"Ririn.. Adiknya Arin" Ucap Kiki.
"Aapaa!! Adiknya kak Arin?" Ucap Vera.
Kiki menyuruh semua untuk ke rumahnya karena akan di obati dan menanyakan soal alasan mereka berkelahi.
Pada saat sudah sampai di rumah dan mengobati luka mereka, Kiki pun menyuruh semua berkumpul.
"duduk semua!! ku telfon Arin dulu" Ucap Kiki.
"Jangan Kak!! ku mohon jangan bilang sama Kak Arin tolong" Ucap Ririn.
"Gak, harus ku kasih tau Arin kalo Adikknya masih bandel" Ucap Kiki.
"Kak jangan kak!! tolong jangan!! lagian aku gak tau kalo Risa ternyata Adiknya kakak.." Ucap Ririn.
"Emang kalo Risa bukan Adikku mau Kamu lukai?" Tanya Kiki.
"Aa aku.. gak tau" Ucap Ririn
"Dasar" Ucap Vera.
"Diem Kamu Vera urusan kita belum selesai ya!!" Ucap Ririn.
"Tirta harusnya sudah kelas 11 tapi demi Ririn Kamu rela gak naik kelas" Ucap Kiki.
"Aa apa!! dia tau.." Ucap Tirta dalam hati.
"Kenapa Tirta?" Tanya Kiki.
"Gk..gpp" Ucap Tirta.
"Sekarang Ririn minta maaf ke semuanya" Suruh Kiki.
"I iya baik" Ucap Ririn.
"Semuanya aku minta maaf ya" Ucap Ririn.
"Awas ya aku gak rela!! akan ku balas semuanya!!" Ucap Ririn dalam hati.
Setelah itu mereka pun di izinkan pulang kecuali Vera yang akan menginap di rumah Risa.
"Vera" Panggil Kiki.
"Iya kak" Jawab Vera.
"Makasih infonya selama ini" Ucap Kiki.
"Sama-sama kak" Ucap Vera.
Di hari esoknya.
"Aku gak sudi kamren minta maaf kepada mereka!! aku punya ide" Ucap Ririn.
"Apa Rin?" Tanya Nancy.
Ririn pun memberitau soal rencana kedepannya kepada Nancy, dan akan mereka jalankan berdua tanpa Tirta.
Pada jam istirahat Ririn dan Nancy pun pergi meninggalkan sekolah lalu menuju ke rumah Risa.
Sesampainya di rumah mereka melihat Kiki yang sedang duduk di atas motor baru untuk Risa.
"Kakak" Panggil Ririn.
"Ririn?" Ucap Kiki.
"Kebetulan aku lagi lewat di jalan depan itu, terus mampir sini gpp kan?" Ucap Ririn.
"Gpp kok" Jawab Kiki.
"Oh iya.. aku udah baikan sama Risa tadi di sekolah juga main bareng sih" Ucap Ririn berbohong.
"Iya betul" Ucap Nancy.
"Syukur deh kalo gitu, aku seneng dengernya" Ucap Kiki.
"Kak, aku numpang istirahat ya, soalnya capek terus panas" Ucap Ririn.
"Kalian masih pake seragam, berarti ini masih di jam istirahat kan?" Ucap Kiki.
"Iya sih kak, ini aku beliin minum juga buat kakak, aku beli di depan sekolah" Ucap Ririn memberikan minuman.
"Makasih ya Rin" Ucap Kiki
Mereka pun ngobrol di dalam rumah, namun pada saat Kiki meminum minuman yang di kasih oleh Ririn ia merasa pusing sampai Kiki tergeletak.
Pada saat itu juga Ririn dan Nancy membawanya ke kamar.
"Rin, apa Kamu yakin?" Tanya Nancy.
"Yakin lah Nan.. udah Kamu nurut aja deh.. bantuin nih" Ucap Ririn.
Setelah mereka membawanya ke dalam kamar, Ririn pun merobek bajunya sendiri dan mengacak-acak rambutnya.
Lalu ia tiduran di sebelah Kiki dan Nancy mengambil beberapa foto menggunakan ponselnya.
Setelah di rasa sudah cukup, Ririn pun memakai jaket untuk menutupi baju sekolah yang ia robek sendiri dan mereka pun pulang ke rumah.
Di rumah ia menangis dan menceritakan kejadian yang ia buat-buat kepada orang tuanya, lalu orang tua Ririn pun melaporkannya kepada pihak yang berwajib.
Beberapa jam kemudian rumah Kiki pun di geledah oleh kepolisian, dan di temukan beberapa pakaian dalam milik Ririn.
Kiki pun di tangkap.
Pada saat itu juga Risa dan Vera yang baru pulang dari sekolah melihat banyak orang di rumahnya.
Risa bertanya-tanya, namun saat melihat kakaknya yang di bawa oleh polisi ia menangis histeris.
Dan Risa menangis lagi.
Risa memohon kepada polisi namun sangat percuma.
Setelah polisi memberitau soal kasus Kiki, Risa semakin menjadi-jadi.
"Kakakku gak melakukan ituu.. tolong jangan bawa kakakku.. tolong.. jangaann baawaaa" Teriak Risa yang menangis.
Vera pun ikut menangis sambil memeluk Risa, bahkan tetangganya ikut menenangkan Risa dan Vera.
"Risaa.. Kakak baik-baik aja.. Risa jangan menangis.. Kakak pasti akan pulang" Ucap Kiki.
"Vera.. Tolong jaga Adikku" Ucap Kiki.
"Kakaakk jangan pergii.. tolong jangan bawaaa kakakkuu.." Teriak Risa.
Risa memandangi kakaknya saat akan di masukkan ke dalam mobil polisi.
"Kakaaakkkk" Teriak Risa.