Kay!
Seketika Kay menoleh memastikan siapa yang memanggilnya di peron stasiun Manggarai ini, kondisi stasiun yang tidak kondusif membuat Ia memilih mengacuhkan panggilan setelah menoleh sekali.
Panggil aku Kay, nama lengkap ku Kezia Nuseautami. Aku bekerja di salah satu perusahaan di daerah Tanah Abang, seperti yang kalian ketahui saat ini aku tengah transit untuk menuju pulang pada pukul 5.30 Sore.
Lagi-lagi perjalanan pulang hari ini tidak mudah, tapi apa mau dikata harus aku jalani sepenuh jiwa raga. Kondisi ekonomi keluarga dan sulitnya mencari pekerjaan saat ini menjadi 2 faktor utama mengapa aku kuat dengan kondisi seperti ini setiap hari.
Sebenarnya ini tidak terlalu buruk juga, hanya cobalah untuk makan sebelum pulang karena perut yang lapar akan membuat perjuangan mu tak bisa dinikmati.
"Dari tadi dipanggil, astaga cape banget Kay ngejar kamu di Manggarai. Nengok kek." Seorang lelaki menepuk pundak ku, dengan nafas yang setengah-setengah ia bicara cepat.
"Lah. Pantesan gua berasa ada yang manggil tadi, yah lu tahu lah kondisi stasiun ini kayak apa kalau jam pulang kantor. Takut halusinasi aja gue apalagi magrib gini kan". Melihat teman ku kelelahan sebenarnya membuat aku tertawa, cukup menghibur melihatnya seperti itu. Ah dia cukup menawan saat sedang kelelahan seperti ini.
"Nah kereta Bogor, siap-siap jadi pepes Kay"
Kami menaiki kereta dengan siap dan sigap, seperti sudah ahli dan tak perlu diajari kamu langsung mencari posisi paling pas, setidaknya muat untuk kaki-kaki kecil kami berpijak.
Stasiun tiap stasiun yang mengantarkan aku menuju rumah, pemandangan yang berganti, manusia-manusia lelah dengan urusan dan hidupnya masing-masing. Aku mengeluarkan handphone mencari video-video lucu, untuk membuat perjalanan pulang tidak terlalu melelahkan.
Aku menoleh melihatnya dengan headset dan kemeja tergulung, tanpa sadar membatin dalam hati "kisah yang tak pernah dimulai, masih saja indah"