Miyu adalah gadis yang berusia 16 tahun, dia memutuskan untuk pindah dari negara kelahirannya ke negara asing tempat dimana dia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan sekolahnya.
Sesuai yang dia yang diketahui, selama ini dia bersekolah karena dia memiliki kualitas dalam pelajaran dan olahraga cabang panahan dan berkuda.
Karena itu dia bisa mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di sekolah internasional dan sekarang dia berkesempatan untuk melanjutkan di sekolah menengah atas di Seoul Korea.
Tanpa berpikir dia langsung menerimanya, karena memang dia hanya hidup sendiri di panti asuhan.
Saat memberi tau ibu panti, Miyu sangat bahagia sekali, dan semua biaya termasuk tempat tinggal sudah di tanggung oleh yayasan pihak sekolah disana.
Miyu sudah menanyakan, bahwa disana dia bisa melakukan kerja part time karena memang untuk uang saku dari yayasan tidak memberikannya, jadi itu semua dari pihak yang menerima beasiswa.
"Akhirnya, hari yang kutunggu untuk berangkat sebentar lagi. Ah, rasanya begitu cepat. Dan aku tidak akan menyusahkan ibu panti lagi." gumam Miyu
Suara ketukan terdengar di kamar Miyu.
"Miyu, turun nak. Ayo makan malam bersama dengan adik-adikmu." ucap ibu panti.
"Iyah ibu, bentar lagi Miyu selesai packing. Bentar lagi langsung turun." sahut Miyu.
"Ibu tunggu di bawah ya." kata ibu panti kemudian.
"Iya bu." jawab Miyu kembali.
5 menit kemudian Miyu sudah selesai untuk packing persiapan keberangkatan besok ke Korea. Paspor, visa, tiket semua sudah disiapkannya di dalam tas selempang yang akan di bawanya besok ke bandara. Malam ini adalah makan malam terakhirnya bersama ibu panti dan adik-adik panti yang sangat dia sayangi.
Segera Miyu keluar kamar dan turun untuk makan malam bersama mereka.
Saat makan malam pun, banyak pertanyaan dan ucapan perpisahan beserta pesan dari kakak panti untuknya. Beberapa juga ada yang memberikan selamat atas kerja kerasnya selama ini.
Tak terasa airmata Miyu mengalir, ada rasa bangga, haru, bahagia dan sedih, semua bercampur menjadi satu. Tanpa terduga, Ibu panti memeluknya dengan erat dan mengajaknya ke kamarnya.
Ibu panti memberitahunya bahwa dia akan memberikan sesuatu yang seharusnya menjadi milik Miyu, dan berharap Miyu bisa menemukan keberadaan orang tua kandungannya di Korea.
Kemudian ibu panti memberikan kalung dengan bandul klasik berbentuk love, saat dibuka ada foto keluarga yang terpisah menjadi dua tempat. Seorang wanita menggendong bayi dan seorang pria menggendong gemas anak laki-laki kecil dengan tangan mengepal.
"Ibu, apa ini foto keluargaku?" tanya Miyu.
"Benar Miyu, saat itu ibu berusaha mencari keberadaan orang tuamu. Tapi mohon maaf, Ibu tidak bisa menemukannya." jawab Ibu Panti.
Miyu pun terdiam, seperti tidak percaya tentang apa yang di dengarnya barusan.
"Apa keluargaku membuangku bu?" tanyanya.
"Tidak nak, jika keluargamu membuang kamu, tidak mungkin mereka meninggalkan ini." kata ibu panti lembut.
"Bagaimana bisa ibu meyakininya? Dan kenapa baru memberitahu Miyu sekarang?" tanya Miyu lagi.
"Karena ibu punya firasat, bahw kamu tidak akan kembali ke negara ini. Dan ibu juga bermimpi kepergisnmu kali ini bukan hanya untuk masa depanmu, tapi kamu akan segera bertemu dengan keluargamu." jelas ibu panti.
"Bagaimana mungkin ibu bisa seyakin itu? Sedangkan keluargaku saja tidak mencariku dimanapun selama ini?" cecar Miyu kembali.