercep juga mbak.. udah ganti baju ajah" suaraku yang mengomentari penampilan mbak titik yang sudah rapi..
teman satu kamarku masih diam seribu bahasa mungkin karena aku yang tak mengajak berbicara atau?? Entahlah apapun itu aku coba untuk mengawali pembicaraan.. "eh mbak kenalan dulu dong."
Suaraku memecah keheningan ini karena mbak titik sudah pergi mempersiapkan kegiatan olahraga.. mbak titik adalah pengurus yang satu kamar dengan kami.. "emm namaku lma" suara dari seorang wanita pendek namun cantik dan menggemaskan..
"namaku Selvia.. iya salam kenal ya im.. owh iyha kalian berdua?? Ayo dong kita satu kamar loh masa pada gak kenal padahal udah pada tidur bareng" kataku dengan sedikit senyuman. "Namaku Tiara.. em maaf aku memang sedikit pemalu"
suara halus itu membuatku sedikit kaget karena aku baru tau kalo seorang yang biasapun juga bisa seperti itu aku kira hanya keturunan kiyai atapun perubahan atas Kehidupan di pondok pesantren yang sudah cukup lama..
"emm aku panggil kamu tir boleh??" Jawabku singkat
"boleh kok" jawab tir singkat.. " mbak nama kamu siapa?"
Tanyaku kepada seorang wanita yang sedikit lebih tinggi dibandingkan santri yang ada di kamar ini..
"Panggil aja almyra.. aku masih satu angkatan kok sama kalian.. ga usah panggil mbak" dengan senyum singkat sebagai tanda menghargai.. "salam kenal ya Al" jawabku singkat
"Eh ayo kita cepat keluar nanti di amok pengurus" ajakku kepada teman sekamarku mengingat wajah garang pengurus yang membangunkanku tadi malam setengah pagi...
*****Halaman depan ndalem*****
Saat ini aku melihat lagi seorang laki-laki yang membuat aku dag dig dug ser.. dia adalah laki laki yang pertama kulihat di pondok pesantren ini setelah mbah yai dan dua gus lainnya..
Olahraga singkat ini telah usai dan aku di ajak mbak titik untuk ke belakang pondok putri yang ku kira hanya ada ladang ternyata di sana ada asrama pondok putra..
"Mbak tik? Emng ada apa kok ngajak aku kesini?" Tanyaku kepada mbak titik..
" Mau cari Kulupan.. kan aku gak makan nasi kek santri lainya dek " jawab mbak titik yang membuatku bertanya tanya..
" Gimana mbak aku kok ndak faham??" Tanyaku yang belum faham dan tak mengerti
" Namanya puasa ngruwat atau ngrowot.. puasa ini gak makan nasi dan yang amis² gitu" jawab mbak titik..
Kami berjalan menuju belakang pondok putra yang terlihat sepi... "Emm mbak ini asrama putra kok sepi??" Tanyaku kepada mbak titik yang sedang memetik beberapa daun singkong dan bayam...
" Biasanya pada kesawah.. kadang mbak mbak juga ikut sih tapi karena hari ini ada acara dari dinas kesehatan jadinya mbak mbak gada tugas ke sawah " jawab mbak titik yang sedang duduk dan masih memetik beberapa daun bayam.. aku hanya manggut manggut ajh..
" Eh kamu tunggu sini bentar ya dek.. aku mau ambil piso buat nyari daun pisang.. tadi lupa hehehe" suara mbak titi dan menitipkan daun daun itu kepadaku..
"Iya mbak" belum selesai ku bicara namun mbaknya sudah lari ke arah pondok putri..
Situasi hening dan sungguh sejuk... Aku mencoba untuk menarik nafas dalam-dalam untuk menikmati ini..
Namun di kagetkan langkah kaki yang mendekati ku dari belakang.. "Assalamualaikum mbak.. kok ada disini?" Tanya seorang laki-laki yang dari awal aku pengen sekali berkenalan dengannya... " Heh mbak kok malah nglamun sih..." Suaranya membuyarkan lamunanku..
"Eh anu mas anu" aku gugup kali
"Mbak jawab salamku dulu dong" dengan senyuman yang cukup membuatku sedikit malu
" Waalaikumsalam Mas.. Kang eh anu" gugup lagi dah nih perasaan
" Mas ajah gpp... Ngapain mbak kok di sini.. kan ini pondok putra.. mbaknya mau kabur ya??" Tanya mas itu
"Nggak kok mas.. lagi nunggu mbak titik" jawabku
"Owalah nungguin titik emng dia kemana?" Tanya masnya
"Lagi ke asrama ngambil pisau katanya" jawab ku dengan sedikit ketar ketir..
" Ya udah.. kirain mau kabur... Kalo mau kabur disana ada Sungai dalem banget kalo gak bisa renang mending ga usah deh.." jawab masnya
"Enggak kok mas.. emmm mas??" Hatiku ingin tau siapa dirinya..
"Iya?" Jawabnya singkat..
"Boleh kenalan nggak?" Tanyaku sedikit ragu
"Namaku Andrian.. panggil ajah drian" jawab mas drian masih dengan senyuman.
"Namaku selvi mas.. boleh gak kalo aku panggil mas and?" Tanyaku yang rasanya ingin segera pingsan.. untuk menutupi rasa maluku..
"Iya boleh" jawab masnya singkat..
Mbak titik datang dengan sebuah pedang yang kecil dan tajam hehe itu adalah pisau..
"Kok lama kali mbak?" Tanyaku kepada mbak titik yang pandangannya sudah tertuju pada mas and kuh mwehe.
"Em maaf tadi pisonya lari jadi aku ngejar dulu"
Jawab mbak titil asal..
" Ya udah yok mbak nyari daun pisangnya.. udah cukup nih kulupnya " aku mencoba mengalihkan perhatian mbak titik kepada ku..
"Eh khid tolong dong.. ambilin daun pisang" suara mbak titik menghentikan langkahku menuju ke arah pohon pisang... "Siapa mbak??" Tanyaku kepada mbak titik..
" Itu mas wakhid " jawab Mbak titik..
"Bukannya itu mas drian ya?" Tanyaku
"Dih kok tau namanya" slidik mbak titik..
"Mwehe tadi nanya masnya.." kataku sambil menggaruk hidungku yang tak gatal..
"Nih daunnya" suara mas and dengan menyodorkan beberapa lembar daun pisang.. dan pisaunya..
" Makasih mas " suara mbak titik dan aku juga mengikuti
Kami pun kembali ke area asrama putri... Meninggalkan tempat yang sejuk tadi..
"Mbak tik mas tadi tuh siapa kok gak ikut acara kek santri lainya??" Tanyaku memberondong..
"Mas wakhid tadi toh?" Jawab mbak titik
"Iya mbak.." jawabku penasaran
" Dia itu nderek bunyai jadi gak ngikut acara santri gpp dia juga pengurus.. dia sudah lulus sekolah tahun ini beda dengan aku yang baru kelas 12.. MA "
Jawab mbak titik menjelaskan..
Huft berarti aku sama dia beda 4 tahun.. karena aku baru mau menginjak kelas 10 MA.. cocok kali ya..
Tapi apakah aku pantas untuknya.. sadar sel sadar..
"Kamu kenapa sel" tanya mbak titik..
"Gpp kok mbak" sedikit kaget.. jawabku..
Yang penting fokus dulu ajh masalah ini lanjut nanti pas liburan buat stalkerin dia hehe..
#pov author : lanjut gess...