Eps .13

Ini adalah bulan terakhir sekolah, semua anak-anak di kelas membahas tentang sekolah yang akan mreka daftar.

Begitu juga dengan Risa meski tidak ada teman ngobrol namun ia mengisi selembar kertas kosong dengan coretan tinta sesuai harapannya yaitu ingin merasakan suasana bersama teman dan memiliki banyak teman di sekolah.

Namun Vera yang melihat Risa sedang menulis di kertas itu membuat Vera penasaran dan mengintip dari belakang Risa yang tidak menyadari kehadiran Vera.

Vera mengambil Kursi milik anak lain dan menaruhnya di sebelah Risa, Risa pun kaget dan bingung pada saat melihat Vera yang duduk tepat di sebelahnya.

"Kamu mau apa Vera?" Tanya Risa kepada Vera.

"Mau bikin kamu nangis emang kenapa?"

"Hmm"

"Risa"

"Iya"

"Setelah aku masuk SMP aku gak mau liat Kamu lagi, karna aku benci sama Kamu dan cukup di sini saja aku liat Kamu"

"Apa yang membuat Kamu benci aku selama 5 tahun?"

"Karna Kamu mencuri dan merusak barbie pemberian terakhir kakek ku sebelum ia meninggal" Jelas Vera kepada Risa.

"Aku gak lakuin itu aku menyimpannya ke dalam laci"

"Cukup Risa!! bukti ada di dalam tas Kamu!"

"Terserah Kamu Ver.. Aku selalu mendoakan yang terbaik buat Kamu, aku gak akan pernah membalas mu, aku selalu berharap semoga Kamu cepat menyadari yang sebenarnya!" Jawab Risa meninggalkan Vera.

"Makasih doanya dan semoga apa yang Kamu harapkan itu cepat terpenuhi meski bukti ada di dalam tas Kamu pencuri"

Risa pergi ke belakang sekolah ia menangis di sana.

"Waktu kecil aku gak tau caranya menjelaskan.. sekarang aku udah bisa menjelaskan namun tetap saja" Ucap Risa yang menangis.

Risa merasa selalu saja salah meski ia tidak pernah melakukan kesalahan, namun selama 5 tahun ia kesepian dan di ganggu tanpa ia melakukan apapun.

Pada saat pelajaran sang guru memberikan PR untuk membuat cerita pendek sesuai imajinasi masing-masing, cerita yang bagus akan di nilai lalu di bacakan oleh sang guru di depan semua anak-anak di kelas.

Di keesokan harinya semua anak-anak mengumpulkan PR dan guru pun menilai semuanya.

Beberapa anak yang ceritanya bagus pun di bacakan oleh sang guru begitu pun cerita milik Vera.

Isi cerita milik Vera adalah tentang rasa rindunya kepada sang kakek yang telah tiada.

Cerita itu pun di beri nilai 98 oleh sang guru, dan semua anak-anak bertepuk tangan untuk Vera karena nilai cerita milik Vera yang tertinggi.

Namun sang guru pun menyadari ternyata masih ada satu kertas terakhir, itu adalah kertas milik Risa.

Semua anak-anak menertawakan kertas itu karena kondisi kertas sangat lusuh dan sedikit susah di baca karena seperti habis terkena terkena air.

Setelah kertas milik Risa mulai di baca semua anak di kelas itu pun terdiam.

"Inilah kisahku.

Waktu aku kecil aku menyukainya dan pada saat duduk sebangku aku sangat bahagia.

Namun semua itu sirna seketika.

Aku tidak mencurinya dan tidak merusaknya namun aku menanggungnya selama 5 tahun.

Aku kesepian aku menangis dan aku kesakitan menahan pedihnya di sekolah selama ini.

Namun aku tidak akan membencinya dan aku akan ucapkan terimakasih sudah pernah bersedia menjadi teman aku walaupun hanya sehari"

"Ri..sa.." Ucap Vera dalam hati.

Sang guru menganggap imajinasi Risa sangatlah tinggi sampai-sampai membuat cerita sebegitu realistic dan cerita itu mendapat nilai 99 tepat di atas nilai milik Vera yaitu 98.

Di rumah Vera memikirkan Risa dan ternyata ia mengambil kertas cerita milik Risa.

Vera merasakan bahwa kertas itu lusuh karena air mata, dan isi cerita itu seakan Risa sedang memberi tahu kepada Vera tentang selama ini yang Risa alami.

"Aku.. aku ini apa? aku jahatt aku kejam!"

Ucap Vera.